Bahaya minuman energi bagi jantung | OTC Digest

Bahaya minuman energi bagi jantung

Dalam musim mudik lebaran ini banyak pengemudi yang mengonsumsi minuman energi agar kuat mengendarai mobil/motor dalam waktu lama.  Penelitian membuktikan minuman energi berbahaya bagi kesehatan jantung.

Sebuah penelitian dilakukan pada 47 mahasiswa kedokteran. Mereka diminta untuk mengonsumsi minuman berenergi (energy drink) dan setelah 90 menit kemudian diukur fungsi kesehatan pembuluh darah jantungnya.

“Kami melihat adanya penurunan fungsi pembuluh darah yang signifikan,” ujar dr. John Higgins, ahli kardiologi olahraga dari University of Texas Health Science Center at Houston, Amerika Serikat.

Penemuan tersebut dipakai sebagai acuan rekomendasi dan peringatan bahaya minuman berenergi yang diterbitkan oleh the American College of Sports Medicine. Ketika pembuluh darah menyempit berarti tubuh tidak mendapatkan darah sebanyak yang dibutuhkan. Higgins memperingatkan itu bisa berisiko menyebabkan serangan jantung dan masalah kesehatan lainnya.

“Berdampak pada sistem kardiovaskular, saraf, pencernaan, ginjal juga psikis. Bahkan dilaporkan jumlah pasien yang datang ke ruang gawat darurat karenanya semakin banyak,” tambah dr. Higgins.

Menurut National Institute of Health (NIH), terlalu sering mengonsumsi minuman energi bisa berdampak serius pada irama jantung, aliran darah dan tekanan darah. American Heart Association juga memperingatkan bahwa minuman energi dapat mengancam jiwa – khususnya bagi yang sudah memiliki riwayat hipertensi dan masalah jantung.

Salah satu studi oleh Steinke dkk., menunjukkan peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 11% atau sekitar 10mmHg setiap mengonsumsi minuman berenergi per hari. Efeknya terhadap seseorang dengan riwayat atau risiko penyakit jantung adalah gagal jantung yang menyebabkan kematian.

Tidak hanya kandungan kafein yang membuat minuman berenergi berbahaya. Higgins menyontohkan, dalam satu cangkir kopi terkandung sekitara 100 mg kafein. Sementara satu minuman soda ukuran sedang mengandungan setengah kafein dari kopi. Jika hanya berbicara tentang kafein, Higgins berujar  sebagian besar orang mengonsumsi minuman kaleng dalam jumlah aman; <400 mg / hari.

Namun, minuman berenergi mengandung kafein dan zat-zat lainnya yang disebut ‘energy blend’. Zat-zat kimia, seperti taurin, mungkin beriteraksi dengan kafein dengan cara yang buruk. Sayangnya tidak pernah ada yang menyebutkan jumlah pasti bahan kimia tersebut dalam minuman. Taurin adalah asam amino yang sering ditambahkan sebagai ‘penguat’ kafein.

Di satu sisi the American Beverage Association mengatakan minuman energi aman dikonsumsi. “Sebagian besar minuman energi telah diteliti dan terkonfirmasi aman untuk dikonsumsi oleh pihak yang bertanggungjawab di seluruh dunia, termasuk oleh FDA dan European Food Safety Authority. Bahkan nyatanya, sebagian besar minuman energi mengandung lebih sedikit kafein dibanding kopi di kedai kopi dalam ukuran serupa,” tulis mereka dalam pernyataan persnya.

The Food and Drug Administration (FDA) mengategorikan kopi dan soda sebagai berverage (minuman), oleh karena itu mereka meneliti apa yang terkandung di dalamnya. Tetapi FDA mengklasifikasikan minuman energi sebagai suplemen – bukan beverage- yang menurut Higgins berarti mungkin kita tidak tahu persis apa yang ada di dalamnya. (jie)