Mengenal Glioblastoma, Kanker Otak Yang Diidap Agung Hercules | OTC Digest

Mengenal Glioblastoma, Kanker Otak Yang Diidap Agung Hercules

Lama tidak terdengar beritanya, komedian dan penyanyi dangdut Agung Hercules dikabarkan menderita glioblastoma, atau kanker otak stadium IV. Kenali tanda-tanda kanker otak glioblastoma.

Badan berotot penyanyi yang identik dengan goyang barbel tersebut tampak susut. Rambut Agung Hercules juga tidak lagi gondrong yang selama ini menjadi ciri khasnya. Dalam foto-foto yang beredar di dunia maya tampak Agung Hercules dijenguk oleh teman-temannya sesama artis.

Gioblastoma (GBM) yang diidap oleh pelantun tembang ‘Astuti’ ini merupakan kanker ganas stadium IV. Senator ternama AS dari Partai Republik, John McCain, meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker otak ini.

 Sel-sel tumor ganas glioblastoma bersifat infiltratif dan menyerang daerah otak terdekat. Mereka juga terkadang menyebar ke sisi yang berlawanan dari otak melalui serat koneksi (corpus callosum).

Dikutip dari laman American Brain Tumor Association, tumor otak ini biasanya timbul secara de novo, yang artinya mereka mulai sebagai tumor stadium IV. Tumor de novo cederung lebih agresif. Secara umum tumor ini cenderung tumbuh lebih lambat pada awalnya, tetapi bisa semakin agresif.

Tumor glioblastoma umunya ditemukan di bagian cerebral hemisphere (area atas otak), walau bisa tumbuh di areal lain seperti frontal lobe.

Glioblastoma ditemukan sekitar 15% dari total kejadian tumor otak. Diketahui lebih banyak menyerang pria dibanding wanita. Dan 10% kasus glioblastoma disebabkan oleh mutasi gen IDH (isocitrate dehydrogenase).

Kanker otak jenis ini biasa menyerang mereka yang berusia > 64 tahun. Sementara pada usia yang lebih muda biasanya disebabkan oleh mutasi gen IDH. Jarang terjadi pada anak-anak.  

Gejala

Penderita kanker otak glioblastoma merasakan gejala dengan cepat karena efek pembesaran massa tumor, atau dari cairan yang mengelilingi tumor, yang menyebabkan pembengkakan otak lebih lanjut.

Gejala umum pada diagnosis terkait dengan peningkatan tekanan di otak seperti mual, muntah, dan sakit kepala parah yang biasanya lebih buruk di pagi hari.

Pasien juga dapat mengalami gejala neurologis yang tergantung pada lokasi tumor. Misalnya, kelemahan atau perubahan sensorik wajah, lengan atau kaki, kesulitan keseimbangan dan masalah neurokognitif / memori. Gejala umum lainnya termasuk kejang.  

Faktor risiko

Terdapat kemungkinan kecil glioblastoma diwarisi sebagai bagian dari sindrom lain, seperti sindrom Turcot, sindrom Li-Fraumeni dan penyakit Neurofibromatosis tipe 1.

Sebagian besar glioblastoma terjadi secara acak, tanpa faktor genetik yang diwariskan. Satu-satunya faktor risiko yang dikonfirmasi adalah radiasi pengion ke daerah kepala dan leher. Studi faktor lingkungan dan genetik yang berkontribusi terhadap glioblastoma sejauh ini tidak meyakinkan atau negatif.

Harapan hidup

Dengan perawatan standar, rata-rata harapan hidup penderita glioblastoma sekitar 11-15 bulan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bertambahnya harapan hidup, seperti terdiagnosa pada usia muda (< 50 tahun), atau sebagian besar tumor mampu diangkat dengan operasi.

Pada penderita kanker otak glioblastoma dengan mutasi gen IDH, harapan hidupnya lebih baik, sekitar 27-31 bulan, dibandingkan IDH wildtype glioblastoma (rerata kelangsungan hidup antara 11-13 bulan).

Terapi

Kanker otak ini tergolong sulit diobati. Beberapa sel mungkin merespons baik pada terapi tertentu, sementara sel yang lain mungkin tidak terpengaruh sama sekali. Karenanya terapi glioblastoma dapat menggabungkan beberapa teknik.

Langkah pertama adalah dengan prosedur bedah untuk mengurangi tekanan pada otak, dan untuk menghilangkan tumor sebanyak mungkin dengan aman. Tumor ini memiliki tentakel seperti jari yang menyusup ke otak, membuatnya sulit untuk dihilangkan sepenuhnya.

Kemudian, radiasi dan kemoterapi digunakan untuk memperlambat pertumbuhan sisa tumor setelah operasi atau tumor yang tidak dapat dihilangkan dengan operasi. Perawatan tambahan seperti inhibitor angiogenesis digunakan untuk tumor yang berulang atau yang tidak responsif sebagai agen lini kedua.

Tumor Treating Fields (TTFields) mungkin juga ditawarkan terutama untuk tumor yang berulang pada orang dewasa. (jie)