manfaat probiotik untuk menjaga berat badan saat hamil

Bahaya Obesitas dalam kehamilan, Manfaatkan Probiotik Untuk Menekan Nafsu Makan

Selama kehamilan, normal bila berat badan naik antara 10 – 15 kg. Tetapi, berat badan perlu dijaga agar kenaikannya tidak berlebihan. Ibu hamil yang mengalami kelebihan berat badan, bahkan obesitas, berisiko mengalami masalah kesehatan yang serius, baik untuk sang ibu atau bayinya.

Peningkatan berat badan ibu hamil yang direkomendasikan berbeda-beda, tergantung indeks massa tubuh (IMT) sebelum hamil. Pada ibu dengan IMT normal (sekitar 18,5 - 22,9) kenaikan berat badan yang disarankan kurang dari 15 kg.

Untuk wanita dengan IMT >25 (termasuk kelebihan berat badan), anjuran kenaikan berat badan selama hamil hanya 6 - 11 kg. Ini dimaksudkan agar terhindar dari risiko komplikasi kehamilan.

Lucilla Poston dalam jurnal Nature mencatat obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko hampir semua komplikasi kehamilan, seperti hipertensi gestasional, preeklamsia (kondisi hipertensi kehamilan yang lebih serius, bisa menyebabkan gagal ginjal atau lever), diabetes gestasional, kelahiran bayi besar, kelahiran prematur dan insiden cacat bawaan yang lebih tinggi.

Selain itu, beberapa bukti – salah satunya dalam studi Catalano PM, dkk – menunjukkan bahwa anak dari ibu yang obesitas mungkin menderita dari paparan suboptimal di lingkungan rahim dan bahwa kesulitan hidup awal ini dapat meluas hingga ia dewasa.

Diet sehat aman dilakukan

Sebuah penelitan menunjukkan melakukan diet yang terkontrol dan dalam pengawasan aman dilakukan oleh ibu hamil dengan kegemukan/obesitas. Melibatkan 281 bumil (ibu hamil) obes, berusia 18-45 tahun, yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Subyek pada kelompok intervensi mendapat arahan ahli gizi yang menghitung jumlah kalori yang harus dikonsumsi berdasarkan diet DASH (Diet Approach to Stopping Hypertension; diet untuk penderita hipertensi). Partisipan juga diminta untuk melakukan olahraga ringan (jogging) setidaknya 30 menit atau 10.000 langkah per hari.  

Penelitian yang disebut MOMFIT (Maternal Offspring Metabolics: Family Intervention Trial) tersebut dilakukan oleh Prof. Linda Van Horn, dkk, dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, AS. 

Tujuan utama studi ini bukanlah penurunan berat badan. “Penurunan berat badan saat kehamilan tidak disarankan. Namun, lebih bermaksud mengontrol supaya berat badan dengan menerapkan pola makan sehat dan meningkatkan aktivitas fisik, yang tetap bisa dilakukan pascakehamilan,” kata Prof. Van Horn, melansir Sciencedaily.

Hasilnya 68,6% partisipan di kelompok intervensi bisa mengelola berat badan selama kehamilan seperti yang direkomendasikan oleh National Academy of Medicine untuk mereka yang obesitas, yakni penambahan berat badan antara 11-25 pound (± 4,9 – 11,3 kg).

Probiotik membantu mengurangi nafsu makan

Mengontrol berat badan ternyata bisa dilakukan lebih baik dengan mengatur keseimbangan eksosistem mikrobiota usus; antara bakteri jahat dan bakteri baik (probiotik).

Penelitian awal pada tikus gemuk dan tikus normal menunjukkan bila tikus obes cenderung memiliki bakteri di usus yang kurang beragam, daripada tikus yang langsing. Pada manusia, Emmanuelle Le Chatelier, et al, di Jurnal Nature menulis bila orang obes dengan bakteri yang kurang beragam cenderung terus bertambah berat badannya, dibanding non obes dengan bakteri usus yang lebih beragam.

Probiotik tampaknya mempengaruhi nafsu makan dan penggunaan energi melalui produksi asetat, propionat dan butirat, yang merupakan asam lemak rantai pendek.

Probiotik juga membantu melawan obesitas dengan cara melepaskan hormon pengatur nafsu makan glukagon-like peptide-1 (GLP-1) dan peptide YY (PYY) yang membantu membakar kalori dan lemak. Juga dengan meningkatkan kadar protein pengatur lemak (angiopoietin 4). Ini dapat menyebabkan penurunan penyimpanan lemak.

Akihiro Ogawa dan tim meneliti bila probiotik golongan Lactobacillus dapat menghambat penyerapan lemak makanan dan meningkatkan jumlah lemak yang dikeluarkan bersama feses. Dengan kata lain, mereka membuat tubuh "memanen" lebih sedikit kalori dari makanan yang dikonsumsi.

Secara spesifik penelitian Satoru Nagata dari Tokyo Woman’s Medical University menegaskan manfaat minuman susu fermentasi yang mengandung probiotik Lactobacillus casei strain Shirota (LcS) untuk membantu menurunkan berat badan anak obes.

Satoru dan tim membandingkan komposisi bakteri usus dan kadar asam organik pada 12 anak obes (rerata usia 10,8 tahun) dan 22 anak lainnya sebagai kelompok kontrol.

Sebelumnya, pada kelompok obes diberikan terapi diet dan aktivitas fisik selama enam bulan. Kemudian selama enam bulan berikutnya mendapatkan minuman susu fermentasi.

Terjadi penurunan signifikan konsentrasi Bifidobacterium, kelompok Bacteroides fragilis, klaster Atopobium, Lactobacillus gasseri dan asam asetat di feses kelompok obes di awal penelitian. Tetapi setelah enam bulan konsumsi susu fermentasi LcS, terlihat penurunan berat badan yang signifikan, kenaikan kadar HDL (kolesterol baik) dan perubahan komposisi bakteri di feses pada kelompok obes.   

Walau belum ada studi yang secara spesifik mengeksplorasi penggunaan probiotik pada wanita hamil yang obes, tetapi riset LcS pada kasus obes tersebut mampu menggambarkan manfaat bakteri baik dalam managemen penurunan berat badan. (jie)

______________________________________________________

Ilustrasi: <a href='https://www.freepik.com/photos/prenatal'>Prenatal photo created by senivpetro - www.freepik.com</a>