Ubi, Makanan “Ndeso” Kaya Manfaat | OTC Digest

Ubi, Makanan “Ndeso” Kaya Manfaat

Ubi jalar sering dianggap makanan ndeso dan murahan. Padahal, ubi mengandung banyak nutrisi bermanfaat. Ubi sangat kaya akan karotenoid khususnya beta-karoten, vitamin B2, B6, B7 (biotin), B9 (asam folat), vitamin C dan E. Mengandung mineral potassium (kalium), tembaga, zat besi, kalsium dan lain-lain. Akar yang lezat ini juga sangat tinggi serat, karbohidrat kompleks dan mengandung protein unik.

Vitamin A dan C pada ubi berkhasiat sebagai antioksidan, yang dapat melawan penyakit yang berhubungan dengan inflamasi (peradangan) seperti asma, arthritis rematik dan osteoarthritis (gout), dan lain-lain.

Ubi juga baik bagi para perokok dan perokok pasif; diketahui, asap rokok menyebabkan defisiensi vitamin A, yang bisa menimbulkan masalah pada paru. Protein unik ubi berkhasiat sebagai glutathione, salah satu antioksidan alami tubuh paling baik.

Sementara kaliumnya membantu memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit dalam sel tubuh, menjaga fungsi jantung dan tekanan darah, sehingga bisa mencegah tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke.

Di kala stres – di mana level kalium tubuh menurun – mengonsumsi ubi bisa membantu. Kalium dalam ubi juga membantu menyeimbangkan kembali mineral vital dan menormalkan detak jantung, melancarkan oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan air tubuh. Kalium juga penting untuk meningkatkan energi serta mencegah kram dan luka.

Kandungan seratnya yang tinggi, membantu menyehatkan saluran pencernaan sehingga mengobati sembelit dan mencegah kanker kolon. Sementara vitamin B kompleks sangat penting bagi tubuh, terutama untuk fungsi persarafan termasuk fungsi otak.

 

Sahabat Diabetesi

Ubi bisa menjadi sahabat bagi diabetesi (penderita diabetes), khususnya diabetes melitus tipe 2 di mana terjadi resistensi insulin. Studi pada hewan menunjukkan, ubi membantu menstabilkan kadar gula darah dan menurunkan resistensi insulin.

Ini karena ubi sangat kaya akan karotenoid (pigmen berwarna kuning dan oranye pada tanaman), yang berperan untuk membantu tubuh merespon terhadap insulin, sehingga resistensi insulin berkurang. Ubi mengandung senyawa chlorogenic acid (juga terdapat pada kopi), yang membantu mengurangi resistensi insulin.

Kandungan karbohidrat kompleksnya membuat penyerapan di tubuh berjalan  perlahan, sehingga gula darah tidak naik drastis, dengan nilai GI (glycemic index) dan GL (glycemic load) sedang (GI=61, GL=17). Ubi panggang meningkatkan kadar gula darah 30% lebih sedikit dibandingkan kentang putih panggang. Tingginya serat larut dalam ubi, membantu menurunkan kadar gula darah dan kolesterol.

Olah ubi dengan benar. Jangan digoreng karena segala manfaatnya akan percuma akibat lemak jenuh yang ditimbulkan minyak panas. Cara terbaik yakni dikukus, atau dipanggang. Jika ingin ubi goreng, gunakan minyak zaitun atau minyak biji bunga matahari yang kaya asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fat), yang tidak rusak akibat pemanasan. (nid)