[wasir bisa disebabkan obesitas | OTCdigest:Ulasan]

Hubungan Kegemukan & Wasir

Wasir (ambeien) terjadi akibat tekanan di pembuluh darah sekitar anus (anal canal). Tekanan berlebihan disebabkan oleh berat badan berlebih dan faktor gravitasi. Obesitas sendiri berhubungan dengan gaya hidup sedentari (kurang gerak). Akibatnya, aliran darah tidak lancar fleksibilitas dan pembuluh darah menurun, termasuk pembuluh darah area anus.

Obesitas berhubungan dengan pola makan tidak sehat: kurang serat dan tinggi lemak yang menyebabkan sembelit. Sembelit dapat memicu wasir; feses (tinja) yang sulit keluar membuat penderita mengejan. Tekanan pada anal canal meningkat, terjadi pembengkakan dan muncullah wasir.

Dalam survei nasional ke 4 di Korea Selatan (the Korean National Health and Nutrition Examination Survey / KNHANES) tahun 2007-2009, prevalensi wasir sekitar 14,4% untuk kelompok usia >19 tahun. Kegemukan (indeks massa tubuh > 25) menyumbang sekitar 15,7%. Di Indonesia, data Kementerian kesehatan RI 2008 menyebutkan jumlah penderita wasir sekitar 5,7% dari total populasi.

Gejala klasik wasir antara lain berdarah saat BAB (buang air besar), terasa panas di anus dan seperti ada yang mengganjal hingga penderita mengejan lebih kuat.  

Wasir, menurut dr. Mercola, penulis buku Take Control of Your Health, dapar dicegah dengan:

  1. Konsumsi makanan tinggi serat. Serat membuat tinja lebih gampang didorong ke luar.
  2. Konsumsi jeruk segar. Kandungan flavonoid dalam jeruk dapat memperkuat dinding pembuluh darah dan mengatur kekuatannya, sehingga tidak mudah bengkak. Flavonoid bersifat antiinflamasi (antiradang), sehingga dapat mengatasi dan mempercepat penyembuhan bengkak dan radang akibat wasir.
  3. minyak kelapa (pure virgin coconut oil yang mengandung medium chain triglyseride (MTC) dapat membantu. Komponen lemak yang mirip dalam ASI ini berfungsi mengurangi pembengkakan.
  4. Banyak minum air putih. Cukup asupan air putih dan serat membuat feses lunak, sehingga tidak perlu mengejan saat BAB.  
  5. Aktivitas fisik rutin untuk merangsang pergerakan usus.
  6. Konsumsi probiotik. Keseimbangan bakteri di usus membantu mengatasi konstipasi, dan kesehatan tubuh secara umum. (jie)