meniran imunostimulan dalam pengobatan COVID-19

Meniran, Herbal Fitofarmaka Imunostimulan yang Direkomendasikan dalam Pengobatan COVID-19

Menurut Balai Besar Tanaman Obat & Obat Tradisional Kemenkes RI ada beberapa tanaman yang dikenal luas sebagai peningkat daya tahan tubuh, seperti pegagan, bawang putih, temulawak, kunyit, temu manga dan meniran.

Khusus untuk meniran (Phyllanthus niruri L.) secara turun-temurun digunakan untuk pengobatan gangguan ginjal, peluruh air seni, nyeri ginjal, sariawan, malaria, hipertensi, dll. Termasuk efektif sebagai antidiare dan antipiretik (penurun panas).

Terkait COVID-19, radang tenggorokan dan pilek/hidung tersumbat merupakan salah satu gejala awal/ringan infeksi corona. Apt. Indra Permana, selaku Medical Affairs PT Dexa Medica, menjelaskan obat modern asli Indonesia (OMAI) bisa menjadi salah satu pilihan terapi untuk meringankan gejala awal COVID-19.

Ini sesuai rekomendasi Pedoman Tatalaksana COVID-19 di mana obat-obatan suportif, baik tradisional (Jamu) maupun OMAI (OHT & Fitofarmaka) yang teregistrasi di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dapat dipertimbangkan untuk diberikan, namun tetap dengan memperhatikan perkembangan kondisi klinis pasien.

Meniran merupakan salah satu herbal imunostimulan yang direkomendasikan dalam pengobatan COVID-19 untuk meringankan gejala. Beberapa penelitian telah membuktikan efektivitas meniran sebagai imunostimulan (meningkatkan respons imun).

Penelitian Dr. Drs. Suprapto Ma'at, apt, MS, membuktikan, ekstrak meniran mampu meningkatkan kadar sel T helper, salah satu sel pertahanan tubuh. Ekstrak meniran dapat digunakan sebagai terapi adjuvant (penunjang) pengobatan infeksi yang membandel seperti infeksi virus, jamur dan bakteri. Atas studinya ini Drs. Suprapto mendapat penghargaan BJ Habibie Technology Award 2008.

“Ekstrak meniran sudah teruji klinis untuk beberapa kasus, seperti TB (tuberkulosis) paru, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), hepatitis B, herpes zoster, kandidiasis vagina dan infeksi varicella,” ujar Indra, dalam Webinar Kefarmasian, dengan topik Pilihan Terapi OMAI untuk Meringankan Gejala Awal COVID-19, Kamis (12/8/2021).

Ekstrak meniran yang sudah masuk sebagai fitofarmaka adalah Stimuno. Fitofarmaka merupakan obat herbal yang khasiatnya sudah dibuktikan berdasarkan uji farmakologis, uji toksisitas pada hewan dan uji klinis pada manusia. Kandungan bahan baku dalam setiap sediaan sudah terstadarisasi.

Studi yang dilakukan oleh Dr. dr. Zakiudin Munasir, SpA(K), ahli imunologi anak di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, membuktikan pemberian Stimuno (ekstrak meniran) mempercepat penurunan demam pada anak penderita ISPA tanpa dikombinasikan dengan obat antipiretik maupun antibiotik.

Meniran mengandung berbagai zat aktif yang bermanfaat untuk pengobatan, seperti filantin, hipofilantin, niranin, nirtetralin dan fitetralin. Akar dan daun meniran kaya senyawa flavonoid, antara lain quercetin, qeurcetrin, isoquercetrin, astragalin dan rutin.

“Riset pada pasien hepatitis B membuktikan, pemberian ekstrak meniran dapat menekan HBV DNA serum (konsentrasi DNA virus hepatitis B dalam darah),” imbuh Indra. “Cara kerja ekstrak meniran adalah dengan meningkatkan sistem imun spesifik (alamiah) dan sistem imun spesifik.”

Rekomendasi PERALMUNI

Meniran sebagai imunostimulan dan bermanfaat dalam pencegahan gejala infeksi ditegaskan pula oleh Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI).

Fitofarmaka dengan ekstrak meniran telah terbukti secara praklinis dan klinis dalam meningkatkan aktivitas dan fungsi komponens sistem imun, baik imunitas spesifik maupun non spesifik, pada pasien dengan berbagai infeksi patogen baik virus, bakteri maupun jamur.

Dalam pertemuan ahli (expert meeting) PERALMUNI 28 Maret 2021 disebutkan berdasarkan data dari berbagai studi klinis, fitofarmaka meniran dapat diberikan sebagai salah satu modalitas terapi, yaitu sebagai terapi adjuvant (penunjang) pada pasien COVID-19 dengan kasus OTG (orang tanpa gejala) dan kasus bergejala ringan.

“Dosis yang dapat diberikan sebesar 150 mg (3 kali sehari untuk sediaan 50 mg). Pemberian fitofarmaka Phyllanthus niruri sebagai terapi adjuvant juga dapat meningkatkan keberhasilan terapi berbagai penyakit infeksi, dan terbukti secara klinis tidak meningkatkan IL-6 (interleukin-6),” tulis rekomendasi PERALMUNI.  

Interleukin-6 merupakan salah satu mediator utama inflamasi dan respons imun. Peningkatan IL-6 menunjukkan tejadinya infeksi atau peradangan dalam tubuh.

PERALMUNI menjelaskan fitofarmaka dari ekstrak meniran bisa digunakan dalam jangka panjang, yaitu selama 6 bulan, sesuai studi klinis pada pasien infeksi TB dan tidak menunjukkan efek samping yang bermakna. (jie)

__________________________________________________________

Ilustrasi: Food photo created by wirestock - www.freepik.com