Bawang Bombai Merah Cegah Osteoporosis dan Menguatkan Tulang | OTC Digest

Bawang Bombai Merah Cegah Osteoporosis dan Menguatkan Tulang

Di dunia tanaman, warna merah menyiratkan kandungan antioksidan yang tinggi /kuat.  Antosianin atau pigmen merah bagi tumbuhan, merupakan tabir surya yang berperan memerangi efek radikal bebas dari sinar matahari.

Bawang bombai adalah umbi yang kaya nutrisi. Dalam setiap siungnya terdapat vitamin C (8%), vitamin B6 (5%), asam folat (4%), potasium (4%) dan kalsium (2%). Kandungan seratnya sebanyak 6% dengan kalori sekitar 64 kal, 15 gram karbohidrat, 0 gram lemak dan kolesterol.

Bawang bombai mengandung bahan organosulfur, ini gabungan dari asam amino dan sulfoxida. Organosulfur berperan untuk mengusir serangga yang berusaha menggigit. Organosulfur ini lahyang memberi efek pedas di mata dan merangsang keluarnya air mata. 

Dalam keluarga bawang-bawangan, ada bawang bombai merah. Penelitian yang dilakukan dr. Victor Gurewich di Harvard Medical School tahun 1980-an menyebutkan, konsumsi bawang bombai merah dengan kandungan organosulfur, dapat meningkatkan HDL (kolesterol baik) 30%. “Mengonsumsi satu siung bawang bombai sudah cukup,” kata Gurewich. 

Memperkuat Tulang

Pencegahan osteoporosis (keropos tulang) dapat dilakukan dengan mengonsumsi kalsium dan vitamin D.  Sebuah penelitian awal di University of Bern di Swiss, menemukan hal yang menarik.  Peneliti memberi makan kucing betina yang ditambahi satu gram bubuk bawang setiap hari selama sebulan. Didapati, kandungan mineral dalam tulang meningkat hingga >17% dan kepadatan tulang meningkat hampir 15%.

Para peneliti melakukan percobaan yang sama pada tikus betina, yang sudah diangkat ovariumnya untuk meniru kondisi menopause. Akibat penurunan estrogen sebagai sebagai efek pengangkatan ovarium, tikus betina mengalami penurunan kepadatan tulang hingga 32%. 

Efek ini dapat dikurangi secara drastis, lewat penambahan bawang bombai ke dalam makanan tikus. Tikus yang paling banyak diberi bawang bombai mengalami penurunan kepadatan tulang 25%, lebih sedikit dibanding tikus tanpa asupan bawang bombai.

Dalam implementasinya pada manusia, para peneliti menyimpulkan bahwa memasukkan bawang bombai dengan jumlah yang tepat dalam diet harian, bisa menjadi cara yang efektif dan murah untuk menurunkan risiko osteoporosis.

Pada tahun 2003-2004, Matheson EM, dkk., meneliti 50 wanita kulit putih non Hispanic berusia >50 tahun. Mereka mengalami kondisi perimenopaus dan postmenopaus. Partisipan dibagi menjadi kelompok yang mengonsumsi  >1 siung bawang bombai sebulan, 2 – 3 kali per minggu, 3-6 kali seminggu dan satu siung bawang bombai/hari.

Hasilnya, setelah melewati pemeriksaan usia, indeks massa tubuh, asupan kalsium harian, serum vitamin D, serum hormon paratiroid, estrogen, frekuensi merokok dan akitvitas fisik, kepadatan tulang meningkat sejalan dengan peningkatan konsumsi bawang bombai.

Individu yang mengonsumsi 1 siung bawang bombai/ hari atau lebih, tulangnya 5% lebih padat dibanding mereka yang hanya makan bawang bombai sebulan sekali atau lebih.

Peneliti menyimpulkan bahwa orang anjut usia (lansia)  yang kerap mengonsumsi bawang bombai, akan menurunkan risiko patah tulang pinggul sampai 20%.  (jie)

Baca juga : Bawang Bombai ‘Obat’ Sakit Jantung