Lupus Eritematosus Kulit Relatif Ringan, tapi Tetap Harus Waspada
lupus_kulit

Lupus Eritematosus Kulit Relatif Ringan, tapi Tetap Harus Waspada

Lupus eritematosus kulit atau LE kutan relatif ringan dibandingkan LE sistemik atau SLE (systemic lupus erythematosus). Namun bukan berarti bisa disepelekan, karena bisa saja ada gangguan juga pada sistemik.

Sering kali penyandang SLE awalnya mengalami keluhan kulit dulu. Misalnya rambut rontok, kulit sensitif terhadap cahaya, atau kelainan kulit yang lain. “Dokter akan mengeksplorasi, kelainan apa lagi yang terlibat. Apakah misalnya ada nyeri sendi, dan lain-lain,” ucap Dr. dr. Windy Keumala Budianti, Sp.KK, dari FKUI/RSCM, Jakarta. Nyeri sendi sendiri banyak penyebabnya. Harus digali apakah nyeri sendi yang dikeluhkan pasien berhubungan dengan LE.

 

Akut, subakut, kronik

Secara umum, lupus eritematosus kulit dibagi menjadi dua, spesifik dan non spesifik. Pada LE kutan spesifik, gambaran biopsi menunjukkan sel-sel yang khas LE, misalnya banyak sel radang dan endapan kompleks imun. Adapun yang non spesifik, keluhan pada kulit tidak spesifik ke LE, misalnya rambut rontok dan sariawan.

LE kutan spesifik dibagi lagi menjadi tiga. Yaknu tipe akut atau ACLE (acute cutaneous LE erythematosus), sub akut atau SCLE (sub acute cutaneous LE erythematosus), dan kronik atau CCLE (chronic cutaneous LE erythematosus). Biasanya, istilah akut dan kronik menggambarkan berapa lama penyakit berlangsung. “Tapi tidak demikian pada LE. Di LE, istilah akut dan kronis menggambarkan banyaknya peradangan yang terjadi. Pada LE kutan akut, justru kemungkinan kelainan sistemiknya lebih besar,” terang Dr. dr. Windy.

Tanda yang paling khas dari ACLE yakni butterfly rash (malar rash), lesi kemerahan berbentuk seperti kupu-kupu di kedua pipi. “Kalau ada kemerahan di pipi sampai melewati batas hidung, kita curigai sebagai malar rash,” ujar Dr. dr. Windy. Lesi juga bisa muncul di bagian tubuh lain seperti lengan. Biasanya muncul pada bagian tulang (misalnya tulang pipi hingga tulang hidung) karena bagian ini lebih menonjol, sehingga lebih banyak terpapar sinar ultraviolet (UV).

Baca juga: Tiara Safitri, Jinakkan Lupus dengan Naik Gunung

Lesi pada SCLE bulat-bulat, merah, dan tampilannya seperti alergi obat. Umumnya muncul pada kulit yang terpapar UV. Adapun CCLE paling banyak berupa diskoid. Bentuk lesi seperti koin, berwarna merah hingga kecoklatan, dan ada tanda khas seperti bersisik.

LE kutan dan SLE bisa saling berarsiran. CLE bisa merupakan manifestasi dari gejala SLE, bisa pula berdiri sendiri tanpa adanya penyakit sistemik. “Mungkin saja penyandang LE sebenarnya mengalami LE sistemik, tapi lesi kulitnya muncul duluan,” ujar Dr. dr. Windy. Meski bisa pula sebaliknya; SLE sudah bekembang tapi tidak muncul gejala apapun di kulit.

LE kutan yang hanya muncul di kulit (lokal) yakni tipe diskoid. “Namun 5-10% pasien diskoid ternyata sistemik. Jadi tidak selalu reaksi inflamasinya di kulit saja, melainkan bisa ke sistemik juga,” lanjutnya.

 

LE kutan dan kehamilan

Mengobati dan merawat LE kulit memang relatif lebih mudah, tapi bukan berarti bisa dianggap enteng. Terlebih, LE berkaitan erat dengan hormon estrogen, yang berarti banyak dialami oleh perempuan usia reproduktif. Tetap harus waspada saat hamil. Apalagi, kehamilan kerap memicu kekambuhan LE.

“Pada LE diskoid biasanya memang tidak berpengaruh. Namun bila jenisnya yang akut, kadang bayinya juga bisa kena LE saat lahir nanti, disebut neonatus LE,” terang Dr. dr. Windy. Pengobatan LE selama masa kehamilan harus lebih ketat lagi. “Yang kita khawatirkan bukan hanya LE, tapi juga obat-obatannya. Banyak obat yang bisa menimbulkan kecacatan pada janin. Ini harus dipikirkan,” tandasnya.

Ada obat yang aman bagi ibu hamil, tapi penggunaannya tetap harus didiskusikan dengan dokter kandungan. Penyandang pun harus kontrol rutin ke dokter kandungan lebih sering dibandingkan ibu hamil tanpa LE. “Jangan sampai kita kecolongan; kasihan ibu dan bayinya,” pungkas Dr. dr. Windy. (nid)

Baca juga: Tiga Keluhan Khas Lupus, dan Pemeriksaan untuk Memperkuat Diagnosis

____________________________________________

Ilustrasi: Background photo created by freepik - www.freepik.com