sumber polusi udara di dalam ruangan
sumber polusi udara di dalam ruangan

Kenali 3 Sumber Polusi Udara dalam Ruangan yang Berbahaya

Mereka yang lebih banyak beraktivitas di dalam rumah atau ruangan kantor tidak serta merta terlindung dari paparan polusi udara. Polusi udara di dalam ruangan bahkan bisa lebih tinggi dibanding luar ruangan.

National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) menyatakan, selain berasal dari limbah asap kendaraan dan industri di luar rumah dan gedung, polusi dapat bersumber dari dalam ruangan. Persentase polutannya bahkan dapat mencapai 60% dan berdampak negatif pada kesehatan.

Environmental Protection Agency (EPA) juga mencatat, polusi udara di dalam ruangan bisa 2-5 kali lebih tinggi dibanding luar ruangan. Antara awal Maret hingga akhir Mei 2020, Airthings – produsen alat pemonitor kualitas udara di Norwegia – menemukan tingkat karbon dioksida dan partikel udara (senyawa organik volantil / VOC) meningkat 15-30% di lebih dari 1000 rumah di berbagai negara Eropa.

WHO mengatakan sekitar 3,8 juta orang meninggal terkait polusi udara di dalam ruangan. Kualitas udara yang buruk berhubungan erat dengan asma, pneumonia, kanker paru, penyakit paru obstruksi kronis dan penyakit kardiovaskular. 

Baca: Polusi Udara Ternyata Picu Serangan jantung dan stroke

WHO bahkan menyebut polusi udara dalam ruangan sebagai risiko kesehatan lingkungan tunggal terbesar di dunia.

Berikut ini tiga sumber polusi udara dalam ruangan yang bisa berbahaya untuk kesehatan:

1. Zat berbahaya dari bahan material bangunan

Tidak banyak yang menyadari bahwa bahan bangunan seperti lem, fiberglass, asbes, material olahan kayu dan komponen gedung lainnya juga jadi sumber polusi udara.

Menurut American Lung Association, gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari bahan material ini dapat dirasakan dari gejala batuk, napas pendek, mual, pusing, hingga kelelahan.

Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah kandungan VOC pada cat yang dipakai dalam ruangan. Jika mengandung VOC tinggi, kandungan komponen bahan kimia organiknya yang dapat menguap dan mencemari udara.

2. Buruknya ventilasi udara

Kontaminasi udara dapat terdeteksi dari saluran udara tempat berkembang biaknya jamur, bakteri, protozoa dan mikroba lainnya.

Kegiatan domestik seperti memasak atau yang berhubungan dengan pembakaran dan pemanasan juga menimbulkan polusi udara. Terlebih jika ventilasi di ruangan terbatas sehingga menghambat pertukaran udara dan masuknya udara segar.

Idealnya, ruangan harus memiliki ventilasi silang dengan dua bukaan per ruangan. Namun jika hanya terdapat satu bukaan, membuka pintu atau jendela di ruangan lain agar sirkulasi udara tetap lancar.

3. Bahan pembersih ruangan

Kenyamanan ruangan sangat bergantung pada kebersihan ruangan. Namun, bahan pembersih juga berisiko mencemari udara karena terbuat dari bahan yang membahayakan pernapasan.

Sebuah penelitian selama 20 tahun yang dilakukan Universitas Bergen di Norwegia terhadap 6.000 orang menemukan fakta menarik terkait bahaya zat kimia di pembersih rumah.

Profesor sekaligus ketua peneliti tim riset tersebut mengemukakan kekhawatirannya akan kerusakan kecil pada saluran pernapasan yang dapat terjadi secara bertahap dan akan berimbas pada penurunan fungsi paru dalam jangka panjang.

Memilih air purifier yang tepat

Menggunakan alat pemurni udara (air purifier) diklaim bisa membantu meminimalkan dampak buruk polusi udara di dalam ruangan.

Saat memilih alat air purifier, penting untuk melihat tingkat CADR (Clean Air Delivery Rate) untuk asap, debu dan serbuk sari. Angka CADR memberi tahu Anda seberapa cepat air purifier menghilangkan 100% polutan tertentu - seperti asap, debu, atau serbuk sari — per meter kubik udara per menit. Semakin tinggi peringkatnya, semakin besar ruang yang dapat dibersihkan oleh alat tersebut.

Pastikan juga air purifier setidaknya menggunakan filter HEPA yang terstandarisasi, selain penyaring-penyaring lainnya. Misalnya Pre-filter yang bisa menyaring partikel besar seperti bulu hewan, pasir dan debu. (jie)