minyak esensial untuk tingkatkan imunitas
minyak esensial untuk tingkatkan imunitas

6 Minyak Esensial Ini Terbukti Tingkatkan Imunitas, Mana yang Lebih baik?

Kita mengetahui bila virus COVID-19 terus bermutasi. Ini menyebabkan kita tetap berisiko terinfeksi walau sudah divaksinasi. Mempertahankan daya tahan tubuh optimal sembari tetap menerapkan protokol kesehatan adalah kunci agar kita tidak terpapar virus corona.

Menjaga daya tahan tubuh pascavaksinasi sangat penting. Prof. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, ahli alergi imunologi menjelaskan gaya hidup dan lingkungan sangat mempengaruhi imunitas. “Kalau lingkungan dan gaya hidupnya buruk, imunitas juga buruk,” ujar Prof. Iris, dalam seminar virtual, Selasa (19/10/2021).

Imunitas yang baik berperan lebih dari sekedar mengurangi risiko terkena penyakit seperti COVID-19 atau penyakit ringan seperti flu, namun juga mendukung proses pemulihan apabila terkena penyakit.

Prof. Iris menambahkan, “Walaupun kondisi pandemi semakin membaik dan banyak masyarakat telah menerima vaksin, namun janganlah lengah dan tetaplah berupaya yang terbaik untuk menjaga kesehatan dengan terus mengoptimalkan daya tahan tubuh kita. Apalagi imunitas berfungsi penting sebagai garda pertama kesehatan fisik kita.”

Suplemen minyak esensial

Imunitas optimal diperoleh melalui istirahat cukup, konsumsi makanan bergizi (perbanyak buah dan sayur), olahraga teratur. “Jangan lupa cuci tangan dan tersenyum. Dan bila tidak yakin dengan konsumsi makanan, kita bisa konsumsi suplemen,” terang Prof. Iris.

Sebuah penelitian menarik menunjukkan minyak esensial ternyata mampu meningkatkan imunitas. Bahkan dipakai sebagai terapi adjuvant (tambahan) pada pasien COVID-19 derajat ringan – sedang.

Studi yang dilakukan di RS Hasan Sadikin, Bandung dan RS Darurat Wisma Atlet, Jakarta, menunjukkan suplementasi minyak esensial mampu mempersingkat masa rawat inap pasien COVID-19 ringan – sedang.

“Jumlah pasien yang terkonfirmasi negatif PCR pada hari ke 7 dan 10 lebih banyak pada kelompok Rhea Health Tone (suplemen minyak esensial), daripada kelompok kontrol,” terang Prof. Dr. Apt. Keri Lestari, M.Si, peneliti utama sekaligus Guru Besar Farmakologi & Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.    

Kombinasi minyak esensial

Dalam studi minyak esensial tersebut, Prof. Keri dan tim tidak hanya meneliti satu jenis minyak esensial, tetapi gabungan dari enam jenis minyak: bunga kacapiring, mur, kemenyan India, adas, wortel liar dan minyak zaitun.

1. Bunga Kacapiring

Tanaman Kacapiring (Gardenia jasminoides), terutama daunnya secara tradisional telah dimanfaatkan sebagai obat panas dalam, diabetes. Sementara bunganya biasa diolah menjadi minyak atau bahan kosmetika.

“Mengandung flavonoid yang adalah antioksidan tinggi dan bisa sebagai antivirus,” terang Prof. Keri.

2. Minyak Mur

Minyak mur – berasal dari getah pohon Commiphora myrrha – dalam studi modern diketahui bersifat antibakteri, antifungi dan efektif sebagai pembunuh beberapa jenis virus.

Penelitian tim University of Belgrade pada tahun 2018 lalu menemukan bahwa membakar kemenyan myrrh (mur) dan frankincense dapat mengurangi bakteri penyebab penyakit di udara hingga 68%.

Riset di Perancis juga mencatat bila minyak esensial ini lebih efektif ketimbang vitamin E melawan radikal bebas (sebagai antioksidan). Studi ini dipublikasikan di jurnal Fitoterapia (2015).

3. Kemenyan India

Kemenyan India (Boswellia serrata) telah dipakai selama berabad-abad dalam pengobatan tradisional untuk penyakit inflamasi kronis.

“Kemenyan India ini bisa mengontrol gangguan metabolik. Caranya dengan mengatasi inflamasi (peradangan) pada penyakit metabolik, seperti resistensi insulin, hipertensi, atau penyakit jantung koroner,” imbuh Prof. Keri.

4. Adas

Tanaman yang punya nama latin Foeniculum vulgare ini memiliki zat alami yang bersifat antidiare, antifungi, anti-inflamasi, mengatasi penyakit gangguan pencernaan. Dan, bersifat antioksidan.

5. Wortel liar

Minyak esensial dari wortel liar (Daucus carota) diketahui bersifat antioksidan, antimikrobial luas dan antiperadangan.

Selain itu secara umum wortel mengadung zat beta karoten yang adalah pelindung organ hati (hepatoprotektif). Riset tahun 2018 oleh tim dari Universitas Sumatra Utara menunjukkan bila ekstrak wortel liar ini mampu mengurangi kerusakan hati (hepatotoksisitas) pada hewan coba yang diberikan monosodium glutamate (MSG).

6. Minyak zaitun

Dari deretan minyak esensial tanaman di atas, minyak zaitun adalah yang paling terkenal. “Minyak ini terbukti bisa menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, dan tinggi zat antiokdan serta bersifat anti-inflamasi,” tukas Prof. Keri.

Dalam kesempaan yang sama dr. Haig Babikian, Managing Director Rhea Pharmaceutical, menjelaskan minyak-minyak esensial telah lama diketahui sebagai untuk anti-inflamasi (antiradang), antioksidan dan antiradikal bebas.  

“Ia punya efek jangka pendek untuk mempercepat pemulihan penyakit-penyakit akut, dan efek jangka panjang dengan melawan radikal bebas dan sebagai antiinflamasi,” tukasnya. “Sekaligus untuk meningkatkan fungsi selular, membuat tidur lebih enak dan tubuh lebih sehat.” (jie)