Hubungan Seks di Usia Lanjut Cegah Kepikunan | OTC Digest

Hubungan Seks di Usia Lanjut Cegah Kepikunan

Sebagian besar orang beranggapan di atas usia 50 tahun hubungan seks tak lagi penting. Tapi nyatanya tak ada batasan untuk urusan ini. Berhubungan seks secara kontinyu, bahkan diusia lanjut, memiliki dampak kesehatan yang luar biasa. Mulai dari turunnya tekanan darah, risiko kanker prostat dan tampak lebih muda. Riset terbaru mengatakan berdampak pada mencegah kepikunan.

Sebuah studi di tahun 2014 di Inggris menanyakan pada lebih dari 9000 responden berusia > 50 tahun : seberapa sering Anda berhubungan seks. Didapatkan 60% responden aktif secara seksual, 20% berhubungan seks sekali seminggu, dan 26% responden menjawab sesekali sebulan. Survei berhenti di sana.  

Namun studi yang dilakukan belum lama ini (dipublikasikan pada minggu ini), memberi hasil yang tidak diduga sebelumnya. Peneliti menemukan bahwa mereka yang rutin berhubungan seks, minimal sekali seminggu memiliki skor lebih tinggi pada tes mengingat dan kelancaran berbahasa.

Responden berjumlah 73 pria dan wanita, berusia antara 50 sampai 83 tahun. Penelitian ini dihubungkan dengan kerja memori, termasuk kemampuan (ketajaman pikiran) dalam membuat perencanaan. Bermanfaat salah satunya saat hendak berbelanja.

Pemimpin penelitian, Dr. Hayley Wright, dari Coventry University, London, mengatakan, penjelasan paling rasional dari hasil yang didapat adalah peningkatan efek dopamin di otak. Dopamin dilepaskan saat berhubungan seks, mempengaruhi otak dengan meningkatkan kemempuan memori.

Dopamin adalah neurotransmiter yang berfungsi penghantar pesan antarsel otak, ia juga berperan sebagai hormon. Dikenal juga sebagai hormon kesenangan yang dilepaskan saat kita berusaha mencapai suatu tujuan tertentu. Hormon ini akan memotivasi kita mencapai tujuan yang dimaksud.

“Kami tidak mengatakan setiap orang harus melakukan hubungan seks. Tapi melakukan aktivitas-aktivitas yang menyenakan lain juga dapat meningkatkan produksi dopamin di otak,” ujarnya. Berhubungan seks di usia lanjut mempunyai tantangannya sendiri, mulai dari menopause sampai arthritis (radang sendi).  (jie)