Bagaimana Merawat Gigi Lansia dan Apa Pentingnya Gigi Palsu? | OTC Digest

Bagaimana Merawat Gigi Lansia dan Apa Pentingnya Gigi Palsu?

Gigi tanggal dan ompong di usia senja dianggap wajar. Namun bukan berarti orang lanjut usia (lansia) harus pasrah. Gigi ompong menurunkan fungsi mengunyah, yang berdampak pada proses pencernaan dan penyerapan nutrisi, mengganggu fungsi bicara dan estetik (penampilan). Gigi yang tanggal dapat diganti dengan gigi tiruan.

Lebih jauh mengenai gigi tiruan, OTC DIGEST mewawancara drg. Susi R. Puspitadewi, Sp.Pros, anggota Komisi Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P3KGB).

Masalah apa yang bisa terjadi pada gigi dan mulut di usia lanjut?

Banyak. Gigi tanggal dan masalah karies atau lubang pada gigi. Bisa ada kelainan pada jaringan penyangga gigi, misalnya gusi mudah berdarah yang menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman.

Penyebabnya banyak, terutama karena komplikasi dari penyakit sistemik yang diderita. Pada lansia, umumnya timbul penyakit degeneratif sistemik karena pola hidup atau karena penurunan fungsi tubuh. Hal ini bisa menimbulkan efek samping pada mulut. Kedua, kurang asupan kalsium ketika muda, sehingga gigi mudah keropos dan tanggal saat tua.

Sebab lain karena pengaruh fisiologis. Seiring bertambahnya usia tulang penyangga gigi turun, sehingga kekuatan gigi berkurang. Meski gigi tidak berlubang, lama kelamaan akan goyang lalu copot, apalagi bila kebersihan gigi dan mulut kurang terjaga.

Dampak dari gigi tanggal?

Efeknya banyak. Fungsi utama gigi adalah untuk mengunyah, menghaluskan makanan. Dengan berkurangnya fungsi gigi, otomatis proses pengunyahan terganggu. Pasien merasa terganggu, malas makan, akhirnya kurang nutrisi.

Gigi juga membantu fungsi bicara dan sebagai estetis. Ada tiga jenis gigi: gigi seri, taring dan geraham; masing-masingnya memiliki fungsi yang berbeda. Gigi seri (di depan) penting untuk penampilan dan berbicara. Gigi depan yang hilang, berbicara akan berbeda, terutama yang mengandung huruf ‘s’. Gigi taring untuk merobek, dan geraham untuk mengunyah.

Bila gigi depan hilang, lawan bicara bisa langsung melihat ke dalam mulut kita sehingga terasa tidak nyaman. Kita jadi malas berinteraksi, sehingga memengaruhi kondisi psikis.

Gigi yang hilang sebaiknya segera diganti, walau hanya satu. Gigi saling kontak dengan sebelahnya dan lawan / antagonisnya (gigi di atas atau di bawahnya). Jika gigi tanggal  tidak diganti, gigi sebelahnya akan mencari kontak sehingga jadi miring. Gigi yang menjadi antagonis gigi tanggal pun akan turun. Mengunyah menjadi tidak enak; polanya berubah dan fungsinya terganggu.

Apa manfaat gigi tiruan?

Gigi tiruan tidak hanya untuk estetik, tapi juga untuk kesehatan. Intinya, untuk mengembalikan fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan estetik (penampilan). Gigi tiruan juga menjaga struktur tulang dan gigi. Tulang (penyangga gigi) jadi tidak cepat turun, dan semua fungsi gigi terpelihara.

Bagaimana cara merawat gigi tiruan?

Ada dua jenis gigi tiruan: lepasan dan cekat. Jenis pertama terbuat dari akrilik, harus dilepas di malam hari sebelum tidur, lalu direndam dalam gelas berisi air semalaman. Air tidak boleh panas; boleh hangat kuku.

Gigi tiruan lepasan tidak dipakai saat tidur, dikhawatirkan terjadi peradangan pada rongga mulut. Bila terus dipakai, gusi akan tertutup semalaman sehingga lembab dan bakteri mudah tumbuh. 

Kebersihan gigi tiruan harus dijaga, untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Jangan gunakan sikat gigi dan pasta gigi untuk membersihkan. Pori-pori gigi tiruan lepasan lebih halus sehingga bila disikat, bisa cepat rusak. Bila disikat, gunakan sikat gigi yang lembut.

Bila kebersihan gigi tiruan tidak dijaga, akan cepat rusak dan keropos. Lama-lama sakit sehingga tidak nyaman lagi dikenakan, karena bisa menyebabkan gusi terluka dan timbul iritasi. Perawatan yang salah juga bisa memicu pertumbuhan jamur. Bila ini terjadi, gigi tiruan tidak bisa dipakai lagi, harus buat yang baru.

Secara umum, tidak ada makanan yang dilarang. Hanya, sebaiknya hindari makanan yang terlalu keras. Saat mengunyah sebaiknya di kedua sisi, agar seimbang. Gigi tiruan bisa bertahan 5 tahun bila dirawat dengan baik.

Apa yang perlu diperhatikan sebelum memasang gigi tiruan?

Semua masalah yang ada pada gigi dan mulut harus diperbaiki dulu. Misalnya, gigi-gigi sisa atau gigi yang sudah membusuk dibersihkan. Lubang pada gigi ditambal, karang gigi dibersihkan.

Bila ada kelainan pada akar gigi atau pada jaringan penyangga gigi, harus dilakukan perawatan. Bila kondisi gigi dan mulut sudah benar-benar sehat, baru bisa dibuat / dipasang gigi tiruan.

Di dalam gigi busuk banyak bakteri, yang bisa menimbulkan peradangan pada gusi. Pada gigi tiruan lepasan, ada kawat untuk mencengkeram; kawat ini tidak bisa dikaitkan pada gigi yang rusak.

Bila ingin memasang gigi cekat yang berupa implan, pasien tidak boleh merokok. Setelah ditanam, implan akan menyatu dengan tulang, disebut osteointegrasi. Kalau merokok, osteointegrasi tidak bisa terjadi.

Kesehatan itu segala-galanya, tidak bisa dibeli dengan apa pun. Dengan kesehatan gigi yang baik, kualitas hidup akan meningkat. Kualitas hidup meningkat, akan bertambah nilai-nilai dan arti kehidupan buat kita. (nid)