Sindrom Terowongan Karpal, Nyeri Saraf Yang Mengintai Pekerja Kantoran | OTC Digest

Sindrom Terowongan Karpal, Nyeri Saraf Yang Mengintai Pekerja Kantoran

Pekerja kantoran biasanya menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer. Selain berisiko penyakit akibat kurang gerak, mereka juga memiliki risiko yang sama untuk terserang radang saraf (neuropati) tangan, disebut sindrom terowongan karpal.

Diawali dengan ujung jari tangan kesemutan, semakin lama terasa baal. Saat dipakai untuk mengangkat benda, otot-otot tangan terasa lemah. Ini adalah tanda-tanda radang saraf tangan yang dikenal dengan sindrom terowongan karpal atau carpal tunnel syndrome (CTS), akibat sering berlama-lama mengetik di depan komputer.

Terowongan karpal terletak tepat di bawah telapak tangan. Posisi tangan yang salah saat mengetik, menyebabkan penekanan pada saraf medianus yang terletak dalam terowongan karpal.

Saraf medianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan menstimulasi gerakan kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis. Saat berjalan melalui ‘terowongan’, saraf medianus sering mengalami tekanan dan terjadilah neuropati.

Kejadian sindrom terowongan karpal terbilang tinggi, 50 kasus per 1000 sampel pada populasi umum per tahunnya. Asworthm (2011) mencatat, 3 dari 10.000 pekerja kehilangan waktu kerjanya akibat menderita sindroma terowongan karpal.

Carpal tunnel syndrome juga mengancam mereka yang gemar melukis, menulis, memeras baju, mengendarai motor, menjahit tiap hari. Tak lain karena aktivitas ini melibatkan gerakan menekuk pergelangan tangan secara terus menerus. Risiko meningkat di usia > 45 tahun, dan yang memiliki rheumatoid arthritis (RA).

Dr. Manfaluthy Hakim, SpS(K), konsultan neurologis dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM menjelaskan, saraf ibarat juluran kabel. Jika terjadi penekanan di salah satu bagian tubuh, yang pertama kali terkena efeknya adalah ujung saraf.

Saraf yang terjepit, secara mekanis dapat dijelaskan sebagai berikut: penekanan yang terus-menerus menyebabkan darah dalam saraf yang mengandung sisa metabolisme sulit keluar. Bersamaan dengan itu, darah dari luar yang mengandung O2 susah masuk, sehingga saraf mengalami hipoksia (kurang O2).

Pada serabut saraf yang mengalami hipoksia, akan terjadi kerusakan lapisan endotel sel – membran pembungkus/pelindung sel – dan terjadi inflamasi. Selanjutnya terjadi pelepasan zat-zat yang dapat mengiritasi, lalu timbul gejala neuropati.

Saraf kejepit bisa berlangsung sementara dalam posisi tertentu. Posisi berubah, saraf bisa bebas lagi. Jika berlangsung terus-menerus, saraf akan cedera. Jari tangan terasa baal/kebas, berarti saraf mulai rusak. Hal ini dapat menyebabkan otot-otot jari tangan mengecil, dan mengurangi kemampuan memegang.

“Penderita baru menyadari mengalami kelemahan otot, misalnya saat memegang gelas untuk minum,” papar dr. Luthy.

Untuk derajat ringan sampai sedang dapat pengobatan dilakukan dengan fisioterapi serta minum obat neurotropik (vitamin B). Perlu nutrisi seimbang agar asupan vitamin B tercukupi. Jika sudah pada derajat berat opsinya adalah operasi.

Posisi yang baik saat mengetik atau menggunakan mouse adalah, tangan diletakkan di mouse pad yang memiliki bantalan. Posisi tangan jangan terlalu tinggi. Jangan lebih tinggi dari kepalan tangan yang sebelah. (jie)