Gejala Kanker Darah Langka mirip masuk angin
LGK

LGK, Kanker Darah Langka

Dalam tiap inti sel (nukleus) tubuh manusia, ada 23 pasang kromosom. Karena satu dan lain hal, potongan kromosom 9 dan kromosom 22 bisa saling bertukar tempat (translokasi). Tercipta kromosom Philadelphia, yang terdiri atas penggabungan (fusi) antara kromosom 22 dengan potongan kromosom 9. Pada kromosom Philadelphia, terbentuk fusi antara gen BCR dari kromosom 22 dan gen ABL dari kromosom 9, menghasilkan protein BCR-ABL.

Akhirnya, protein ini memicu sumsum tulang memproduksi sel-sel darah putih yang tidak terkendali. Muncul penyakit kanker darah langka yang disebut CML  (chronic myelogenous leukemia) atau LGK (leukemia granulositik kronis).

Pada LGK, granulisit berubah sifat. “Karakteristiknya, sel memiliki banyak inti,” terang dr. Hilman Tadjoedin, Sp.PD-KHOM dari Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam (Perhompedin). Pertumbuhan granulosit tidak terkendali. Bila diperiksa, kadar leukosit sangat tinggi, jauh di atas normal 5.000-10.000/ µl.

Tanda dan gejala LGK sering tidak jelas, bahkan tidak bergejala, seperti dialami Adrian Rakhmatsyah, dosen di Bandung, pada 2011. “Saya pikir masuk angin. Awalnya perut membesar, dan terasa begah,” ujar Sektraris Jenderal ELGEKA wilayah Bandung dan Jawa Barat ini. Tes darah menunjukkan kadar leukosit (sel darah putih) tinggi. Ia disarankan melakukan pemeriksaan morfologi darah. Adrian yang kala itu berusia 34 tahun, didiagnosa mengalami LGK.

LGK termasuk penyakit langka; 1,6/100.000 orang. Secara global, penyakit ini biasanya muncul di usia 50-an. “Di Indonesia, banyak yang terdeteksi di usia 30-an,” ujar dr. Hilman. Penyebabnya, belum diketahui.

Diagnosis LGK dilakukan lewat pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction). Dengan mesin ini, gen spesifik yang dicurigai sebagai penanda LGK dari contoh darah diperbanyak, sehingga mudah dideteksi. Pasien LGK perlu melakukan pemeriksaan CPR 1x 3 bulan, untuk menilai keberhasilan terapi mengevaluasi perkembangan kondisi pasien. Biaya pemeriksaan CPR relatif mahal, dan baru bisa dilakukan di RS kota-kota besar. (nid)

Baca juga: LGK, Leukemia di Usia Dewasa