Dukungan Materi dan Moril di Rumah Singgah CISC
rumah singgah cisc pfizer

Dukungan Materi dan Moril di Rumah Singgah CISC

Pagi itu, Rumah Singgah CISC di bilangan Kemanggisan, Jakarta Barat, diramaikan “pasukan ungu”. Mereka adalah karyawan PT Pfizer Indonesia, yang melakukan bersih-bersih di rumah singgah tersebut. “Kegiatan sosial seperti ini sebagai ungkapan rasa syukur akhir tahun, juga dalam rangka ulang tahun Pfizer secara global ke-170,” ujar Bambang Chriswanto, Public Affairs and CommunIcation Director PT Pfizer Indonesia.

CISC (Cancer Information and Support Group) memiliki tiga rumah singgah untuk pasien kanker dan pendampingnya selama menjalani pengobatan. Dua rumah singgah ada di Jl. Anggrek Neli Murni (Kemanggisan) dekat RS Kanker Dharmais, dan satu lagi di daerah Pramuka, dekat RS Cipto Mangunkusumo. Fasilitasnya meliputi tempat tidur untuk pasien dan seorang pendampingnya, kamar mandi, serta dapur yang dipakai bersama.

“Rumah singgah selalu penuh. CISC menyediakan makanan pokok dalam bentuk bahan mentah. Warga sekitar juga banyak yang menyumbang,” tutur Sri Suharti, pengurus CISC. Pasien dan pendamping bisa memasak bersama pasien dan pendamping lain, bisa juga memasak sendiri-sendiri. Ada iuran Rp 10.000/hari bagi yang menempati rumah singgah, sekadar untuk menunjukkan komitmennya. Biaya operasional untuk satu rumah singgah sekitar Rp 50 juta/bulan.

Suasana kamar di Rumah Singgah CISC / Foto: dok. Forum Ngobras

Lama tinggal di rumah singgah tergantung kebutuhan pasien. Ada yang hanya tiga hari, ada pula yang berbulan-bulan, bahkan sampai setahun. “Biasanya sambil menunggu jadwal kemoterapi dan radiasi,” imbuh Sri. Pasien terjauh yang pernah tinggal di Rumah Singgah CISC misalnya dari Aceh, Kalimantan, NTT, hingga Papua.

Pengobatan kanker membutuhkan biaya besar. Meski pengobatan sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, pasien dan keluarganya harus tetap mengeluarkan uang untuk transportasi ke RS, makanan untuk pendamping, popok, dan lain-lain. Bantuan untuk layanan antar jemput dari rumah singgah ke RS, sangat dibutuhkan.

Alangkah baik bila tiap pemerintah daerah/provinsi membuat rumah singgah di Jakarta, mengingat pengobatan kanker utamanya masih berpusat di ibukota. Begitu banyak pasien dari luar daerah yang membutuhkan tempat tinggal, sedangkan jumlah rumah singgah masih sangat terbatas. Rumah singgah akan sangat menolong pasien dan keluarganya, seperti yang telah dilakukan oleh Pemda Bengkulu.

Tidak hanya secara ekonomi, rumah singgah juga mendukung pasien secara moril. “Pasien di sini saling menguatkan. Ada pasien yang waktu datang tidak bisa jalan karena lumpuh. Karena selalu disemangati, sekarang dia sudah bisa jalan seperti biasa,” ujar Karman, salah seorang pengurus Rumah Singgah CISC. Bila ada pasien yang tidak mau makan, penghuni rumah singgah yang lain membujuknya untuk makan, “Pasien jadi merasa tidak sendirian.” Pasien kanker yang ingin tinggal di Rumah Singgah CISC, bisa mengakses website CISC.

Mengobrol selepas bersih-bersih / Foto: dok. Forum Ngobras

Dukungan juga diberikan oleh Pfizer. “Kami berupaya mengedukasi pasien dan caregiver mengenai perawatan pasien kanker, hingga edukasi mengenai pilihan obat-obatan terbaru, yang bisa meningkatkan kualitas hidup pasien,” papar Bambang. Di bidang medis, Pfizer banyak menyelenggarakan kongres ilmiah, serta memberi dana penelitian. RS Kanker Dharmais termasuk salah satu dari 11 institusi kanker dunia yang terpilih untuk mendapat dana penelitian dalam program global mengurangi beban kanker payudara.

Belum lama ini Pfizer mengadakan forum Onkologi se-Asia Pasifik. Salah satu kegiatannya, mengumpulkan komunitas-komunitas pasien kanker di Asia Pasifik dan membangun jaringan. “Tujuannya edukasi. Tidak hanya deteksi dini, tetapi agar masyarakat lebih menyadari untuk menemui dokter saat mengalami gejala yang berkaitan dengan kanker,” ujar Bambang.

Pfizer termasuk perusahaan farmasi yang memberi perhatian pada kanker. Obat-obatan kanker berupa terapi target maupun imunoterapi terus dikembangkan. Salah satu yang terbaru misalnya obat terapi target untuk kanker payudara dengan HER2 negatif. (nid)