puasa bagi penderita diabetes di masa pandemi covid-19

Bagaimana Menjalankan Ibadah Puasa Bagi Penderita Diabetes di Masa Pandemi COVID-19

Puasa bagi penderita diabetes bisa memiliki risiko hipoglikemi (gula darah rendah), hiperglikemi (gula darah tinggi) akibat makanan/minuman manis, dehidrasi dan ketoasidosis. Di satu sisi penderita diabetes juga termasuk dalam kelompok berisiko mengalami infeksi berat bila terinfeksi COVID-19. Jadi bagaimana tips menjalankan puasa bagi penderita diabetes di masa pandemi ini.

Perubahan waktu makan dapat mempengaruhi glukosa darah, oleh karena itu sangat penting untuk memeriksa kadar gula darah secara teratur. Menurut panduan dari International Diabetes Federation (IDF) pemantauan glukosa darah dan suntikan insulin tidak akan membatalkan puasa.

“Mereka yang berisiko sangat tinggi (walau tidak berpuasa) harus melakukan pemeriksaan glukosa darah 3-4 kali sehari. Sementara mereka dengan risiko rendah sampai sedang dianjurkan periksa glukosa darah 1-2 kali sehari,” tulis guideline IDF.  

Di satu sisi penderita diabetes dianjurkan tidak / segera membatalkan puasa bila :

  1. Glukosa darah < 70 mg/dL (3,9 mmol/L). Lakukan pemeriksaan ulang dalam satu jam ketika glukosa darah berada dalam kisaran 70-90 mg/dL.
  2. Gula darah lebih tingg atau sama dengan 300 mg/ dL (16,6 mmol/L).
  3. Mengalami gejala hipoglikemik, hiperglikemik, dehidrasi atau penyakit akut terjadi.

Olahraga / aktivitas fisik ringan tetap dianjurkan untuk menjaga daya tahan tubuh, yang perannya semakin vital di masa pandemi COVID-19 ini.

Lakukan olahraga ringan hingga sedang. Olahraga intensitas berat tidak dianjurkan selama puasa karena peningkatan risiko hipoglikemi atau dehidrasi. Aktivitas fisik yang terlibat dalam sholat Tarawih, seperti membungkuk, berlutut dan bangkit, bisa dianggap sebagai bagian dari kegiatan olahraga harian.

Puasa saat pandemi

Menurut guideline dari IDF, ada beberapa hal yang perlu dipahami penderita diabetes selama pandemi COVID-19.

  1. Apakah penderita diabetes lebih mungkin terinfeksi COVID-19? Tidak ada cukup bukti yang menunjukkan apakah orang dengan diabetes (diabetasi) lebih gampang terinfeksi COVID-19 dibandingkan orang tanpa diabetes.
  2. Apakah penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengalami infeksi berat akibat COVID-19? Ya. Diabetasi berisiko tinggi mengalami komplikasi serius bila terinfeksi virus SARS-CoV-2.
  3. Bila diabetes terkontrol, risiko mengalami infeksi parah akibat COVID-19 tidak bertambah. Diabetasi menghadapi risiko tinggi mengalami komplikasi serius karena virus corona. Karena kemampuan tubuh diabetasi untuk melawan infeksi umumnya tidak sebaik mereka yang tanpa diabetes. Risiko bertambah besar bila diabetasi juga mengalami kondisi medis lain seperti penyakit jantung, gangguan pembuluh darah jantung lainnya atau gangguan fungsi ginjal.
  4. Kelompok mana yang risikonya bertambah saat puasa, dan tidak disarankan melanjutkan puasa? Kelompok-kelompok berikut dianggap berisiko tinggi / sangat tinggi jika puasa, dan disarankan tidak puasa selama pandemi COVID-19 ini: mereka yang gula darahnya selalu tinggi; belum lama mengalami diabetes ketoasidosis atau gula darah yang sangat tinggi; mereka dengan kondisi medis lain (penyakit jantung, ginjal atau luka kaki diabetes); lansia yang menderita diabetes; mereka yang menderita penyakit akut lain (diare, demam, dll). (jie)

Baca juga : Panduan Puasa Bagi Penderita Diabetes