makanan yang buruk untuk kesehatan usus

5 Makanan yang Buruk Untuk Kesehatan Usus Anda

Usus yang tidak sehat berdampak luas pada kesehatan tubuh secara umum. Tidak hanya Anda akan mengalami gangguan pencernaan, tetapi juga mempengaruhi daya tahan tubuh (lebih dari 80% imunitas dibentuk di usus). Pola makan sehari-hari sangat berpengaruh pada kesehatan usus. 

Beberapa makanan tertentu akan menjadi “bahan bakar” usus dan memicu pertumbuhan bakteri baik, sementara makanan lain justru menyebabkan gangguan pencernaan dan menyebabkan ketidakseimbangan bakteri usus (antara bakteri baik dan bakteri patogen). 

Berikut ini beberapa makanan yang sebaiknya Anda hindari/batasi karena buruk untuk kesehatan usus: 

1. Gorengan

“Makanan yang digoreng buruk bagi kesehatan usus di banyak tingkatan,” kata Elena A. Ivanina, DO, MPH, spesialis gastroenterologi dari Columbia University, Amerika Serikat. 

Makanan yang digoreng – terutama deep fried atau direndam dalam minyak panas – adalah penyebab paling umum GERD (gastroesophageal reflux disease), kondisi saat asam lambung naik hingga ke kerongkongan), dr. Ivanina menjelaskan. 

Terlebih lagi, gorengan terutama daging meningkatkan racun di usus dan peradangan sistemik (seluruh tubuh) dengan mempengaruhi mikrobiota usus. 

“Konsumsi gorengan berhubungan dengan keragaman bakteri usus yang lebih rendah, sedangkan makanan seperti sayuran mentah meningkatkan keragaman bakteri usus,” lanjutnya.

Semakin berkurang keragaman bakteri usus dihubungkan dengan berbagai penyakit kronis seperti obesitas dan diabetes tipe 2, menurut riset di jurnal Aging

2. Daging merah

Konsumsi daging merah yang terlalu banyak buruk untuk usus Anda. 

Bonnie Taub-Dix, RDN, nutrisionis dan penulis Read It Before You Eat It – Taking You from Label to Table, mengatakan, penelitian telah menunjukkan bila makan banyak daging merah berkontribusi pada peradangan, terutama di usus besar yang bisa menyebabkan kanker kolon. 

Data menunjukkan makan terlalu banyak daging merah diperkirakan menyebabkan 18% kasus kanker kolon. Secara khusus, daging olahan digolongkan sebagai karsinogen (pemicu kanker) kelas 1 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Daging merah mengandung zat besi yang dipecah di usus untuk membentuk senyawa N-nitroso, yang bisa merusak lapisan usus dan menyebabkan kanker. 

3. Minuman manis/tinggi gula

Terlalu banyak konsumsi makanan/minuman manis buruk untuk usus. 

“Makanan dan minuman tinggi gula berhubungan dengan peradangan, yang akan mengiritasi usus dan membunuh bakteri yang menguntungkan,” ujar Taub-Dix. 

Kerusakan ini bisa terjadi lebih cepat dari yang Anda pikirkan – pola makan sejak anak-anak membentuk kesehatan usus di kemudian hari. 

“Terlalu banyak gula, terutama selama masa tumbuh kembang, menyebabkan dysbiosis atau ketidakseimbangan komposisi bakteri usus (antara bakteri baik dan bakteri patogen),” dr. Ivanina menjelaskan, di mana dysbiosis juga mempengaruhi organ lain seperti otak (mengurangi fungsi mengingat). 

4. Pemanis buatan

Mengganti gula dengan pemanis buatan bisa jadi bukan ide yang baik. “Pemanis buatan, seperti gula alkohol, bisa memicu kembung, nyeri perut dan diare,” tukas Taub-Dix. “Tidak semua orang mengalami reaksi ini, tetapi bila dikonsumsi dalam jumlah banyak, makanan dengan gula alkohol bisa membuat perut tidak nyaman.” 

Terlebih lagi, Riset Dorin Harpaz, dkk, di jurnal Molecules membuktikan pemanis buatan berpotensi mengubah bakteri usus yang bertanggung jawab untuk metabolisme, menyebabkan obesitas dan diabetes. 

5. Makanan olahan

Tidak dapat disangkal bila makanan siap saji atau makanan beku (yang tinggal dipanaskan di microwave) mudah dibuat dalam keadaan ‘darurat’. Tetapi ini buruk untuk kesehatan usus Anda. 

Dr. Ivanina menegaskan, makanan ultra-olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko IBD (radang usus). 

Untuk membantu mengawetkan makanan dan membuatnya terasa enak, makanan olahan mengandung pengawet, pengemulsi, pemanis tambahan, pengental dan bahan perasa yang semuanya bisa berbahaya untuk kesehatan usus. 

“Pengemulsi makanan terbukti meningkatkan peradangan usus besar dengan mengubah mikrobioma dan lapisan usus,” katanya.  

Disarankan membatasi konsumsi makanan olahan. Tetapi sebagai catatan, ada beberapa makanan olahan bergizi, seperti kacang kalengan, ikan kaleng atau sayuran beku. 

Apakah semuanya harus dihindari? 

Taub-Dix menjelaskan tetap ada ‘ruang’ untuk semua makanan di atas. “Tidak satu pun dari makanan di atas perlu dihindari, jika diet Anda seimbang dan terdiri dari berbagai makanan utuh. Ini lebih pada seberapa sering Anda mengonsumsinya yang mungkin menjadi masalah.” 

Konsumsi secukupnya adalah kuncinya. “Risiko berkembang dengan semakin banyaknya seseorang mengonsumsi makanan berbahaya. Makan steak di hari ulang tahun tidak akan menyebabkan kanker, tetapi jika secara teratur, itu tentu berisiko,” dr. Ivanina menegaskan. (jie)