fadli zon terpapar covid-19 setelah 2 kali vaksin

Fadli Zon, “Covid itu Nyata Ada”

Di tengah kebahagiaan akan genap berusia 50 tahun, 1 Juni 2021, petinggi Partai Gerindra Fadli Zon terinfeksi Covid-19. Yang mengejutklan, karena bulan Maret yang lalu ia sudah 2 kali disuntik vaksin, dan tes titer antibodi 250 atau cukup baik. “Covid-19 benar-benar nyata ada," kata Fadli di akun Twitterknya, @fadlizon, Senin 31 Mei 2021. Belum diketahui, bagaimana sosok vokal yang juga menjabat Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini sampai terpapar Covid-19.

Beruntung, “Kondisi saya, Alhamdulillah, baik-baik saja. Kita tidak boleh lengah, harus tetap waspada menjaga kesehatan, menegakkan protokol kesehatan dan meningkatkan sistem imunitas tubuh. Mohon doanya." Kini Fadli Zon tengah menjalani isolasi mandiri di rumah.

Sudah mendapat vaksinasi Covid-19, memang, bukan jaminan untuk bebas dari paparan Covid-19. "Vaksinasi tidak dapat menjamin 100 persen. Tetapi merupakan upaya tambahan untuk melindungi diri, dan mengurangi risiko terpapar infeksi," ujar Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari, beberapa waktu lalu. Maka, meski sudah disuntik vaksin -- satu atau dua kali dosis -- jangan pernah berpikir untuk mengesampingkan protokol kesehatan.

Fadli Zon bukan orang pertama yang terpapar Cov id-19 setelah mendapat vaksinasi. Bupati Sleman Sri Purnomo dinyatakan positif pada 20 Januari yang lalu, atau 6 hari setelah disuntik vaksin. Sebelum dinyatakan positif, Bupati Sri Purnomo dikabarkan mengalami gejala ringan seperti demam dan batuk-batuk ringan. Melihat jarak waktu antara disuntik vaksain dan kemudian dinyatakan terinveksi hanya sekitar 6 hari, kuat dugaan Bupati Sri Purnomo sudah terpapar Covid-19 sebelum divaksin, hanya saja tidak bergejala.

Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi ketika itu menyatakan vaksin yang diberikan kepada Sri Purnomo – dan masyarakat – “Adalah vaksin berjenis inactivated, sehingga vaksin itu tidak akan menyebabkan seseorang terkena Corona.”

Siti Nadia berharap agar masyarakat jangan menganggap diri kebal dari virus, setelah divaksinasi. “Kita harus tetap waspada meski sudah disuntik vaksin. Jangan lengah dan merasa sudah gagah perkasa dana tidak akan terserang virus. Tidak seperti itu," ujarnya. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan hal yang sama. Katanya, “Vaksinasi Covid-19 bukan jaminan untuk dapat menuntaskan pandemi Covid-19 di Indonesia. Vaksinasi hanya salah satu cara untuk mencegah penularan.”

Menurut Wiku, program vaksinasi harus diikuti kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. “Vaksin hanya bentuk intervensi medis untuk memperkuat imunitas tubuh. Mengabaikan protokol kesehatan, membuat upaya menuntaskan pandemi Covid-19 sulit dilakukan," katanya beberapa waktu lalu.

Terpapar Covid setelah disunsik vaksin, juga dialami sejumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Februari yang lalu. “Total ada 22 orang yang terkonfirmasi Covid-19,” papar Kepala Puskesmas Jombang Mulyadi. “Yang 15 orang tenaga kesehatan, 7 siswa yang sedang magang kerja. Dari 15 petugas kesehatan, yang 10 orang sudah divaksin.”

Mereka yang sudah mendapat suntikan vaksin tetapi masih terinfekasi, menurut pakar kesehatan, karena antibodi yang bersangkutan belum terbentuk 100 persen. Seseorang tidak secara otomatis akan memperoleh kekebalan tubuh setelah divaksin. Perlu waktu sampai antibodi seseorang meningkat. Sepertinya, inilah yang terjadi pada Fadi Zon dan pasien lain yang terpapar Covid-19, setelah disuntik vaksin.

Maka, siapa pun, kapan pun, wajib menerapkan protokol kesehatan: pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, jangan berkerumun, menahan diri tidak bepergian. (sur)