LI-ESWT, Terapi dengan Gelombang Kejut untuk Mengatasi Disfungsi Ereksi
LI-ESWT_disfungsi_ereksi

LI-ESWT, Terapi dengan Gelombang Kejut untuk Mengatasi Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi (DE) adalah masalah besar bagi laki-laki. Disebut DE jika penis tidak mampu memperoleh/mempertahankan ereksi yang cukup untuk senggama dalam 3 bulan secara terus menerus, bukan hilang timbul. DE bisa dipicu oleh kelainan organik (gangguan fisik), bisa pula oleh faktor psikologis.

Ada banyak pilihan terapi untuk DE. Salah satu yang terbaru yakni menggunakan gelombang kejut berfrekuensi rendah atau Low-Intensity Extracorporeal Shockwave Therapy (LI-ESWT). ESWT sendiri bukan barang baru; terapi ini telah digunakan sejak 1980-an untuk memecah batu ginjal. “Pada pengobatan DE, prosesnya adalah pembentukan pembuluh darah baru. Yang disasar adalah seluruh organ penis; tidak terfokus seperti pada penembakan batu ginjal,” ujar Dr. dr. Nur Rasyid, Sp.U.

Baca juga: Vakum dan Gelombang Kejut untuk Disfungsi Ereksi

Pada LI-ESWT, gelombang kejut dengan kekuatan kecil menyebabkan shear stress (seperti luka guntingan). “Shear stress akan menyebabkan respon di dalam atau di luar sel, yang menstimulus timbulnya nitrik oksida (NO) yang lebih banyak, yakni senyawa kimia yang berperan dalam pelebaran pembuluh darah,” papar Dr. dr. Nur Rasyid. Senyawa ini kemudian menyampaikan sinyal ke otot polos di lapisan pembuluh darah (endotelium) untuk relaksasi, sehingga mengakibatkan pelebaran atau vasodilatasi pembuluh darah, yang meningkatkan aliran darah.

Di dalam sel terjadi proses proliferasi (pengulangan siklus), yang akan merangsang terbentuknya jaringan pembuluh darah baru, bahkan pembuluh darah dalam tingkat seluler yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Reaksi tercepatnya adalah terjadi pelebaran pembuluh darah, dengan naiknya kadar NO. Tujuan jangka panjangnya, tingkat ereksi membaik. Timbulnya pembuluh darah baru akan meningkatkan aliran darah di penis.

Baca juga: Rokok Akibatkan Disfungsi Ereksi

Penelitian pertama dilakukan pada penderita DE organik, yang mempan dengan ‘obat kuat’ PDE-5 inhibitor. Dipasang alat untuk melihat ketegangan penis. “Pada orang normal, malam hari biasanya penis tegang. Jika ini tidak terjadi, berarti ada masalah organik di penis,” ujar Dr. dr. Nur Rasyid.

Obat dihentikan selama 1 bulan, untuk memastikan efek obat sudah hilang. Lalu, penis “ditembak” pada tiga tempat (puncak, tengah, pangkal) menggunakan alat LI-ESWT. Dilakukan 300 tembakan di satu tempat, selama 12 sesi. Terapi berjalan selama total 9 minggu. LI-ESWT ditembakkan 2x seminggu selama 3 minggu. Istirahat 3 minggu, dilanjutkan sesi berikutnya 3 minggu.

Baca juga: 5 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Disfungsi Ereksi

Dari 20 orang yang diteliti, 5 orang (25%) tidak menunjukkan respon, 75% (15 orang) menunjukkan peningkatan tingkat kekerasan ereksi. Sebanyak 10 orang dari 75% ini tidak lagi memerlukan obat PDE-5 inhibitor, dan sisanya tetap menggunakan PDE-5 inhibitor.

Penelitian lanjutan dilakukan pada penderita DE derajat berat yang tidak merespon obat oral (PDE-5), tingkat kekerasan ereksi <2 (tidak cukup keras). Setelah diterapi, 30% dapat ereksi tanpa minum obat, 40% kembali ereksi dengan minum obat PDE-5 inhibitor.

Penelitian menunjukkan, setelah penembakan dengan ESWT, tingkat ereksi dapat bertahan dengan baik paling lama 2 tahun. “Setelah itu, perlu diterapi lagi. Bagaimana pun, ini merupakan kemajuan besar dalam pengobatan DE,” pungkasnya. (jie)

____________________________________________

Ilustrasi: Wedding photo created by freepic.diller - www.freepik.com