Sejarah “Susu” Kental Manis, Dulu Sumber Nutrisi yang Penting | OTC Digest
sejarah_susu_kental_manis

Sejarah “Susu” Kental Manis, Dulu Sumber Nutrisi yang Penting

Si kental manis SKM (“susu” kental manis) kini ditegaskan bukan merupakan minuman pelengkap gizi. Namun di masa lampau, SKM merupakan salah satu sumber makanan yang penting.

SKM bermula dari keprihatinan Gail Borden Junior, seorang juru pengukur tanah, penerbit surat kabar, dan penemu, terhadap kontaminasi susu. Dalam perjalanannya dari London kembali ke Amerika Serikat (AS) dengan kapal laut pada 1851, sapi di kapal tersebut terinfeksi hingga akhirnya mati. Tragisnya, beberapa anak yang meminum susu sapi tersebut juga meninggal dunia.

Pada masa itu, susu segar merupakan komoditas berharga di Eropa. Namun di sisi lain, susu kerap menyebabkan penyakit akibat keracunan makanan, karena menyimpan susu dalam suhu dingin belum jamak dikenal. Pun teknik pengawetan susu. Susu segar hanya bisa disimpan sebentar, dan hanya tersedia di sekitar tempat di mana terdapat sapi. Belum lagi kasus susu palsu, yang dibuat dengan kapur dan air.

Baca juga: SKM Mengandung Susu, tapi Tidak untuk Melengkapi Gizi

Bertekad memerangi  hal tersebut, Borden lantas mempelajari teknik mengawetkan susu. Ia terinspirasi dari panci vakum untuk mengentalkan jus buah. Ia akhirnya berhasil mengurangi kandungan cairan susu tanpa membuatnya hangus atau menggumpal.

Sempat menemui kegagalan dengan dua pabrik, pada 1856 akhirnya ia membuka pabrik ketiganya di New York, yang berhasil mengawetkan susu hingga tahan lama, tanpa perlu disimpan di lemari es. Ia juga menemukan bahwa penambahan gula ke susu memperpanjang waktu penyimpanan, dan menerima paten untuk SKM. Penambahan gula mengurangi aktivitas air, membuat susu demikian kental, sehingga bakteri sulit tumbuh.

SKM yang diproduksi Borden, “Eagle Brand”, menjadi komoditi makanan yang penting, terutama selama Perang Sipil di AS. Militer membutuhkan susu yang bergizi, mudah dibawa, tahan lama, dan aman. Dengan kandungan 1.300 kkal, 28 gr protein dan lemak, serta 200 gr karbohidrat dalam sekaleng SKM 300 ml, Eagle Brand pun menjadi andalan sebagai bahan makanan prajurit.

Baca juga: "Susu" Kental Manis Bukan untuk Diminum

Seusai perang, populasitas Eagle Brand melonjak di kalangan rumah tangga di berbagai kota di AS. SKM ini ditengarai secara signifikan menurunkan angka kematian bayi di AS, dan berkontribusi besar dalam penyediaan gizi bayi dan anak. Kanada dan Eropa mulai ikut memproduksi SKM.

Seiring berjalannya waktu, teknik pengawetan susu kian berkembang. Kini, kita memiliki banyak pilihan susu bernutrisi tinggi tanpa kandungan gula. Begitu mudah kita temukan susu UHT, susu pasteurisasi, hingga susu bubuk. Susu-susu ini yang direkomendasikan sebagai pelengkap/penambah gizi. SKM hanya untuk membuat dessert atau sebagai topping makanan/minuman, karena kandungan gulanya demikian tinggi, tak sebanding dengan kandungan nutrisinya.

Dulu, SKM menjadi andalan dalam pemenuhan nutrisi karena makanan yang aman masih relatif terbatas. Konsumsi gula sehari-hari pun belum setinggi sekarang, sehingga mengonsumsi SKM sebagai susu tidak banyak menimbulkan masalah kegemukan. Sekarang dengan banyaknya pilihan makanan, posisi SKM sudah bergeser.

Namun tak perlu sampai memusuhi SKM. Sebagai bahan pembuat dessert, SKM sangat bisa diandalkan. SKM memiliki profil kimiawi dan sifat yang sangat berbeda dengan susu segar. SKM tidak akan menggumpal bila terkena asam, sehingga menjadi kunci utama dalam pembuatan pai jeruk nipis (key lime pie) yang sangat populer di Amerika. Gula dalam SKM tidak akan menggumpal dan mengeras, membuatnya sangat memudahkan untuk membuat permen seperti fudge. (nid)

_________________________________

Ilustrasi: eak_kkk / Pixabay.com