Masalah Serius di Balik Sakit Maag | OTC Digest

Masalah Serius di Balik Sakit Maag

Beberapa waktu lalu dr.Ryan Thamrin host acara Dr.Oz Indonesia  meninggal dunia, banyak pihak mengatakan almarhum meninggal gara-gara sakit maag. Benarkah maag dapat menyebabkan seseorang kehilangan nyawa?

Kejadian sakit maag (gastritis) di kota besar, khususnya penduduk Jakarta  tergolong tinggi, mencapai 58,1 %. Penelitian ini dilakukan pada 1645 responden penduduk Jakarta yang berasal dari 5 wilayah kota Jakarta.

Ditengah masayarakat juga beredar istilah maag akut atau kronis. Sejatinya ini menunjukkan waktu terjadinya keluhan sakit maag tersebut. Disebut kronis jika sakit maag berlangsung lama (> 2 minggu), dan maag akut jika keluhan timbul baru beberapa hari.

“Memang bisa saja seseorang yang sudah mempunyai sakit maag kronis dalam perjalanan penyakitnya mengalami sakit maag akut,” papar dr. Ari Fahrial Syam, PhD, FACP., Ketua Indonesian Society of Digestive Endoscopy.

Sakit maag merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering membawa seseorang untuk datang kedokter mencari pertolongan medis. Ada beberapa tanda alarm yang membuat keluhan maag tersebut perlu dievaluasi lebih lanjut.

Tanda bahaya yang harus diperhatikan antara lain buang air besar yang hitam, muntah-muntah apalagi dengan muntah darah, berat badan turun tanpa sebab yang jelas, dan adanya lemas disertai pucat.

“Selain itu jika seseorang pertama kali merasakan keluhan nyeri ulu hati saat sudah berusia > 45 tahun, maka sakit maag yang dialami saat ini patut dicurigai karena adanya masalah serius di saluran cernanya,” tambah dr. Ari.

Perlu melakukan endoskopi (meneropong) saluran cerna untuk mengetahui secara pasti penyebab munculnya tanda bahaya di atas. Lewat endoskopi akan terlihat misalnya, luka pada kerongkongan, tukak (luka) lambung dan atau usus dua belas jari. Selain itu adanya polip atau tumor ganas (angka prevalensinya <1%).

Gangguan pencernaan dengan disertai penurunan berat badan merupakan gangguan kesehatan serius, apalagi jika disertai keringat dan demam pada malam hari. Hal ini bisa disebabkan infeksi kronis atau tumor kelenjar getah bening.

Riwayat obat-obatan terutama obat obat rematik atau obat-obatan untuk menghilangkan rasa nyeri, terutama nyeri sendi bisa menyebabkan nyeri lambung. Selain itu, pemakaian rutin obat sakit kepala dan pengencer darah (asam asetil salisilat) juga bisa membuat masalah di lambung.

Penyebab lain sakit maag adalah bakteri Helicobacter pylori. Kuman ini merupakan satu-satunya bakteri yang dapat hidup di lambung. Kelainan yang timbulkannya cukup bervariasi dari tanpa keluhan, muncul bercak merah di dinding lambung, tukak lambung atau usus dua belas jari. Bahkan bisa menyebabkan tumor kelenjar bening di lambung atau kanker lambung.

“Hasil riset yang kami lakukan mendapati, bahwa 1 dari 5 penderita maag di Indonesia ternyata mengandung H. pylori di lambungnya. Dan kejadian kuman H. pylori lebih tinggi pada suku Batak, Bugis dan Papua dibanding pada kelompok suku lain,” tambah dr. Ari.

Jadi, sakit maag dengan disertai tanda alarm harus dievaluasi secara serius. Semakin dini penyakit diketahui semakin cepat dapat diobati. Gangguan pada lambung belum tentu disebabkan oleh masalah di lambung. Jadi yang terpenting jangan jadi dokter untuk diri kita sendiri. (jie)