Kenali Tanda Gangguan Ginjal | OTC Digest

Kenali Tanda Gangguan Ginjal

Gagal ginjal umumnya terjadi secara bertahap. Bisa diperlambat atau dihentikan dengan  mengenali tanda-tandanya dan melakukan pemeriksaan sebagai deteksi dini.

Manusia memiliki dua ginjal, kiri dan kanan, yang berfungsi mengatur kadar cairan dalam tubuh. Kalau jumlah cairan sedikit, ginjal menahan agar cairan tidak keluar dari tubuh. Sebaliknya jika cairan berlebih, ginjal akan mengeluarkannya; dikenal dengan fungsi eksresi ginjal.

Ginjal juga berfungsi menyaring zat sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. Terkait hormon, ginjal memroduksi serta mengatur sejumlah hormon penting dalam tubuh seperti eritropoitin pembentuk sel darah merah, renin yang mengatur tekanan darah serta hormon yang berperan untuk mengaktifkan vitamin D, yang diperlukan dalam metabolisme tulang.

Ginjal juga mengatur sejumlah proses kimia dalam tubuh, meliputi menjaga keseimbangan garam, air, asam-basa serta mineral.

Bila ginjal gagal berfungsi

Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus (kapiler). Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapa yang masih terpakai serta cairan, akan melewati membran kapiler.

Sedangkan sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar tetap tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal yang disebut kapsula Bowman.

Selanjutnya, filtrat diproses di tubulus ginjal. Di sini, air dan zat-zat yang masih berguna dalam filtrat diserap lagi dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil akhir dari proses ini adalah urin. “Disebut gagal ginjal bila ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal,” ujar dr. Dharmeizar, SpPD-KGH.

Baca juga : Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Gagal ginjal ada dua bagian besar, yakni gagal ginjal akut (GGA) dan gagal ginjal kronik (GGK). Pada GGA terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam beberapa hari atau  minggu. Ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat.

Pada GGK, penurunan fungsi ginjal terjadi  perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau tahun, sampai ginjal tidak dapat berfungsi sama sekali.

Penyebab gagal ginjal

Gagal ginjal biasanya akibat penyakit serius yang secara perlahan berdampak pada kerusakan ginjal, seperti hipertensi, diabetes, batu ginjal atau kanker. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah dan nefron (filter) ginjal. Diabetes dapat mengganggu struktur dan fungsi pembuluh darah, dan merusak nefron ginjal.

Batu ginjal terjadi karena di saluran kemih terdapat endapan keras seperti batu, yang dapat menyumbat keluarnya air seni. Jika dibiarkan, racun dan zat yang tidak berguna dalam urin akan diserap kembali oleh tubuh dan dapat menyebabkan ginjal terinfeksi.

Kanker dapat merusak jaringan tubuh, termasuk ginjal. Jika ginjal sudah terserang,  penyakit gagal ginjal kronik akan menghampiri. Penderita kanker sebaiknya cepat mendapat perawatan intensif, agar sel-sel kanker tidak merambat ke ginjal.

Selain oleh penyakit, banyak kasus gagal ginjal karena penggunaan obat nefrotoksik (bersifat merusak ginjal) dalam waktu lama. Penyalahgunaan obat-obat terlarang seperti narkotika, dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan gagal ginjal kronik. Mengonsumsi obat analgetik (penghilang rasa nyeri) dalam waktu panjang, juga dapat menyebabkan GGK.

Kenali tandanya dan lakukan pemeriksaan

Penyakit ginjal perlu diwaspadai karena menimbulkan kematian dan butuh biaya mahal untuk pengobatan seumur hidup. “Deteksi dini akan mencegah komplikasi penyakit ini menjadi kronis,” tegas dr. Dharmeizar.

Penyakit ginjal sering tanpa keluhan. Tidak jarang, seseorang kehilangan 90% fungsi ginjalnya sebelum mulai merasakan keluhan. Menurut dr. Dharmeizar, kita sebaiknya waspada jika mengalami gejala seperti tekanan darah tinggi; perubahan jumlah dan frekuensi urin; sering berkemih di malam hari; sulit berkemih; urin berbuih, berwarna pekat atau ada darah di urin; bengkak pada kaki, pergelangan kaki; kelopak mata bengkak saat bangun pagi; rasa lemah, sulit tidur, hilang nafsu makan, sakit kepala, susah konsentrasi, gatal-gatal, sesak, mual, dan muntah; dan sering merasa haus.

Sulit mengukur kerusakan ginjal secara langsung. Beberapa tes laboratorium dapat memberi gambaran mengenai kesehatan ginjal. Tes yang disebut tes fungsi ginjal atau faal ginjal, dan dapat membantu menentukan penyebab dan tingkat masalah ginjal.

Tes dilakukan lewat  contoh urin dan darah. “Semua orang dapat terkena penyakit ginjal, namun pemeriksaan fungsi ginjal lebih disarankan bagi  mereka yang memiliki riwayat darah tinggi dalam keluarga, diabetes, penyakit jantung, serta ada anggota keluarga yang sakit ginjal,” ujarnya. (puj)