Myeloma, Kanker Darah yang Mirip Osteoporosis | OTC Digest

Myeloma, Kanker Darah yang Mirip Osteoporosis

Keropos tulang pada orang tua selalu dihubungkan dengan osteoporosis. Tahukah Anda, bahwa myeloma memiliki gejala yang mirip, sehingga kerap salah diagnosis.

Myeloma merupakan salah satu jenis kanker darah yang  ditandai dengan pertumbuhan tak terkendali sel plasma di dalam darah. Sel plasma bertugas membentuk imunoglobulin (Ig), zat yang bekerja untuk melawan infeksi virus.

Tubuh memiliki 5 jenis imunoglobulin : Ig G, Ig M, Ig A, Ig D dan Ig E. “Penderita myeloma kadar Ig G lebih dominan sehingga justru membuat daya tahan tubuh turun, gampang kena infeksi dan berujung pada kematian jika tidak diobati,” papar dr. Toman L. Toruoan, Sp.PD-KHOM, dari RS. Pondok Indah – Pondok Indah.

Kanker ini jarang ditemui. Menyerang mereka berusia 65 tahun ke atas; lebih banyak pada laki-laki dibanding perempuan. Data di Amerika Serikat insiden per tahun adalah sebesar 6,7 laki-laki dan 4,1 perempuan per 100.000 penduduk.

Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, tapi diduga dipengaruhi kerapnya terpapar radiasi, misalnya pada radiolog / radioterapis. Kontak berulang (lama) dengan zat kimia seperti benzena, pestisida atau pupuk kimia. Faktor genetik atau riwayat kanker dalam keluarga juga berperan.

Sayangnya, gejala myeloma tidak khas, mirip dengan penyakit lain; gangguan ginjal, osteoporosis atau nyeri pinggang. Selain itu tanda-tanda lainnya berupa pucat, lekas lelah, tidak selera makan dan demam yang hilang timbul.

Harus dilakukan tes darah untuk melihat ada-tidaknya 4 tanda CRAB (hypercalemia, renal impairment, anemia dan bone involvement). Hypercalemia adalah kondisi saat kalsium darah lebih dari normal (9,5 – 10,4 mg/dL). Ini terjadi karena adanya tulang yang keropos. “Lewat foto rontgent tampak tulang seperti berlubang-lubang, itu sebenarnya adalah tulang keropos. Bisa terdapat di seluruh bagian tubuh dari tengkorak, sampai tulang panjang di kaki/tangan,” papar dr. Toman, April 2017.

Renal impairment atau gangguan / penurunan fungsi ginjal akibat penumpukan Ig G di ginjal. Ditunjukkan lewat naiknya nilai kreatinin (produk sisa metabolisme ginjal) > 1,5 mg/dL. Kenaikan bisa rendah (sehingga tidak signifikan) atau tinggi sampai membuat penderita harus cuci darah (hemodialisis).    

Anemia merupakan penurunan hemoglobin (Hb) akibat gangguan pembentukan sel darah merah di sumsum tulang belakang. Penderita juga mengalami bone involvement ditunjukkan lewat nyeri tulang karena tulang yang menipis dan keropos.

“Bedanya dengan osteoporosis, kejadian myeloma lebih banyak pada laki-laki dan dapat terjadi di hampir seluruh tubuh manusia,” tegas dr. Toman.

Untuk memastikan diagnostik perlu pemeriksaan tambahan, seperti pemeriksaan bone survey untuk menentukan lokasi tulang yang keropos dan pemeriksaan genetik.

“Untuk berjaga-jaga, sebaiknya mulai rutin periksa darah setahun sekali saat memasuki usia 50 tahun, dan 2 tahun sekali jika ada riwayat kanker dalam keluarga,” pungkas dr. Toman.  Saat ini sudah banyak obat jenis baru yang efektif membunuh sel myeloma. (jie)