Kenali Tanda-Tanda Demam Tifoid | OTC Digest

Kenali Tanda-Tanda Demam Tifoid

Demam bisa jadi penyakit yang umum kita derita. Namun beberapa demam tertentu, seperti demam tifoid atau tifus patut diwaspadai.

Demam tifoid atau tifus (tipes) merupakan infeksi usus yang disebabkan oleh kuman Salmonela thypi (S. typhi). “Penderita biasanya mengalami demam yang naik turun, terutama malam hari, berlangsung 5-7 hari,” ujar Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Selain demam, penderita mengalami gangguan pencernaan dengan gejala mual, muntah dan susah buang air besar. Gejala lain berupa nyeri di ulu hati dan lambung.

Jika tidak ditangani demam dapat terjadi lebih dari satu minggu. Minggu pertama suhu tubuh bisa meningkat sampai 40°C, konstipasi, lidah berbercak putih dengan tepi lidah memerah. Disertai sakit kepala, pegal-pegal, mual, muntah dan tenggorokan kering.

Minggu ke dua suhu badan tetap tinggi, dan sedikit menurun di pagi hari. Lidah kering merah mengkilat, diare dan perut kembung. Minggu ketiga suhu tubuh berangsur turun dan normal kembali. Gejala-gejala berkurang, namun cenderung terjadi perdarahan dan penurunan kesadaran (perforasi).

Pemeriksaan

Penularan S. typhy dapat melalui makanan, jari tangan/kuku, muntahan, lalat dan feses. Kuman ditularkan dengan perantara lalat. S. typhy masuk ke tubuh manusia melalui mulut, kemudian masuk ke lambung. Sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung, sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid.

Di jaringan limpoid kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel ini kemudian melepaskan kuman ke sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia. Kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.

Perlu pemeriksaan laboratorium, untuk memastikan dugaan demam tifoid, seperti pemeriksaan widal.  Yakni, memeriksa reaksi antara antibodi aglutinin (zat yang menggumpalkan bakteri atau sel darah merah) dalam serum penderita yang telah mengalami pengenceran terhadap antigen somatik (yang terletak di lapisan luar tubuh kuman) dan flagela (terletak di bulu getar).

Penderita dengan widal positif tanpa demam, tidak bisa didiagnosis sebagai penderita demam tifoid. “Pemeriksaan laboratorium lain yang cukup akurat dan jamak dilakukan adalah memeriksaan IgM Salmonella,” jelas dr. Ari.

Penyakit ini diobati dengan antibiotik, seperti kloramfenikol yang bekerja menghambat sintesis protein kuman. Atau tiamfenikol yang memiliki efek antimikroba terhadap kuman gram positif maupun negatif.

Kemudian obat penurun panas, seperti paracetamol, yang bekerja menurunkan demam langsung pada hipotalamus.

Bagaimana pencegahannya? Yang penting, jaga kondisi agar tubuh mampu melawan infeksi kuman. “Istirahat cukup, minimal 6 jam per hari, makan teratur, banyak konsumsi buah dan sayur, minum air putih 8-10 gelas/hari dan olahraga teratur. Jangan lupa: cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah ke kamar kecil, sebelum dan sesudah makan,” jelas dr. Ari. (jie)