Batuk Kering, Kapan Harus Berobat? | OTC Digest

Batuk Kering, Kapan Harus Berobat?

Batuk kering bisa sembuh tanpa diobati. Tetapi, “Penderita harus ke dokter bila batuk makin parah dan disertai gejala klinis,” ujar dr. Sita Andarini, Sp.P, Ph.D, dari RS Persahabatan, Jakarta.

Gejala klinis bisa berupa demam, batuk darah, nyeri dada saat bernapas, napas berbunyi, berat badan turun atau nyeri otot. Mungkin juga dibarengi sakit kepala, radang telinga atau ruam kulit. Jangan sepelekan jika batuk selama >1 bulan, termasuk bila terjadi pada bayi dan balita.

Pemeriksaan awal yang dilakukan adalah foto toraks (ronsen dada). “Penderita batuk lebih dari 2 minggu, harus difoto toraks, untuk melihat kemungkinan TB paru atau penyebab lain,” jelasnya.

Bila batuk kering sangat mengganggu penderita, dokter akan memberi obat batuk antitusif (penekan batuk), untuk mengatasi gejala batuk. Obat ini bisa digunakan kurang dari 1 minggu, dan efek samping seperti sembelit terus dimonitor.

Antitusif Sentral

Antitusif sentral bekerja dengan mengurangi keinginan untuk batuk,  dengan ’menumpulkan’ saraf vagus (saraf dari batang otak ke dada). “Antitusif sentral diberikan pada penderita batuk kering, yang disebabkan keganasan rongga toraks (kanker paru),” terang dr. Sita. Pada anak, penggunaan obat ini harus diawasi untuk mencegah efek samping.

Antitusif Perifer

Antitusif perifer bekerja di saraf tepi (perifer). Dipakai misalnya pada penderita bronkitis akut.

Jenis yang biasa digunakan adalah antikolinergik, yang bekerja pada sistem saraf parasimpatis; mengatur fungsi ”istirahat dan bekerja” pada tubuh. (nid –jie)