Sembelit, Perut Kembung Cukup Minum Probiotik | OTC Digest

Sembelit, Perut Kembung Cukup Minum Probiotik

Mohd Fiqri Izwan ramai diperbincangkan media di Malaysia. Bocah asal Trengganu, Malaysia, itu lahir tanpa anus. Satu tahun pertama kehidupannya, ia menjalani 4x operasi; termasuk kolonostomi (pemasangan kantung di perut untuk menampung feses/tinja). Usia 1 tahun, kondisinya membaik namun penderitaannya belum berakhir. Ia  mengalami kembung dan sembelit serius, sehingga fesesnya harus dipompa oleh sang ayah, Mohd Emran Awang. Tubuhnya bertambah kurus, tapi perutnya membesar.

Kondisinya kian memburuk setelah tanpa sengaja, ia menelan sekrup di usia hampir dua tahun. Operasi untuk mengambil sekrup tidak bisa dilakukan karena ususnya belum cukup ‘matang’. Kondisinya terus memburuk. Diduga, terjadi sumbatan di usus, membuatnya  memuntahkan feses dan semua yang dimakan. Ia dirawat di RS Umum Kota Bharu dan diberi obat pencahar, tapi hasilnya nihil. Tiap kali fesesnya harus disedot, ia menjerit-jerit kesakitan.

Prihatin dengan keadaannya, seorang perawat menyarankan ibu Fiqri, Faridah, untuk mencoba memberikan minuman probiotik Yakult. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah cukup, akan memberi manfaat. Farida memberikan lima botol Yakult Ace dan, ajaib, kembung pada perut Fiqri berkurang. Yang mengejutkan, semua feses yang menyumbat ususnya bisa keluar sendiri tanpa harus dipompa.

Pihak RS menyarankan orangtua Fiqri terus memberikan Yakult, untuk mengatasi masalah sembelit. Pada 2011, saat cerita tentangnya banyak diulas media Malaysia, Fiqri sudah berusia 4 tahun dan telah mengonsumsi probiotik Yakult Ace selama 2,5 tahun, 3 botol/hari.

Orangtuanya beryukur karena Fiqri sekarang bisa hidup normal, bisa bermain seperti anak lain. Sebagai tanda syukur dan empati pada derita Fiqri, pihak Yakult Malaysia menyumbangkan 200 botol/bulan beserta lemari es untuk penyimpanannya.

Cerita lain dilaporkan di Inggris tahun 2009. Seorang anak laki-laki, Riley Anderson, lahir dengan sindrom perut kembung. Dokter menyadari kondisinya 12 jam setelah Riley lahir dan membawanya ke unit khusus bayi. Makanan diberikan melalui selang, lalu ia dipindahkan ke RS khusus anak. Tak ada yang bisa menemukan penyebab kondisi Riley. Ketika dibolehkan pulang, perutnya masih kembung seperti balon, hampir sebesar tubuhnya sendiri.

Selama berbulan-bulan ia masih kembung dan sakit. Bila buang air besar (BAB), ia menjerit-jerit kesakitan. Anna Anderson, sang ibu, mencoba mengganti susu untuk Riley, tapi tidak berhasil. Akhirnya ia melakukan riset. Ia mencari tahu tentang antibiotik yang diberikan dokter. Ditemukan bahwa antibiotik membunuh bakteri alami tubuh.  Anna memutuskan untuk mengembalikan bakteri baik ke tubuh putranya, dengan memberikan  minuman probiotik. Dalam beberapa hari, kondisi Riley membaik. Saat itu usianya 10 bulan, bebas kembung dan ia belum pernah terlihat begitu bahagia.

Beberapa minggu kemudian, Riley memiliki masalah pada telinga. Dokter kembali memberi antibiotik, dan perut Riley kembung lagi. Setelah diberi Yakult, ia berangsur pulih. Anna menduga, Riley memiliki ketidakseimbangan bakteri di perut, sehingga tidak bisa mencerna makanan. Probiotik membantu memperbaiki hal tersebut.

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by freepik - www.freepik.com