6 Makanan yang perlu Dihindari untuk Menurunkan Risiko Kanker

6 Makanan yang perlu Dihindari untuk Menurunkan Risiko Kanker

Badan Kesehatan Dunia WHO memprediksi, pada 2030 akan ada 10-11 juta kasus kanker baru per tahun di negara berpenghasilan rendah sedang. Di Indonesia, kenaikan kasus kanker bisa dilihat antara lain melalui Riskesdas. Pada Riskesdas 2013, prevalensi kanker tercatat 1,3/1.000 penduduk, dan pada Riskesdas 2018 naik jadi 1,8/1.000 penduduk. Perlu upaya nyata dari diri sendiri untuk menurunkan risiko kanker.

Kanker terjadi akibat mutasi genetik atau DNA pada sel. Karena satu dan lain hal, sel-sel sehat berubah sifat menjadi abnormal dan bersifat ganas. “Penelitian terakhir memperlihatkan, penyebabnya adalah multifaktor. Sebagian besar karena pola hidup yang salah. Ini harus diatasi,” ungkap dr. Samuel Oetoro, Sp.GK dari MRSCCC Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta.

Bagaimana caranya? “Tidak cukup cuma sehat, tapi juga harus bugar,” ujar dr. Sam dalam webinar peluncuran asuransi kanker “FWD Cancer Protection”, Selasa (8/9/2020). Jalankan pola hidup 5S (5 Sehat): sehat makan, berpikir, aktivitas, istirahat, dan lingkungan. Di samping itu, ada beberapa jenis makanan yang perlu dihindari, karena berpotensi meningkatkan risiko kanker.

Hindari 6 makanan ini untuk menurunkan risiko kanker

Ada beberapa jenis makanan yang telah diketahui meningkatkan risiko terhadap kanker tertentu. Untuk itu sebaiknya dihindari atau setidaknya dikurangi, untuk menurunkan risiko kanker.

1. Gula

Konsumsi gula yang berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak, sehingga membuat tubuh kelebihan berat badan dan memicu. Seperti diketahui, kedua hal ini meningkatkan risiko kanker. Yang dimaksud di sini adalah gula/karbohidrat sederhana. “Karbohidrat sederhana cepat meningkatkan kadar gula darah, ini yang berbahaya,” ujar dr. Sam. Khusus untuk pasien kanker, konsumsi gula sederhana sebaiknya dihindari atau sangat dibatasi karena gula adalah makanan bagi sel kanker.

2. Zat aditif

“Makanan yang banyak mengandung zat-zat aditif seperti pengawet, pewarna, pengenyal, pemanis, dan perisa sebaiknya dihindari karena berpotensi memicu kanker,” tegas dr. Sam. Jadi, sebisa mungkin hindari atau batasi konsumsi junk food, es krim, minuman bersoda, dan berbagai minuman kemasan selain air mineral.

3. Makanan yang digoreng

Pemanasan dalam suhu tinggi akan merusak minyak. Minyak dianggap tidak lagi aman digunakan bila dipanaskan hingga mencapai titik asapnya (smoke point). Minyak yang dipanaskan dalam suhu tinggi, apalagi hingga berkali-kali, akan mengalami sejumlah reaksi kimiawi. Pada akhirnya bisa terbentuk senyawa karsinogenik yang berpotensi menimbulkan kanker. Misalnya heterocyclic amine dan polycyclic aromatic hydrocarbons yang terbentuk saat otot ayam/ikan digoreng dalam suhu tinggi. Adapun tanaman yang digoreng (misalnya kentang goreng) bisa membentuk acrylamide.

Konsumsi acylamide telah dikaitkan dengan risiko kanker endometriosis, kanker ovarium, kanker paru, kanker ginjal, dan kanker esofagus. Adapun penelitian di Fred Hutchinson Cancer Research Center menemukan, laki-laki yang makankentang goreng, ayam goreng, ikan goreng, dan/atau donat sedikitnya 1x dalam seminggu memiliki risiko kanker prostat yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan-makanan tersebut <1x dalam sebulan.

4. Makanan tinggi lemak

Secara umum, makanan berlemak akan memicu obesitas, dan obesitas adalah salah satu pemicu kanker. Khusus perempuan, kegemukan dan konsumsi lemak tidak sehat yang berlebihan akan meningkatkan produksi hormon estrogen, dan hal ini bisa memicu terjadinya kanker payudara.

5. Kacang yang terasa pahit

Pernah makan kacang tapi terasa pahit saat dikunyah? “Jangan diteruskan, jangan ditelan. Buang. Hati-hati, itu mengandung aflatoksin, pemicu kanker,” terang dr. Sam. Aflatoksin dihasilkan oleh kapang dari genus Aspergillus yang umumnya ditemukan pada produk biji-bijian berminyak atau tinggi karbohidrat, misalnya kacang-kacangan (kacang tanah, kacang kedelai) dan biji bunga matahari. Aflatoksin bersifat karsinogenik, dan bisa mematikan.

6. Daging merah

Daging merah terutama yang dimasak dengan suhu tinggi misalnya digoreng dan dibakar akan menghasilkan senyawa nitrit. “Di dalam tubuh, nitrit diubah menjadi nitrosamin, yang bisa memicu kanker kolon,” ujar dr. Sam. Konsumsi daging merah sebaiknya dihindari oleh mereka yang memiliki riwayat kanker kolon dalam keluarga. Secara umum, daging yang digoreng/dibakar akan menghasilkan karbon, yang merupakan karsinogen.

Menurunkan risiko kanker memang perlu usaha, dan “pengorbanan” untuk membatasi makanan/minuman yang menggiurkan. Ingat, enaknya sesaat, risikonya seumur hidup. (nid)

___________________________________________

Ilustrasi: Food photo created by freepik - www.freepik.com