Kadas bisa Muncul di Kepala hingga Kaki

Kadas bisa Muncul di Kepala hingga Kaki

Infeksi jamur kulit tidak hanya terjadi di Indonesia. Di negara maju seperti Amerika Serikat pun, banyak yang terkena. Menurut US Public Health Service Biro, sekitar 50% dari populasi orang dewasa menderita kurap. Sementara The American Medical Association menyatakan, 75-80 % dari populasi orang dewasa di AS menderita infeksi kurap kaki.

Kadas/kurap/dermatophyte atau yang kerap disebut ringworm banyak jenisnya. Semuanya menyebabkan rasa gatal dan atau diikuti rasa terbakar, ditunjukkan dengan jaringan kulit yang meradang berwarna merah. Dr. Gunawan Budisantoso, SpKK., dari RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading menyatakan, “Salah satu bentuk reaksi dari infeksi jamur itu adalah kulit yang bersisik. Karakteristik sisik antara lain pada panu, kadas dan kandidosis (disebabkan jamur Candida albicans) berbeda bentuknya.” 

Baca juga: Infeksi Jamur di Paru, Ini Bahayanya

Kadas antara lain disebabkan beberapa jamur seperti Trichophyton dan Epidermophyton, yang bisa tumbuh di sela jari kaki. Jamur ini bisa tumbuh pada bagian tubuh yang cenderung lembab karena keringat. Juga karena pengaruh perubahan hormon, seperti pada ibu hamil atau yang sedang menjalani terapi hormon, karena keseimbangan flora tubuh terganggu. Turunnya imunitas tubuh juga berperan dalam tumbuhnya jamur, seperti pada penderita HIV/AIDS.

Pada penderita diabetes melitus, kemungkinan terinfeksi jamur lebih tinggi karena kandungan gula dalam darah yang tinggi adalah sumber makanan bagi jamur. “Biasanya terjadi pada daerah lipatan tubuh yang kelembapannya tinggi seperti di lipatan payudara, daerah genital dan sekitar selangkangan,” ujar dr. Gunawan. Bisa menjalar ke kepala penis. Pertama karena lembap oleh kelenjar smegma (semacam keringat) di sekitar penis. Kedua, karena kontaminasi kencing manis yang tidak tercuci bersih.

Baca juga: Jamur Bersarang di Paru akibat Infeksi TB

Kadas dapat terjadi di kulit kepala dalam bentuk ketombe, yang antara lain dipicu faktor tambahan seperti stres. Infeksi juga bisa terjadi di sela kuku jari (Tinea unguium), biasanya sulit disembuhkan dan menyebabkan kuku berwarna kusam, menebal tapi rapuh. Bila terjadi di kuku jari kaki, lebih sulit sembuh daripada di kuku jari tangan. Salah satu penyebabnya karena kebiasaan menggunakan sepatu yang membuat kaki lembap.

“Kondisi itu membuat kuku rusak. Normalnya kalau infeksi hanya terjadi di kuku, setelah sembuh bentuk kuku dapat kembali normal. Namun, kalau tidak diobati tuntas bisa mengenai nail bed (kulit di bawah kuku), bentuk kuku bisa rusak walau infeksi jamurnya sembuh,” terang dr. Gunawan.

Baca juga: Gatalnya Infeksi Jamur di Kulit

Semua jenis infeksi jamur dapat bertambah parah dan menyebar ke daerah yang lebih luas. Bila diberi obat yang tidak tepat/sembarangan, infeksi bisa menahun dan tak kunjung sembuh. Bila digaruk dengan kuku yang kotor,  infeksi bisa terkontaminasi bakteri. Kata dr. Gunawan, “Kalau sudah begitu biasanya perlu kombinasi obat oral, salep dan antibiotik. Boleh dengan obat yang dibeli di warung, tapi kalau dalam seminggu tidak sembuh sebaiknya ke dokter.”  (jie)

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by freepik - www.freepik.com