Mengenal Hipnoterapi | OTC Digest

Mengenal Hipnoterapi

“Penyakit datangnya dari pikiran”. Ungkapan ini masuk akal, karena otak ialah organ vital yang mengatur seluruh kerja tubuh. Ketika pikiran “bermasalah“,secara langsung atau tidak bisa memicu masalah pada organ lain. Fobia dan stres membuat orang susah BAB, hipertensi, hiperglikemik, bahkan serangan jantung.

Metode hipnoterapi dikenal sebagai pengobatan holistik (keseluruhan). Tidak hanya mengobati di tempat yang bermasalah tetapi juga merubah cara pandang tentang suatu penyakit. Saat tubuh menerima kondisi sakit, secara “ajaib“ kerja enzim menjadi lebih baik dan meningkatkan sistem imun.

The British Medical Association telah mengakui hipnoterapi sebagai metode ilmiah sejak tahun 1955. Diterapkan terutama untuk memodifikasi perilaku, isi perasaan, sikap, kecemasan, sakit yang berhubungan dengan stres atau manajemen rasa sakit.

Dalam hubungannya dengan penyakit, pemanfaatan hipnoterapi telah diuji oleh peneliti dari University Hospital of South Manchester di Inggris. Riset dilakukan terhadap lebih dari 200 pasien penderita nyeri perut / IBS (irritable bowel syndrome). Hasilnya, hampir 3/4 pasien menyatakan sembuh setelah mendapatkan bimbingan hipnoterapi dan melakukan autohipnoterapi selama 12 minggu.

 

Subconscious

Hipnoterapi bekerja pada level bawah sadar (subconscious) manusia. Pada kondisi ini individu terbuka pada sugesti positif yang dapat menetralkan pandangan salah tentang suatu hal. Sugesti ini diberikan berulang hingga rekaman “salah” bawah sadar menghilang dan digantikan oleh pemahaman positif.

Menurut Profesor John Gruzelier, psikolog di Caring Cross Medical School, London, hipnosis bekerja dengan memprovokasi otak kiri untuk non aktif, dan memberikan kesempatan otak kanan mengontrol otak secara keseluruhan. Tujuannya untuk membuat otak fokus pada suatu hal.

Beberapa ilmuwan lain mengatakan bahwa hipnoterapi menstimulasi otak untuk melepaskan neurotransmiter, hormon ensefalin dan endorfin yang berfungsi untuk meningkatkan mood; merubah penerimaan individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya.

Sementara itu menurut Suramto, terapis holistik modern dari EFT (Emotional Freedom Techniques) Center Bekasi, penyakit fisik muncul karena kondisi psikis yang tidak baik.

“Kita bisa berkomunikasi dengan organ kita. Membayangkan dari yang semula sakit dan diberi warna kusam, kemudian berubah menjadi cerah maka itu berangsur sembuh. Intinya kita pasrah dan menerima keadaan, apa adanya. Ketika kita menerima sesuatu yang positif tentang diri kita, itulah obat,“ papar Suramto.

Ini mirip dengan efek placebo dalam dunia medis. Yakni tubuh menerjemahkan sesuai pikiran kita. Hal serupa juga terjadi pada peningkatan sistem imun tubuh. Ketika percaya kondisi badan sehat, daya tahan tubuh juga meningkat dan badan menjadi tidak mudah sakit. (jie)