Rumus ‘10’ Menyantap Buah | OTC Digest

Rumus ‘10’ Menyantap Buah

Indonesia dianugerahi dengan aneka jenis buah-buahan lokal dan khas. Sayangnya konsumsi buah masyarakat kita sangat rendah. Padahal buah-buahan bisa menjaga tubuh dari bermacam penyakit.

Penyakit tidak menular (diabetes, kanker atau jantung) saat ini adalah penyumbang kematian terbanyak di dunia. Yang mengejutkan 2,7 kematian / tahun disebabkan oleh hal ‘sepele’ : kurang makan serat (buah dan sayur).  Bahkan termasuk 10 besar penyebab kematian di dunia.

Tubuh manusia umumnya kurang mendapat antioksidan – terkandung dalam fitokimia : pigmen dalam buah dan sayur – yang berperan menetralisir radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah tertentu perlu untuk membunuh kuman dan sel tumor. Namun, saat terlalu banyak, justru merusak sel tubuh.

“Kolesterol melekat di pembuluh darah karena pembuluh darah telah dirusak oleh radikal bebas,” ujar dr. Samuel Oetoro, Sp.GK. Penyakit akibat penuaan (degeneratif), seperti jantung dan pembuluh darah, dipicu oleh banyaknya radikal bebas dari luar (polusi, makanan, dll), atau dari dalam tubuh (sisa metabolisme). 

Indonesia kaya buah-buahan, ironinya 6 dari 10 orang kurang makan buah. Jumlahnya hanya 40,06 kg/kapita/tahun. Angka ini dibawa Filipina (67 kg/kapita/tahun) dan Thailand (92 kg/kapita/tahun). Rekomendasi FAO adalah 65,76 kg/kapita/tahun.

Idealnya, “konsumsi 10 porsi buah setiap hari. Kombinasi 10 macam, 10 warna, karena tidak ada 1 buah pun yang mengandung vitamin lengkap,” tambah dr. Samuel. Angka ‘10’ itu untuk mendapatkan manfaat antioksidan untuk meningkatkan kesehatan, bukan sekedar memenuhi standar AKG (angka kecukupan gizi).

Sebagai contoh, AKG vitamin C adalah 60 mg/hari. Agar mendapat manfaat antioksidan perlu 250 mg. Jika lingkungan penuh racun, misalnya polusi, rokok dan alkohol, butuh lebih banyak lagi : ± 500mg.

Caranya di tahap awal, penuhi 3 porsi / hari. “Terus tambahkan pelan-pelan,” tegas dr. Samuel. Jika bosan dengan buah utuh, bisa diblender atau jus. Sebelum makan (baik yang diet) dan saat sarapan, baik menyantap buah utuh. Seratnya akan mengenyangkan dan membuat gula terserap perlahan, sehingga tidak mudah lapar.

Sebaliknya saat tubuh lelah, minumlah jus (sari buah). Karena tanpa serat, fruktosa (gula buah) cepat diserap dan menaikkan gula darah, tanpa memicu insulin berlebihan. Buah lokal tak kalah dari import. Justur lebih baik karena tidak melalui proses penyimpanan yang panjang. Tak kalah penting, terapkan pola makan seimbang dan olahraga. (nid-jie)