Filter: Hoaks Perusahaan Rokok yang Membahayakan Perokok dan Lingkungan | OTC Digest

Filter: Hoaks Perusahaan Rokok yang Membahayakan Perokok dan Lingkungan

Oleh: Kathryn Barnsley* dan Haydn Walters**

Pada 1960-an industri tembakau memperkenalkan filter rokok dengan alasan membuat rokok “lebih aman”. Namun sekarang kita tahu bahwa filter tidak membuat rokok amantidak bermanfaat bagi kesehatan, dan merupakan salah satu penyebab utama pengotoran lingkungan.

Awalnya, filter dianggap mampu mengurangi tar dan zat-zat beracun lain, serta mencegah serpihan tembakau masuk ke paru-paru. Segera ditemukan bahwa hal tersebut hanya isapan jempol; bahaya rokok sama saja meski dilengkapi filter. Namun baru bertahun-tahun kemudian masyarakat tahu soal ini. Bahkan sekarang, sebagian besar perokok percaya bahwa rokok dengan filter lebih aman, mungkin karena rasanya lebih ringan.

Mayoritas rokok Australia selanjutnya direkayasa hingga memiliki filter berlubang, yang dimaksudkan untuk memasukkan udara segar ke dalam tiap isapan, dan merokok jadi terasa lebih mudah bagi tenggorokan. Ini merupakan tipuan yang diperkenalkan dengan sebutan “light” dan “mild”, sampai Komisi Konsumen dan Persaingan Australia melarang praktik tersebut, karena menimbulkan kesan rokok yang tidak terlalu berbahaya atau “rendah tar”.

Komisi Konsumer Australia memaksa perusahaan rokok untuk mengubah nama rokok, tapi tidak isinya atau mekanismenya. Sekitar 90% rokok di Australia kini memiliki filter berlubang. Ini mudah dikenali dengan melepas kertas pelapis filter, dan mengarahkannya ke cahaya.

Di Indonesia, tidak ada larangan bagi industri tembakau memasarkan rokok berfilter dengan sebutan “light” dan “mild”.

 

Apa dampak dari filter?

Filter modern yang lebih besar, dengan lubang-lubang kecil, dimaksudkan untuk memasukkan lebih banyak udara dalam tiap isapan, dan membuatnya terasa “lebih ringan” di tenggorokan. Untuk mendapat dosis nikotin yang konstan, perokok mengisap rokok lebih dalam, dan lebih sering.

Ini menurunkan paparan perokok hanya terhadap beberapa karsinogen, tapi meningkatkan paparan mereka dengan komponen asap yang lebih berbahaya pada fase uap, karena zat tersebut langsung menembus filter dan masuk lebih banyak ke saluran nafas perifer.

Hal ini telah menyebabkan peningkatan besar adenokarsinoma dalam 30 tahun terakhir, karena makin banyak asap yang masuk ke daerah perifer paru, di mana adenokarsinoma biasanya muncul. Pada saat yang sama, kanker sel skuamosa pusat, yaitu kanker pada jaringan paru yang lebih besar, telah berkurang. Namun kenyataan ini tidak berdampak pada jumlah kanker secara keseluruhan.

Sebuah ulasan bukti mengenai filter yang menyebabkan kanker menemukan bahwa ventilasi pada filter menyumbang peningkatan adenokarsinoma yang mematikan, dan merekomendasikan agar ventilasi filter dilarang.

Serat-serat filter juga dapat lepas dan masuk ke paru-paru, dan dapat menyebabkan kanker.

 

Mengapa jenis kanker penting?

Sebuah studi di Jepang pada 2012 menemukan, lebih banyak kematian pasien dengan adenokarsinoma yang meninggal akibat kanker paru ketimbang pasien dengan karsinoma sel skuamosa. Artinya, adenokarsinoma lebih mematikan.

Di dunia, perempuan cenderung memilih rokok yang mereka anggap “ringan” (berfilter). Di Australia, lebih banyak perempuan Australia yang meninggal akibat kanker paru daripada akibat kanker payudara. Meski kanker payudara lebih umum, tingkat kesembuhannya jauh lebih tinggi dibanding kanker paru.

Laporan Ahli Bedah Umum pada 2014 mengenai rokok tembakau memastikan bahwa rekayasa rokok telah menyebabkan peningkatan pada adenokarsinoma paru sejak 1960-an, akibat perubahan pada desain rokok sejak 1950-an.

Peneliti Australia dan peneliti internasional telah mendesak pelarangan terhadap filter sejak awal 2000-an, serta regulasi kandungan dan rekayasa rokok.

 

Bagaimana dampaknya terhadap lingkungan?

Filter rokok menjadi puntung rokok. Di Australia, puntung rokok secara konsisten menjadi sampah utama yang diidentifikasi dalam kampanye pembersihan nasional. Filter berbahaya bagi lingkungan, karena mengandung plastik dan tidak bisa terurai secara alamiah.

Lingkungan perkotaan kita, kehidupan lautlautan, sungai dan pantai, semua akan mendapat manfaat besar dari diakhirinya penjualan rokok dengan filter.

Pada 2011, jurnal BMJ Tobacco Control melaporkan bahwa keberadaan logam berat pada puntung rokok berbahaya bagi lingkungan laut. Peneliti menemukan, satu puntung rokok saja membunuh setengah dari ikan yang terpapar bahan kimia tersebut di laboratorium.

 

Mengapa tidak ada peraturan?

Pada 2009, pemerintah Persemakmuran bertindak untuk mengubah rekayasa rokok di Australia untuk mengurangi risiko kebakaran dari rokok. Beberapa negara bagian melarang rokok dengan rasa buah, karena perisa tersebut dirancang agar menarik bagi anak-anak.

Pemerintah negara bagian dan federal telah memiliki kekuatan untuk mendesak perusahaan rokok menjual rokok yang tidak terlalu menarik, tidak terlalu berbahaya, dan tidak terlalu adiktif.

Sejak 2014, Persemakmuran gagal bertindak pada dua laporan komprehensif  mengenai peraturan efektif rokok. Rokok berfilter harus ditarik dari penjualan di Australia, dan industri tembakau didesak untuk membayar pemerintahan setempat dan otoritas air untuk membersihkan limbah beracun mereka.

Kita tidak boleh menyesatkan orang mengenai rokok yang “lebih aman”. Hal tersebut tidaklah ada. Tapi tanpa filter, jumlah kanker paru yang mematikan mungkin bisa berkurang, lebih banyak perokok yang akan berhenti karena rasa rokok yang keras, dan lebih sedikit anak muda yang akan mulai merokok.

 

 [Artikel ini pertama kali terbit di The Conversation]

 

*Adjunct researcher, University of Tasmania
**Emeritus Professor, University of Tasmania

The Conversation