Mengatasi Batuk Berdahak di Musim Pancaroba | OTC Digest
batuk_berdahak_pancaroba

Mengatasi Batuk Berdahak di Musim Pancaroba

Musim pancaroba, batuk pilek mudah sekali menyerang. “Data dari Nielsen menunjukkan, 1 dari 3 orang menderita batuk selama tiga bulan terakhir,” ujar Mega Valentia, Brand Manager Consumer Healthcare Sanofi Indonesia. Saat batuk menyerang, segala hal jadi terasa ribet. “Biasanya orang lain tidak mau mendekat, takut ketularan. Padahal misalnya kita harus meeting dengan klien. Tentu akan menghambat ruang gerak kita. Interaksi dengan anggota keluarga pun jadi terhambat,” tuturnya.

Hal lain yang paling menyiksa, ketika dada terasa sakit dan berat; seperti ada cairan pekat yang memenuhi rongga dada tapi tak bisa keluar. Bisa jadi, ini adalah gejala awal batuk berdahak.

Secara umum, batuk dikategorikan menjadi batuk berdahak dan batuk tidak berdahak. “Batuk berdahak itu seperti ada yang mau dikeluarkan, tapi tidak bisa,” ujar Sanofi Medical Expert dr. Riana Nirmala Wijaya, dalam bincang-bincang bertajuk “Jangan Batuk Berdahak Jauhkan yang Dekat” di Jakarta, Sabtu (23/02/2019).

(Diskusi “Jangan Batuk Berdahak Jauhkan yang Dekat”. Foto: dok. Sanofi)

 

Batuk berdahak bisa disebabkan oleh infeksi, atau karena reaksi alergi. Apapun penyebabnya, dahak kental dan yang sulit dikeluarkan sebaiknya tidak dianggap sepele. “Kalau dahak tidak bisa dikeluarkan, bisa masuk ke paru-paru dan menyebabkan peradangan,” ujar dr. Riana.

Secara alami, mukosa (selaput lendir) saluran napas memproduksi dahak atau mukus. Fungsinya, untuk menangkap debu dan kotoran yang melewati saluran napas sehingga tidak masuk ke paru-paru. kita tidak menyadari keberadaan dahak ini karena tubuh memiliki mekanisme untuk menghilangkan dahak yang sudah ‘kotor’ karena menangkap kotoran.

“Ketika terjadi infeksi, produksi dahak bertambah banyak dan bertambah kental, sehingga sulit dikeluarkan,” terang dr. Riana. Muncullah batuk, sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan dahak tersebut. Namun karena begitu kental, dahak sulit dikeluarkan. Untuk itulah kita mengenal obat batuk untuk batuk berdahak.

Ia melanjutkan, batuk berdahak; segeralah cari pengobatan. Kita tidak tahu apakah daya tahan tubuh kita cukup kuat untuk segera menyembuhkan diri. Begitu imunitas drop, batuk bisa semakin parah, napas makin sesak, bahkan paru-paru bisa meradang.

Obat batuk berdahak mengandung pengencer dahak, sehingga lebih mudah dikeluarkan. Misalnya kandungan zat bromhexine, yang terkandung dalam Bisolvon. “Bromhexine memiliki tiga aksi. Yakni mengencerkan, melepaskan, dan mengeluarkan dahak,” ucap Mega.

Secara lebih detil, bromhexine membantu mekanisme tubuh untuk membersihkan dahak dari saluran napas. Zat ini bersifat sekretolitik, yang membuat dahak menjadi lebih encer.

Batuk berdahak bisa menjauhkan kedekatan kita dengan orang sekitar. Padahal, kita tetap harus terhubung dengan sekitar kita, baik dalam keluarga maupun di tempat kerja. “Sama sekali tidak ada waktu untuk batuk. Bila sudah ada indikasi batuk berdahak, segera obati,” pungkas Mega. (nid)

_________________________________

Ilustrasi: Water photo created by freepik - www.freepik.com