Benarkah Kurkumin Efektif Melawan Alzheimer ? | OTC Digest

Benarkah Kurkumin Efektif Melawan Alzheimer ?

Sebuah penelitian terbaru oleh Gary Small dan rekan-rekan, yang diterbitkan dalam American Journal of Geriatric Psychiatry menunjukkan hal yang sangat menarik.

Ini studi pertama yang menggunakan desain penelitian acak melibatkan sejumlah kecil pasien, 40 orang (berusia 50-90 tahun) dengan keluhan memori ringan. Mereka menerima plasebo atau kurkumin tertentu, dengan nanopartikel yang sangat kecil. Kurkumin adalah zat aktif yang terdapat dalam kunyit.

Mengapa ini penting? Dilansir dari ethicaldigest.com, dalam penelitian terdahulu, kurkumin sulit diserap dalam berbagai suplemen yang dicoba. Sebagai contoh, beberapa tahun yang lalu, John Ringman dan rekan-rekan mempublikasikan hasil penelitian pada sekelompok pasien dengan penyakit Alzheimer.

Baca : Kenapa Alzheimer Muncul

Mereka menemukan, kurkumin tidak efektif untuk menunda atau membantu gejala dengan cara apa pun. Saat melihat sampel darah pasien, mereka menemukan pil kurkumin tidak terserap.

Kurkumin dalam bentuk nanopartikel diserap lebih baik. Ketika penelitian Gary dilakukan, pasien yang secara acak diberi kurkumin meningkat fungsi memori di bulan 18 bulan. Mereka juga memiliki kadar plak amiloid yang sedikit di bagian tertentu dari otak, yang berkorelasi dengan penyakit Alzheimer.

Alzheimer merupakan penyakit degeneratif progresif pada otak yang umumnya menyerang orang tua dan dikaitkan dengan perkembangan plak-plak beta amiloid pada otak.

Aplikasi dalam praktik sehari-hari

Apa artinya? Dari perspektif klinis praktis, ini studi yang menarik. Kurkumin adalah suplemen, yang secara keseluruhan ditoleransi baik.

“Dalam praktek klinis, saya menganjurkan pasien yang ingin mencegah atau telah mengalami penurunan daya ingat ringan untuk menggunakan kurkumin, yang merupakan bentuk aktif kunyit,” kata Dr. Richard Isaacson, Direktur Alzheimer’s Prevention Clinic du Weill Cornell Medicine and NewYork-Presbyterian, New York.

Memasak menggunakan kunyit dapat meningkatkan penyerapan, menyediakan sedikit lemak dalam makanan, dan sebagainya.

“Ketika kurkuma dibuat dalam bentuk pil, saya pikir ini menarik. Kita tidak tahu pasti, berapa dosis yang tepat, atau pasien mana yang akan mendapatkan manfaat. Bukti pendahuluan ini menunjukkan bahwa kurkumin berperan penting, dalam penanganan penyakit Alzheimer,” kata Dr. Richard.

Ada beberapa alasan, mengapa kurkumin bermanfaat. Secara keseluruhan, kurkumin mengurangi peradangan dalam penelitian-penelitian pada berbagai kondisi, dari kanker hingga artritis.

Mungkin, jika peradangan di otak bisa ditekan maka penumpukan plak amiloid tidak terbentuk. Selain itu, kurkuma  juga bekerja sebagai antioksidan.