Vaksinasi Mengurangi Nyeri Pasca Herpes pada Orang Lanjut Usia | OTC Digest
herpes zoster_lansia_vaksin

Vaksinasi Mengurangi Nyeri Pasca Herpes pada Orang Lanjut Usia

Nyeri pasca herpes (NPH) termasuk salah satu keluhan yang paling mengganggu dari herpes zoster. Nyeri akibat NPH, tergolong nyeri berat; lebih berat daripada nyeri melahirkan. Nyerinya seperti disayat, disertai rasa panas yang terus menerus. Gawatnya lagi, nyeri ini masih berlangsung selama 3 bulan atau lebih (bisa bertahun-tahun) setelah ruam herpes hilang.

Selain itu, bisa muncul gejala penyerta seperti gangguan tidur, perubahan mood (cemas dan depresi), melemahnya kelopak mata dan anggota gerak, turunnya aktivitas sosial dan kualitas hidup pun menurun. Sebanyak 40% pasien masih merasa nyeri, meski sudah mendapat obat antinyeri dengan dosis memadai.

NPH utamanya banyak dikeluhkan oleh orang lanjut uia (lansia). Pada usia >50 tahun, risiko NPH meningkat 27 kali lipat. “Pada usia 60 tahun, angkanya mencapai 50%,” terang Dr. dr. Andradi Suryamiharja, Sp.S(K) dari RS Graha Kedoya, Jakarta. Berdasar data dari 13 RS di Indonesia, dari total NPH 26,5% (593 kasus), sebanyak 42% (250 kasus) terjadi di usia 45-64 tahun. Secara umum, herpes zoster yang dialami oleh kelompok usia senior keluhannya lebih berat, perjalanan penyakit lebih lama, dan komplikasi lebih sering terjadi.

Herpes zoster disebabkan oleh virus penyebab cacar air (Varicella zoster). Sekali kita terkena cacar, virus ini tidak pernah hilang dari dalam tubuh kita. Ia berdiam di ganglion (sumsum saraf tulang belakang), bisa menjadi aktif kembali dan bermanifestasi sebagai herpes zoster. Maka, semua orang yang pernah kena cacar air, memang bisa menderita herpes zoster di kemudian hari.

Tidak bisa diprediksi, kapan penyakit yang dikenal sebagai cacar ular ini menyerang. Namun, mereka yang berusia lanjut terutama +85 tahun memiliki risiko lebih tinggi. Menurut dr. Edy Rizal Wahyudi, Sp.PD-KGer dari FKUI, lansia mengalami immunosenescence, yakni penurunan kekebalan tubuh. Akibatnya, “Varicella mudah untuk kembali aktif (reaktivasi).”

Herpes zoster bisa dicegah dengan vaksinasi. “Vaksin memicu kekebalan tubuh dan meningkatkan imunitas seluler, sehingga virus di ganglion dorsal ditekan sedemikian rupa, agar tidak menjadi aktif,” papar Prof. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD-KAI, FINASIM, FACP, Guru Besar Alergi dan Imunologi FK Universitas Indonesia. Kalau pun muncul herpes zoater, keluhan NPH minimal.

Berdasar hasil studi SPS (Shingles Prevention Study) dan ZEST (ZOSTAVAX Efficacy and Safety), vaksinasi mengurangi 70% kejadian herpes zoster pada kelompok usia 50-59 tahun, dan 59% pada kelompok usia >60 tahun bila dibandingkan plasebo (obat kosong), dan kejadian NPH berkurang 67% pada kelompok usia >60 tahun. Setelah 6 minggu, hasil pemeriksaan antibodi lebih tinggi pada mereka yang mendapat vaksin ketimbang yang mendapat plasebo.

Vaksin herpes zoster direkomendasikan untuk usia >50 tahun, dan yang berusia <50 tahun dengan penyakit kronis. Bermanfaat bagi yang belum pernah kena mau pun yang sudah pernah terkena herpes zoster (diberikan setahun setelah kejadian herpes zoster). (nid)