Saraf Kejepit Banyak Penyebabnya, Terapi dengan Spine Core Brace sampai Perubahan Pola Hidup | OTC Digest

Saraf Kejepit Banyak Penyebabnya, Terapi dengan Spine Core Brace sampai Perubahan Pola Hidup

Tentang “saraf kejepit” atau gangguan muskuloskeletal, ada studi oleh Risa Esa Nanda Putra dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, tahun 2012 di RSUP Dr. Kariadi. Didapati 54 pasien diabetes dengan gangguan muskuloskeletal, 22 (40,74 %) pria dan 32 (59,26%) wanita. Gangguan muskuloskeletal terbanyak osteoartris sendi lutut 36 (66,7%).

Defisiensi insulin menghambat transfer glukosa ke sel dalam jaringan tubuh, menyebabkan sel ‘kelaparan’ dan terjadi peningkatan glukosa dalam darah. Hal ini menimbulkan hambatan dalam sirkulasi darah ke jaringan otot, yang membuat otot kurang mendapat suplai oksigen dan nutrisi. Ini membuat sel kekurangan bahan untuk metabolisme, sehingga energi yang dihasilkan berkurang dan berdampak pada timbulnya kelemahan. Bila hal ini berlanjut, dapat menyebabkan atrofi (penyusutan) otot.

Merokok ditengarai dapat meningkatkan prevalensi (angka kejadian) gangguan muskuloskeletal pada penderita DM. Itu karena kekurangan oksigen pada pembuluh darah, terjadi dua kali lebih banyak. Merokok meningkatkan kejadian resistensi insulin, sehingga kadar insulin menjadi lebih tinggi.

“Pada penderita hiperkolesterolemia, kolesterol dapat menyebabkan sumbatan pada aliran pembuluh darah kecil, termasuk ke otot. Padahal otot butuh nutrisi untuk bekerja optimal,” papar dr. Arif.  

Sedangkan pada penderita hipertensi, terjadi kerusakan dinding pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran nutrisi otot. Dan untuk obesitas, dr. Tsiros M, Buckley J, dkk., melakukan penelitian pada 107 anak obes dan 132 anak dengan berat badan normal, rentang usia 10-13 tahun (132 laki-laki dan 107 perempuan). Disimpulkan, pada anak obes terjadi peningkatan nyeri muskuloskleletal secara keseluruhan dan tungkai bawah.  Sekitar 60% anak obes mengalami nyeri pada tungkai bawah. Penelitian ini dimuat dalam Clinical Journal of  Pain, November 2013.

 

Keseimbangan otot terganggu

Gangguan muskuloskeletal yang berlangsung lama, bisa menyebabkan gangguan keseimbangan otot. Menurut dr. Ferius, orang yang tulang belakangnya tidak lurus masalahnya banyak: sakit di sana-sini. Mereka yang memiliki kelainan lutut, juga dapat menyebabkan postur tubuh secara keseluruhan tidak proporsional. Ada beberapa bagian otot yang tertarik, kaku dan berbeda antara kanan dan kiri.

“Banyak yang datang dengan keluhan nyeri pinggang. Setelah dicek, ternyata ada kekakuan otot di sana. Diukur lebih jauh, ternyata ada skoliosis (tulang punggung bengkok), dan ketika dicek otot kakinya ternyata sudah tidak balance,” jelas dr. Ferius.”Kedua kakinya juga tidak sama panjang.” 

Untuk mengatasinya, dokter yang juga adalah editor di Indonesian Journal of Physical Medicine and Rahabilitation ini menjelaskan, “Tidak cukup dengan memberi suntikan pereda sakit. Perlu dilakukan pemeriksaan dengan xray, MRI atau USG pinggang, disertai latihan fisioterapi.“

Bila perlu, pasien bisa menggunakan korset atau spine core brace (penyangga tulang punggung) untuk skoliosis. Atau sol sepatu tambahan untuk yang panjang kakinya berbeda.

Terapi termasuk memperbaiki pola hidup, seperti olahraga untuk peregangan dan penguatan otot, posisi duduk atau berdiri yang benar, posisi tubuh dari tidur ke berdiri, dan sebagainya. (jie)


Ilustrasi: www.freepik.com-Designed by Kjpargeter / Freepik