hepatitis b dan hepatitis c bukan kelanjutan hepatitis a

Hepatitis B dan C Sangat Berbahaya, Bukan Kelanjutan dari Hepatitis A

Hepatitis di Indonesia kasusnya termasuk tinggi. Hepatitis A, B, C, ditularkan oleh virus yang berbeda. Pencegahan dan penangananya berbeda.

Hepatitis sempat berjangkit tahun 2011 di Bandung. Di Unpar lebih  70 mahasiswa dari berbagai jurusan terjangkit virus hepatitis A, dalam waktu yang hampir bersamaan. Beruntung, infeksi tergolong ringan sehingga pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.

Hepatitis A tergolong penyakit hepatitis ringan, dibanding hepatitis B dan C. Virus hepatitis A yang menyerang mahasiswa, ditengarai dari warung makan sekitar kampus yang kebersihannya kurang terjaga.

Beda Virus Hepatitis A, B, C

Hepatitis angka kejadiannya lumayan tinggi di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI melansir, 20 juta penduduk Indonesia terinveksi  virus hepatitis  A, B dan C. Hepatitis D dan E, di Indonesia kasusnya hampir tidak ada.

Hepatitis A, B dan C memiliki “jalur” berbeda. Pencegahan dan pengobatannya pun berbeda. Hepatitis A - dan E - pencegahan dan penanggulangan lebih pada menjaga kebersihan makanan, dan proses pembuatan makanan.

Hepatitis B dicegah dengan imunisasi. Hepatitis C di kalangan pengguna narkoba, menurut penelitian, banyak ditularkan melalui jarum suntik yang digunakan bersama-sama. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan tidak saling bertukar jarum suntik.

Hepatitis B, C dan D ditularkan melalui cairan tubuh (hubungan seks dan darah). Menurut konsultan Gastroenterohepatologi RSCM, Dr. dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH, hati/liver merupakan organ tubuh paling besar, dan bagian dari sistem pencernaan. Fungsi utama hati adalah memroses lemak, karbohidrat dan protein, menyimpan vitamin, mineral dan energi (menyimpan kelebihan glukosa dalam bentuk glikogen), mengeluarkan racun dari dalam tubuh dan memerangi infeksi.

Hepatitis A, B, C, bukan tingkatan penyakit. Hepatitis A tidak akan berubah menjadi B dan dari B ke C. “Masing-masing disebabkan oleh virus yang berbeda,” ujarnya. 

Virus hepatitis A (Hepatitis A Virus / HAV) mulai diteliti tahun 1940-an, virusnya baru terlacak tahun 1973. Virus hepatitis B (Hepatitis B Virus / HBV) diteliti tahun 1950-an, dan 1987 baru bentuk virusnya diketahui. Virus hepatitis C  (Hepatitis C Virus / HCV) mulai diteliti tahun 1970-an, setelah ada pasien yang terinveksi virus lain yang bukan virus hepatitis A mau pun B. 

Dari kelima jenis virus hepatitis, virus hepatitis B dan C berdampak buruk bagi kesehatan. “Kedua virus ini baru menimbulkan gejala pada stadium lanjut. Perjalanan penyakit dari kronis (menahun) menjadi sirosis (pengerasan/parut hati), kemudian kanker,” paparya. “Umumnya, pasien  datang ke dokter karena muntah darah. Di cek, virus hepatitis B positif dan hatinya sudah sirosis.”

Kanker hati merupakan penyebab kematian akibat kanker kedua, setelah kanker paru. Penyebab terbanyak kanker hati, berawal dari HBV (virus hepatitis B) dan HCV (virus hepatitis C). 

Hepatitis A ditularkan melalui kotoran/tinja penderita, menyebar melalui makanan atau minuman. Bisa lewat alat-alat makan yang terkontaminasi dan tidak tercuci bersih.  Penularan HBV, HCV  dan HDV melalui kontak dengan darah dan cairan tubuh yang terinfeksi, misalnya lewat transfusi darah, hubungan seksual dan proses kelahiran normal.

Virus hepatitis B yang ditularkan melalui hubungan seksual melalui cairan sperma dan/atau  cairan vagina, 100 kali lebih mudah menginfeksi dibanding HIV. HBV biasanya ditularkan lewat lewat penggunaan jarum suntik yang digunakan bersamaan (narkoba suntik atau tattoo).

Tak perlu was-was mengunjungi pasien hepatitis. Virus hepatitis tidak ditransmisikan lewat kontak langsung. (jie)


Ilustrasi: Technology vector created by brgfx - www.freepik.com