Hot Yoga Bisa Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Benarkah? | OTC Digest

Hot Yoga Bisa Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Benarkah?

Dikalangan para pecinta olahraga yoga saat ini yang sedang digandrungi adalah hot yoga. Tercatat artis-artis luar negeri seperti Jennifer Aniston, Madonna, Demi More hingga David Beckham mencobanya.

Hot yoga merupakan yoga biasa tetapi dilakukan dalam ruangan tertutup bersuhu hingga 40°C. Dipercaya hot yoga memberi manfaat lebih dibanding yoga biasa (Bikram yoga), salah satunya menurunkan tekanan darah dan membantu mengurangi berat badan. 

Namun hot yoga masih menimbulkan kontroversi dikalangan para ahli, suhu ruangan yang tinggi dan banyaknya keringat yang mengucur bisa berbahaya bagi tubuh. 

Dr. Stacy Hunter, Direktur dari laboratorium kardiologi fisiologi di Texas State University, memimpin sebuah penelitian awal. “Hasil dari riset kami memancing perdebatan bahwa hot yoga mungkin efektif dan bisa menjadi cara gampang untuk menurunkan tekanan darah tanpa obat,” katanya seperti dikutip dari dailymail.co.uk

Namun begitu, menurutnya penelitian skala besar dibutuhkan sebelum bisa dengan yakin menyimpulkan bahwa hot yoga berdampak positif pada tekanan darah. 

Dalam riset awal tersebut, dr. Stacy dan tim merekrut 10 orang berusia antara 20 - 65 tahun, baik yang memiliki tekanan darah agak tinggi atau penderita hipertensi derajat satu. Peserta diminta tidak mengonsumsi obat penurun tensi apapun, dan tidak melakukan olahraga intensif, setidaknya enam bulan sebelum riset mulai.  

Peneliti secara acak meminta lima partisipan untuk melakukan hot yoga selama 12 minggu, satu jam tiga kali seminggu. Sebagai kelompok kontrol, lima orang lainnya diminta tidak mengikuti kelas yoga. 

Studi yang dipresentasikan dalam the American Heart Association’s Hypertensiaon 2019 Scientific Sessions ini mencatat, tekanan darah sistolik (saat jantung berkontraksi) turun rata-rata dari 126 mmHg di awal riset menjadi 121 mmHg, setelah 12 minggu mengikuti kelas hot yoga. Tekanan darah sistolik normal adalah antara 90 - 120 mmHg. 

Rata-rata tekanan darah diastolik (saat jantung tidak memompa) juga berkurang, dari 82mmHg menjadi 79mmHg pada kelompok hot yoga. Tekanan darah diastolik normal adalah antara 60-80mmHg. 

Sementara tekanan darah rata-rata kelompok kontrol tidak mengalami perubahan. Berkurangnya kadar stres juga tampak pada kelas hot yoga, sementara pada kelompok kontrol tidak. 

Menurut dr. Stacy, penemuan tersebut masih sangat terbatas / awal, toh begitu tetap menjanjikan, karena mengungkapkan cara lain menurunkan tekanan darah tanpa menggunakan obat-obatan. 

Bagi para yoga enthusiasts, hot yoga diyakini pula mampu memangkas berat badan, meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan. Teori lain mengatakan bahwa hot yoga mampu memperbaiki sirkulasi darah dan sistem imun. 

Namun para ahli menyarankan sebelum mengikuti kelas hot yoga sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter. Hot yoga berisiko menyebabkan dehidrasi dan mengalami heat stroke (serangan panas) bila partisipan tidak sering minum. 

Para ahli juga memperingatkan bahwa menahan pose sulit selama satu menit bisa sangat menantang bagi jantung dan paru-paru.

Sebuah tim peneliti dari University of Wisconsin, Amerika Serikat, pada tahun 2015, menemukan hot yoga dapat menyebabkan denyut jantung berfluktuasi dan kenaikan suhu tubuh inti mencapai tingkat yang berpotensi bahaya. 

Para peneliti mengatakan: “Berolahraga di lingkungan yang panas dan lembab dapat menempatkan peserta pada risiko penyakit terkait panas, terutama jika orang-orang tersebut tidak cukup minum sebelum, selama dan setelah latihan.

“Tubuh tidak hanya hanya membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan aktivitas yang dilakukan di lingkungan yang panas dan lembab, tetapi status hidrasi yang tepat sangat penting.” (jie)