Penyebab Serangan Jantung pada orang muda

Ini Penyebab Banyak Orang Muda Serangan Jantung

Hasil survei SRS (Sample Registration System) 2014 dan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013 menyatakan penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Yang lebih mengejutkan adalah 22% dari penderita masih berusia antara 15 – 35 tahun.

“10 tahun lalu kematian akibat penyakit jantung pada usia muda adalah akibat aritmia (gangguan irama jantung), tapi saat ini karena penyempitan koroner,” ujar dr. Johan Winata, SpJP (K), FIHA, dari RS Pondok Indah-Puri Indah, Jakarta.

Penyempitan pembuluh darah koroner diakibatkan oleh pembentukan plak yang adalah timbunan lemak lemak di dalam dinding pembuluh darah. Dr. Johan menambahkan, sejatinya pelemakan di pembuluh darah mulai muncul sejak usia 10 tahun. “Anak yang obesitas lebih dari 10 tahun jika terus dibiarkan, saat dewasa lebih rentan mengalami penyakit jantung koroner,” katanya.

Kecepatan perlemakan pembuluh koroner dipengaruhi oleh banyak hal, seperti faktor genetik (orangtua / kerabat menderita penyakit jantung), jenis kelamin (laki-laki lebih berisiko), gaya hidup tidak aktif, merokok, menderita diabetes, hipertensi atau gangguan ginjal.

Khusus pada orang muda, lebih banyak dipengaruhi oleh gaya hidup, terutama tingginya kadar LDL (low-density lipoprotein) dalam darah. “Sering kali kita hanya memperhatikan kadar total kolesterol. Padahal yang lebih penting dari komponen kolesterol dalam pembentukan plak pembuluh darah adalah LDL,” terang dr. Johan.

Selain LDL atau yang disebut kolesterol ‘jahat’, komponen kolesterol dalam darah antara lain HDL (high-density lipoprotein / kolesterol ‘baik’), total kolesterol dan trigliserida (prekrusor lemak).

Nilai LDL optimal jika <100 mg/dl, mendekati optimal pada kisaran 100-129 mg/dl, batas tinggi antara 130-159 mg/dl, tinggi jika 160-189 mg/dl, dan sangat tinggi > 190 mg/dl. Semakin tinggi nilai LDL semakin berisiko menderita penyakit jantung koroner.

LDL akan terus bertambah seiring usia, pada pria LDL lebih cepat terkumulasi setelah usia 40 tahun, sementara wanita setelah masa menopause.  

 

Waspadai nyeri dada

Selain itu yang perlu diperhatikan adalah timbulnya nyeri dada, sebagai penanda serangan jantung. Nyeri serangan jantung yang khas (terjadi pada 70% kasus) menimbulkan gejala seperti nyeri di dada kiri yang timbul di belakang tulang belakang menjalar ke lengan kiri atau leher.

Rasa nyeri bisa seperti ditusuk-tusuk, tertimpa benda berat, terbakar atau diremas; berbeda-beda tiap orang.  Sementara pada 30% kasus memberikan gejala yang tidak khas, seperti nyeri ulu hati sampai mual muntah, leher seperti tercekik, nyeri di rahang saja nyeri tertusuk di jari tangan.

Selain karena penyempitan pembuluh darah, nyeri dada juga bisa disebabkan akibat pecahnya dinding plak pecah dan menyebabkan material di dalamnya keluar dan menyumbat pembuluh darah; terjadi serangan jantung.  

Nyeri dada karena penyempitan biasanya muncul saat beraktivitas berat, seperti olahraga, dan membaik jika aktivitas dihentikan. Sementara nyeri akibat serangan jantung, “Nyerinya lebih berat, disertai keringat dingin, mual muntah, pucat. Dan nyeri tetap ada walau istirahat, atau bisa timbul saat kita istirahat,” tambah dr. Johan.

Jika serangan jantung muncul, segera kunyah obat pengencer darah (aspirin) 160 mg, dan segera dibawa ke rumah sakit. Sembari menunggu ambulan penderita disarankan untuk batuk, pasalnya saat terjadi serangan jantung biasanya terjadi kondisi aritmia (jantung berdetak tidak beraturan). Respon batuk bisa merangsang refleks vagal yang akan menormalkan detak jantung.

Periode emas pertolongan pertama serangan jantung adalah < 3 jam. ”Jika jantung bisa dinormalkan < 3 jam, maka efek jangka panjang kerusakan jantung minimal, pompa jantung bisa kembali normal,” tegas dr. Johan. (jie)