Mantel Kulit, Pertahanan Alami yang Sering Terlupakan
mantel_kulit

Mantel Kulit, Pertahanan Alami yang Sering Terlupakan

Sebagai bagian tubuh yang paling luar, kulit melindungi tubuh dari dunia luar. Organ tubuh terbesar ini melindungi kita dari suhu panas/dingin, paparan cahaya, luka dan infeksi, sekaligus mengatur suhu tubuh.

Ciri-ciri kulit sehat: teksturnya halus, lembut, kencang sesuai usia; terhidrasi dengan baik (tidak kering); warna kulit merata; konturnya baik; dan bebas penyakit. Disebutkan oleh dr. Nancy Suwarna, Sp.KK dari Klinik Taman Sari, Jakarta, kulit terdiri dari dua lapisan: lapisan atas epidermis dan lapisan bawah (dermis).

Epidermis utamanya tersusun atas sel-sel datar seperti sisik, sel skuamosa. Di bawahnya terdapat sel-sel bulat yang disebut sel basal. Bagian epidermis paling bawah mengandung melanosit, sel-sel yang memroduksi melanin dan menghasilkan warna kulit kita.

Baca juga: Melawan Tanda-Tanda Penuaan Kulit

Lapisan dermis berisi pembuluh darah dan limfe (getah bening), folikel rambut, dan kelenjar yang memroduksi keringat dan sebum (minyak). “Minyak ini yang membantu mencegah kulit jadi kering,” ujar dr. Nancy. Keringat dan minyak bisa mencapai permukaan kulit melalui saluran yang kita kenal sebagai pori-pori.

Sering dilupakan mengenai mantel kulit. “Di atas epidermis, kita punya pelindung lagi. Bukan lapisan kulit, tapi hanya pelindung (cover), yang disebut mantel kulit,” terang dr. Nancy. Mantel ini diproduksi oleh kelenjar sebum, dan membentuk lapisan film tipis pada permukaan kulit. Sifatnya yang sedikit asam berfungsi sebagai perisai pertahanan terhadap bakteri, virus dan kontaminan berbahaya lain. “Ini menjadikan kulit tidak mudah terinfeksi meski terluka,” imbuhnya.

Baca juga: Merawat Kulit Tropis, Ini Rahasianya

Derajat keasaman (pH) kulit berkisar 4,5 – 6,2; sedangkan darah bersifat basa (pH 7,4). Dengan kombinasi asam-basa demikian, bakteri patogen yang telah beradaptasi dengan pH kulit, akan sulit bertahan di lingkungan tubuh yang basa, seandainya ia masuk melalui luka. Di permukaan kulit juga terdapat bakteri bermanfaat, yang turut mengontrol pertumbuhan bakteri patogen. Semua ini merupakan pertahanan alami kulit.

Menjaga kesehatan kulit juga harus memelihara pertahanan alami ini. Sayangnya, kebisaan sehari-hari bisa merusaknya. Misalnya terlalu sering melakukan eksfoliasi, atau menggunakan sabun yang terlalu basa, banyak busa, dan sabun antiseptik. Eksfoliasi secara mekanik misalnya dengan scrub dan sikat di rumah, disarankan cukup 2 minggu sekali saja. Untuk sabun, sebaiknya hindari yang terlalu banyak busa. Sebagai gantinya, bisa pilih yang mengandung minyak sebagai pembersih, khususnya minyak esensial. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Background photo created by freepik - www.freepik.com