obesitas menjadi faktor terbesar kematian karena covid-19

Bila Anda Gemuk, Jangan Sampai Terpapar Covid-19, Bisa Fatal Akibatnya

Mereka yang kegemukan atau memiliki berat badan berlebih, sebaiknya berusaha sekuat tenaga agar jangan sampai terpapar covid-19. Studi terbaru yang dilakukan peneliti dari Johns Hopkins University dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan, obesitas menjadi  faktor pendorong terbesar kematian karena covid-19. Mereka yang harus berhati-hati, terutama bila memiliki indeks massa tubuh di atas 30.

Body mass index atau indeks masa tubuh (IMT) dihitung dengan rumus: berat badan dibagi tinggi badan (dalam meter) kuadrat. Sebagai contoh, seseorang dengan berat badan 85 kilogram dan tinggi badan 1,6 meter, IMT-nya adalah 85:2,56 (1,6 kuadrat) = 33,2 lebih. Agar IMT-nya di bawah 30, berarti yang bersangkutan harus menurunkan berat badan setidaknya menjadi 75 kilogram (IMT-nya 75: 2,56 = 29,29).

Pada orang obesitas yang terpapar covid, menurut Prof. Dr. dr. Nurpudji Taslim, SpGK(K), MPH, Ketum PDGKI (Perhimpunan Dokter Gizi Klinis Indonesia), “Terjadi perubahan gangguan metabolik dan lain-lain, yang menyebabkan disfungsi pernapasan, karena paru-paru tidak bisa berfungsi dengan baik. Adanya komorbid pada obesitas (hipertensi, hiperlipid) membuat risiko semakin naik. “Kemungkinan masuk ICU tinggi sekali (74%). Angka kematian karena gagal napas menyebabkan penggunaan ventilator dan meningkatkan risiko kematian.

Bagi Prof.Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, Ketum PERKENI, orang obesitas sangat mirip  diabetes mellitus 2 (DM2). Pertama, yang bersangkutan memiliki inflamasi dengan diregulasi daya tahan tubuh. Pada mereka, keseimbangan ini terganggu, lebih cenderung ke inflamasi. Saat ada infeksi, inflamasinya meledak yang disebut sebagai “badai sitokin”. “Ini menyebabkan beratnya penyakit dan risiko kematian yang lebih tinggi, dibanding orang yang tidak obes/diabetes.”

Pusat Pengendalian dan Pencegahan AS juga menyatakan, obesitas bisa meningkatkan risiko penyakit kronis yang terkait dengan Covid-19. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Obesity Review, melibatkan sekitar 399.000 pasien yang dirawat di rumah sakit. Dalam penelitian ini periset membuktikan, orang dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi atau tertular covid-19.

Prosentase risiko bisa 113 persen lebih tinggi, dibanding orang dengan berat badan ideal. Orang dengan obesitas yang terinfeksi Covid-19, 74 persen lebih tinggi kemungkinannya masuk ICU, dan 48 persen lebih tinggi berisiko meninggal. Ini terjadi, menurut data Cleveland Clinic, karena orang dengan obesitas rentan tertular Covid-19 dan bila terpapar dapat mengalami komplikasi lebih parah.

Orang dengan obesitas sering memiliki kekebalan bawaan yang lemah. Bisa menyebabkan peradangan kronis, yang membuat tubuh memroduksi sitokin berlebihan. Sitokin merupakan molekul yang berkomunikasi dan mengatur sistem kekebalan. Orang obesitas  yang terpapar covid-19, bisa memicu jumlah sitokin berlebih dalam tubuh ("badai sitokin"), yang dapat menyebabkan kerusakan banyak organ tubuh. Orang obesitas juga sering memiliki penyakit kardiovaskular, disertai berbagai risiko seperti diabetes dan hipertensi. Semua faktor ini bisa mempersulit pasien untuk segera pulih dari covid.

Obesitas juga berisiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah; suatu kondisi yang  dikaitkan dengan COVID-19. Ini terjadi karena infeksi virus corona merusak endotelium atau lapisan sel pembuluh darah, yang bisa meningkatkan risiko kematian.

Berikutnya, obesitas bisa mempengaruhi mekanisme dinding dada dan diafragma,   membuat pasien rentan gangguan pernapasan lain seperti sleep apnea, asma, dan sindrom hipoventilasi obesitas. Bisa semakin parah, jika tubuh terinfeksi virus corona karena virus ini juga mempengaruhi sitem pernapasan.

Pencegahan perlu dilakukan orang obesitas. Selain menjalankan protokol kesehatan, perlu menurunkan berat badan. Kata ahli penyakit dalam dari Cleveland Clinic, Ali Aminian, menurunkan berat badan merupakan cara terbaik untuk menurunkan risiko tertular atau komplikasi akibat Covid-19. “Pasien dengan obesitas lebih sehat, setelah menurunkan 5-10 persen berat badan,” katanya. (sur)

________________________________________________________________

Ilustrasi: Background photo created by jcomp - www.freepik.com