sulit tidur bisa sebabkan nyeri punggung
sulit tidur sebabkan nyeri punggung bawah

Awas, Sulit Tidur Bisa Sebabkan Nyeri Punggung

Setiap orang hampir pernah mengalami nyeri punggun - minimal sekali dalam hidupnya- demikian pula dengan sulit tidur. Ternyata dalam riset terbaru dijelaskan bila dua gangguan ini berhubungan. 

Dalam 2015 Global Burden of Disease Study dijelaskan nyeri punggung bawah dialami oleh sekitar 7,3% atau 540 juta orang segala usia di seluruh dunia. 

Keluhan ini biasanya disebabkan oleh pekerjaan atau gaya hidup, seperti pekerjaan yang mengharuskan mengangkat beban berat, kurang aktivitas fisik, merokok dan kegemukan/obesitas.

Tetapi beberapa riset melihat hubungan dari buruknya kualitas tidur dengan kejadian nyeri punggung bawah. 

Dalam riset cross-sectional di jurnal PLoS One yang melibatkan lebih dari 9000 partisipan menyimpulkan bila durasi tidur yang pendek / kualitas tidur yang buruk berkaitan dengan nyeri punggung bawah. 

Penelitian lain semakin menegaskan bila sulit tidur bisa sebabkan nyeri punggung. Saad M Alsaadi dari Departement of Physiotherapy, King Fahd Hospital of the University, Arab Saudi, menilai kualitas tidur dan intensitas nyeri 80 pasien nyeri punggung bawah.

Mereka mengamati bila kualitas tidur yang buruk diikuti oleh intensitas nyeri yang lebih tinggi. Selanjutnya, intensitas nyeri yang lebih tinggi di siang hari juga menyebabkan sulit tidur di malam berikutnya. 

Ini menunjukkan hubungan dua arah antara kualitas tidur dan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah. 

Walau kedua riset tersebut menunjukkan keterkaitan, tetapi belum menjelaskan hubungan sebab akibat yang jelas kenapa bisa terjadi. 

Kausalitas sulit tidur bisa sebabkan nyeri punggung

Dalam studi anyar dari Zhejiang University School of Medicine menyelidiki hubungan sebab akibat antara gangguan tidur dan nyeri punggung bawah. 

Dr. Ge Luo dan tim mengumpukan data kesehatan dan genetik dari 336.965 individu. Peneliti memilih individu yang memiliki varian genetik yang terkait dengan gangguan tidur seperti sulit tidur (insomnia), waktu tidur yang pendek dan panjang, serta mengantuk di siang hari.

Kemudian mereka menganalisanya secara statistik menggunakan analisis Mendelian randomization. Peneliti menyimpulkan bila ada hubungan kausal dua arah antara insomnia dengan nyeri punggung. 

Itu berarti sulit tidur bisa sebabkan nyeri punggung bawah, begitu pula sebaliknya. Tetapi mereka juga menemukan bila kecenderungan durasi tidur pendek atau panjang tidak meningkatkan risiko nyeri punggung. 

Akhirnya, peneliti menjelaskan bila kecenderungan genetik untuk mengalami nyeri punggung bawah bisa meningkatkan risiko mengantuk di siang hari, tetapi mereka tidak menemukan hubungan kausal yang terbalik. Riset ini dipublikasikan di jurnal Frontiers in Neuroscience. (jie)