lingkar pinggang tingkatkan risiko demensia, obesitas

Lingkar Pinggang Besar Tingkatkan Risiko Menderita Demensia

Orang dewasa sehat tetapi mempunyai lingkar pinggang yang besar mungkin berisiko lebih tinggi untuk menderita demensia, menurut penelitian terbaru.

Kegemukan dan obesitas telah dipahami bersama sebagai faktor risiko pemicu demensia atau pikun, dan indeks massa tubuh (IMT) kerap kali dipakai untuk mengukur kelebihan lemak dalam tubuh.

Sebuah studi yang dilakukan pada 473.000 orang berusia > 65 tahun dipublikasikan di jurnal medis Obesity edisi November 2019. Para partisipan tersebut adalah mereka yang terlibat dalam skrining kesehatan nasional di Korea Selatan.

Setelah mereka diikuti selama 6,5 tahun, peneliti mendapati bila 13% responden dinyatakan mengalami demensia. Di antara laki-laki dengan IMT normal (tergolong sehat), tingkat demensia naik secara konsisten seiring bertambahnya lingkar pinggang, yakni 35,5 inci (90,17 cm) ke atas.

Para peneliti menyarankan bahwa di antara orang tua, ukuran pinggang lebih baik dipakai sebagai indikator kelebihan lemak daripada IMT. Ini karena orang tua cenderung kehilangan otot dan bertambah gemuk tanpa perubahan berat badan.

Ukuran pinggang yang lebih besar merupakan tanda kelebihan lemak visceral, jenis lemak yang disimpan dalam rongga perut. Lemak perut diketahui bisa melukai otak karena memroduksi hormon dan zat kimia tertentu yang menyebabkan peradangan dan resistensi insulin.

Jumlah lemak visceral yang lebih tinggi juga telah dikaitkan dengan masalah kesehatan lain seperti penyakit jantung dan diabetes.

Menghitung IMT

Walau dalam penelitian tersebut indeks massa tubuh (IMT) bukan sebagai prediktor yang baik, tetapi secara umum IMT bisa dipakai untuk mengetahui kita kelebihan lemak atau tidak.

Indeks massa tubuh adalah metrik standar yang digunakan untuk menentukan siapa saja yang masuk dalam golongan berat badan sehat dan tidak sehat. IMT alias BMI (body mass index) membandingkan berat badan Anda dengan tinggi badan Anda. Dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram, dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.

Misalnya, Anda ingin mencari tahu apakah berat badan Anda normal atau obesitas. Anda memiliki berat badan 80 kilogram dan tinggi 1,75 m (175 centimeter).

Pertama, kalikan tinggi badan dalam kuadrat: 1,75 x 1,75 = 3,06. Selanjutnya, bagi berat badan dengan hasil kuadrat tinggi badan: 80 : 3,06 = 26,1. Terakhir, bandingkan angka BMI Anda (26,1) dengan kategori berat badan yang tercantum di bawah ini:

  • Kurang dari (<) 18,5 = berat badan kurang
  • 18,5 – 22,9 = berat badan normal
  • 23 – 29,9 = berat badan berlebih
  • Sama atau lebih dari (>) 30 = obesitas

Dengan begitu, dari contoh di atas, maka didapati Anda tergolong memiliki berat badan berlebih. (jie)