Mencegah Penularan Rabies

Mencegah Penularan Rabies

Bukan hanya anjing. Kucing dan kera berpotensi mengidap rabies dan menularkan kepada manusia melalui gigitan. Bila digigit hewan liar atau peliharaan, segera cuci luka dengan sabun atau detergen dengan air mengalir selama 10-15 menit, lalu beri alkohol 70% atau betadine, dan segera ke RABIES CENTER. Hindari tindakan invasif seperti menyikat luka. Golden period cuci luka adalah 9 jam.

Orang yang digigit binatang perlu vaksinasi anti rabies (VAR) atau kombinasi VAR dengan serum anti rabies (SAR). Hewan yang menggigit sebaiknya ditangkap untuk diamati. “Kalau hewan itu tidak mati, vaksin cukup 3 dosis, tidak perlu 4 dosis,” ujar drh. Misriyah M. Epid, kini Kepala Sub Direktorat Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Jangan Takut Terinfeksi Tokso dari Kucing

Pada hari pertama, vaksin diberikan 2 dosis, di lengan kiri dan kanan. Satu dosis lagi disuntikkan di hari ketujuh.  Bila hewan yang menggigit mati atau tidak berhasil ditangkap, vaksin diberikan sekali lagi pada hari ke-21.

Bagaimana mengenali hewan rabies? “Ciri utamanya satu: takut air. Kalau kita curiga, siram hewan itu dengan air. Kalau ketakutan, kemungkinan besar dia rabies,” tutur drh. Misriyah.

Gejala lain tergantung jenisnya, rabies ganas atau tenang. Pada rabies ganas, hewan menjadi ganas dan agresif. Ekornya melengkung ke bawah di antara dua kaki belakang, tidak menuruti perintah pemilik. Pada rabies tenang, hewan suka bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, tidak bisa menelan. Rabies ganas atau tenang, binatangnya mengeluarkan banyak air liur.

Baca juga: Mencegah Infeksi Cacing

Penderita rabies bisa kejang, koma, lalu meninggal. Rabies bisa ditularkan semua hewan berdarah panas, seperti anjing, kucing dan kera. Hewan pelihataan perlu diberi vaksin rabies. Di Indonesia, >90% kasus rabies ditularkan oleh anjing. Virus rabies masuk ke tubuh melalui luka gigitan hewan/manusia penderita rabies, atau melalui luka yang terkena air liur hewan/manusia penderita rabies.

Di Jakarta, RABIES CENTER ada di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat dan RS Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara. Bila tidak ada RABIES CENTER , bawa pasien ke RS. (nid)