manfaat Bawang Bombai Merah untuk jantung dan tulang
bawang bombai merah

Bawang Bombai Merah Tulang Kuat, Jantung Sehat

Di dunia tanaman, warna merah menyiratkan kandungan antioksidan yang tinggi /kuat.  Antosianin atau pigmen merah bagi tumbuhan, merupakan tabir surya yang berperan memerangi efek radikal bebas dari sinar matahari. Pigmen merah iternyata juga bermanfaat  bagi manusia.

Bawang bombai adalah umbi yang kaya nutrisi. Dalam setiap siung bawang bombai terdapat vitamin C (8%), vitamin B6 (5%), asam folat (4%), potasium (4%) dan kalsium (2%). Kandungan seratnya sebanyak 6% dengan kalori sekitar 64 kal, 15 gram karbohidrat, 0 gram lemak dan kolesterol.

Manfaat bawang bombai sudah lama dikenal. Di Mesir,  masyarakat biasa menggunakan bawang bombai sebagai obat nyeri, obat disentri dan obat sakit gigi. Dan di masa perang sipil Amerika  (1864), Jenderal Ulysses S. Grant, menyatakan, tidak akan menggerakkan pasukan tanpa bawang bombai. Ia meyakini bawang bombai bisa menjaga kesehatan anggota pasukannya di iklim yang lembab.

Bawang bombai mengandung bahan organosulfur,  gabungan dari asam amino dan sulfoxida. Organosulfur memberi efek pedas di mata, juga berperan mengusir serangga yang berusaha menggigit. Selain itu, penelitian yang dilakukan dr. Victor Gurewich di Harvard Medical School menyebutkan, konsumsi bawang bombai merah dengan kandungan organosulfur dapat meningkatkan HDL (kolesterol baik) 30%. “Mengonsumsi satu siung bawang bombai sudah cukup,” kata Gurewich. 

 

Memperkuat Tulang

Penelitian di University of Bern di Swiss yang dilakukan pada binatang, menemukan hal menarik.  Peneliti memberi makan kucing betina yang ditambahi satu gram bubuk bawang setiap hari selama sebulan. Didapati, kandungan mineral dalam tulang meningkat hingga >17% dan kepadatan tulang meningkat hampir 15%.

Dilakukan percobaan yang sama pada tikus betina, yang sudah diangkat ovariumnya untuk meniru kondisi menopause. Akibat penurunan estrogen sebagai sebagai efek pengangkatan ovarium, tikus betina mengalami penurunan kepadatan tulang hingga 32%.  

Efek ini dapat dikurangi secara drastis lewat penambahan bawang bombai ke masakan tikus. Tikus yang paling banyak diberi bawang bombai mengalami penurunan kepadatan tulang 25%, lebih sedikit dibanding tikus tanpa asupan bawang bombai.

Pada manusia, disimpulkan bahwa memasukkan bawang bombai dengan jumlah yang tepat dalam diet harian, efektif dan murah untuk menurunkan risiko osteoporosis.

Pada tahun 2003-2004, dilakukan penelitian pada 50 wanita kulit putih  non Hispanic perimenopause dan pascamenopause yang berusia >50 tahun, oleh Matheson EM, dkk. Mereka dibagi menjadi kelompok yang mengonsumsi  >1 siung bawang bombai sebulan, 2 – 3 kali per minggu, 3-6 kali seminggu dan satu siung bawang bombai/ hari.

Hasilnya, mereka yang mengonsumsi 1 siung bawang bombai/ hari atau lebih, tulangnya 5% lebih padat dibanding mereka yang hanya makan bawang bombai sebulan sekali atau lebih. Ditengarai, orang anjut usia (lansia)  yang kerap mengonsumsi bawang bombai akan menurunkan risiko patah tulang pinggul sampai 20%.

 

Melawan kanker dan penyakit jantung

Secara umum semua bawang bombai (putih, kuning atau merah) memiliki organosulfur. Namun dibandingkan dengan yang putih dan yang kuning,  bawang bombai merah lebih unggul karena juga mengandung quercetin.

“Bawang bombai merah sangat tinggi kandungan quercetin-nya, yang berkaitan dengan kandunghan zat antosianin,” papar Irwin Goldman, dosen hortikultura di University of Wisconsin, AS. Zat quercetin diketahui bisa membantu mencegah kanker dan penyakit jantung. Sebuah penelitian di University of Hawaii, AS, mengamati 582 penderita kanker paru-paru dan sebagai kelompok kontrol adalah mereka yang bebas kanker. Mereka yang paling banyak mengonsumsi bawang bombai merah, diketahui mengalami penurunan risiko kanker paru hingga 50%.

Journal of the National Cancer Institute tahun 2002 menulis bahwa keluarga bawang (bawang bombai, bawang putih atau bawang merah), juga dapat menurunkan risiko kanker prostat. Hal ini berdasar penelitan yang dilakukan oleh Ann W. Hsing, Anand P. Chokkalingam dan Yu-Tang Gao, dkk., di Shanghai, China. Kaum pria yang konsumsi bawangnya tinggi (>10 gram/hari), secara statistik menunjukkan penurunan risiko kanker prostat yang signifikan, ketimbang yang hanya mengonsumsi <2,2 gram/hari. Di bawang terdapat komponen organosulfur dan zat kimia tanaman lain, yang memiliki sifat penghambat tumor (tumor-inhibitory properties).

Berkat kandungan quercetin, bawang bombai merah lebih baik dalam mencegah penyakit jantung dibanding apel, walau sama-sama berwarna merah. Quercetin juga berfungsi sebagai antioksidan, membantu melawan oksidasi kolesterol “buruk” atau LDL (low density lipoprotein), juga bekerja sebagai antiperadangan.

Irwin Goldman berkeyakinan, organosulfur dalam bawang bombai sangat mungkin dikembangkan menjadi obat penyakit jantung, karena bisa membantu mengencerkan darah dan mencegah penyumbatan yang tidak diinginkan.

“Dalam penelitian, saat kami mencampur makanan dengan bawang bombai mentah, darah menjadi lebih encer,” kata Goldman. “Di tabung uji, bahan organosulfur ini lebih kuat dibanding aspirin.”  Di Indonesia, bawang bombai cukup dikenal , dan dapat dijumpai di pasar swalayan. (jie)