Kompres Dingin atau Hangat? | OTC Digest

Kompres Dingin atau Hangat?

Kompres tidak hanya untuk menurunkan demam, tapi juga merupakan cara efektif dan aman untuk mengatasi bengkak, terkilir/keseleo atau nyeri. Namun tak jarang kita bingung, kapan perlu kompres dingin/es, kapan perlu kompres hangat. Secara kasar, patokannya yakni: kompres es untuk cedera, dan kompres hangat untuk nyeri otot.

Pada cedera akut, ada golden period 6 jam. Tujuan penanganannya, mengurangi bengkak dan sakit. “Jangan kompres dengan air hangat karena akan melebarkan pembuluh darah dan membuat bagian tersebut semakin bengkak,” ujar dr. Inez, kiropraktor di Citralife Chiropractic, Jakarta. Pada kasus cedera akut misalnya terkilir, terjadi peradangan (inflamasi) sehingga daerah yang cedera sehingga terasa nyeri, bengkak, dan tampak kemerahan. Yang dibutuhkan yakni kompres es; suhu dingin memberi efek meredakan nyeri, mengurangi inflamasi, serta membuat pembuluh darah menyempit sehingga bengkak berkurang. Bila ada luka terbuka, kompres es juga membantu menghentikan pendarahan.

Kompres hangat berguna pada kasus nyeri otot, misalnya nyeri bahu dan nyeri punggung, maupun nyeri otot sehabis berolahraga. Saat kita berolahraga, terbentuk produk sampingan seperti asam laktat, yang harus dibuang. Bila olahraga cukup intens misalnya berlari atau bersepeda terlalu lama, aliran darah mungkin tidak cukup untuk mengilangkan semua produk sampingan, sehingga menumpuk di otot. Inilah yang menyebabkan nyeri otot. Kompres hangat akan melebarkan pembuluh darah sehingga lebih banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut; asam laktat dan lain-lain pun bisa segera hilang.

Kompres hangat juga membantu mengurangi kekakuan sendi dan kejang otot/kram, dan membantu melemaskan otot-otot yang kaku. Bagaimana bila terjadi cedera otot? Gunakan dulu kompres es untuk meredakan inflamasi. “Bila fase akut sudah lewat, bisa mulai diberikan kompres hangat,” terang dr. Inez. Sebagian ahli berpendapat, kompres hangat sebaiknya baru diberikan 48 jam kemudian. Intinya, kompres hangat akan memperburuk inflamasi, sedangkan kompres dingin membuat otot kaku dan kejang/kram jadi lebih parah.

Kompres hangat bisa dilakukan dengan heating pad, atau handuk yang direndam air hangat. Untuk kompres es, bisa gunakan handuk yang dibasahi dengan air dingin, lalu dilipat dan disimpan dalam kantung bersegel (sealable). Simpan kantung tersebut di freezer selama 15 menit, lalu gunakan untuk mengompres cedera. Bisa pula gunakan es; masukkan es ke sealable bag dan isi sebagian kantung air. Segel kantung sambil mengeluarkan udara di dalamnya. Bungkus kantung dengan handuk, lalu kompres bagian yang cedera. Ada baiknya menyediakan hot-cold pack di rumah, yang praktis digunakan untuk kompres dingin ataupun panas.

Hindari mengompres es terlalu lama; maksimal 20 menit. Kompres harus diangkat-angkat, untuk mencegah luka bakar/melepuh akibat es. Juga untuk menghindari frost bite, yakni organ yang membiru karena tidak ada aliran darah, akibat pembuluh darah menyempit berlebihan. Frost bite bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen. (nid)