Tips Puasa Bagi Penderita Diabetes | OTC Digest

Tips Puasa Bagi Penderita Diabetes

Melakukan ibadah puasa merupakan kewajiban bagi umat Islam. Bagi penderita diabetes perlu memperhatikan beberapa hal agar tidak terjadi  hipoglikemi.

Penderita diabetes mellitus tergolong kelompok yang rawan untuk berpuasa. Risiko hipoglikemi  alias gula darah terlalu rendah (< 70 mg/dl )meningkat dua kali lipat. Langkah pertama adalah periksa dan konsultasi ke dokter untuk mengevaluasi kondisi gula darah Anda. Minta dokter untuk menghitung kebutuhan kalori dalam sehari sesuai kebutuhan Anda. 

Sebagaimana diketahui, saat berpuasa terjadi perpindahan waktu makan; saat sahur dan buka puasa, juga dari tiga kali makan menjadi hanya dua kali sehari. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, disarankan makan dengan porsi ‘sedikit’ lebih banyak saat berbuka. Sementara di waktu sahur makanlah dengan porsi biasa.

“Menjelang tidur boleh ada snack,” papar dr. EM Yunir, Sp.PD – KEMD, spesialis endokrin dan diabetes dari FKUI-RSCM, Jakarta. “Tujuannya untuk mengonpensasi jumlah kalori yang masuk agar tetap sama dengan saat tidak puasa.”

Kemudian yang perlu diperhatikan adalah perubahan waktu minum obat. Lebih disarankan mengonsumsi obat antidiabetes tunggal golongan sulfonylurea, misalnya glibenclamide, glimepiride atau amaryl. Jika obat jenis ini normalnya diminum pagi hari. Saat puasa dirubah menjadi diminum saat buka puasa.

“Jangan diminum saat sahur. Gula darah akan turun, sementara sepanjang hari tidak ada makanan yang masuk, sehingga berisiko menyebabkan hipoglikemi,” jelas dr. Yunir.

Panduan dari American Diabetes Association (ADA) mengatakan semua orang dengan diabetes tipe satu atau yang membutuhkan insulin sebaiknya tidak berpuasa. Demikian pula wanita hamil yang menderita diabetes sebaiknya tidak puasa sama sekali.

Dr. Yunir menambahkan, sebaiknya penderita diabetes memiliki alat pengukur gula darah. Jika ada tanda-tanda hipoglikemi, seperti keringat dingin, pucat, gemetar, jantung berdebar, kebingungan, bicara tidak jelas segera pastikan dengan alat penguruk tersebut.

“Kalau di check pakai alat, biasanya gulannya sudah di bawah 80 mg/dl. Tapi jika tidak punya alat, anggap saja langsung anggap saja itu kondisi hipoglikemi. Segeralah berbuka dengan minum minuman manis,” papar dr. Yunir.

Pada kondisi hipoglikemi sangat tidak disarankan memaksakan diri berpuasa. Kadar gula darah dapat semakin anjlok dan berisiko menyebabkan koma. (jie)