Apa yang Menyebabkan Kembung dan Perut Penuh Gas? | OTC Digest
kembung_gas_IBS

Apa yang Menyebabkan Kembung dan Perut Penuh Gas?

Vincent Ho, Western Sydney University

Celana Anda pas saat Anda memakainya pada pagi hari. Tapi datang sore hari, mereka ketat tidak nyaman–dan Anda bahkan tidak makan berlebihan saat makan siang. Terdengar biasa?

Sekitar satu dari enam orang tanpa masalah kesehatan dan tiga dari empat orang dengan sindrom iritasi usus besar (IBS) melaporkan punya masalah kembung. Faktanya, bagi penderita IBS dan sembelit, kembung adalah gejala yang paling menyusahkan bagi mereka.

Kembung, tentu saja, merupakan perasaan tekanan perut yang meningkat, biasanya terkait dengan gas. Kembung dapat (bisa juga tidak) disertai dengan pembesaran pinggang yang tampak (dikenal sebagai distensi abdomen).

Tapi bertolak belakang dengan kepercayaan umum, perut kembung dan distensi abdomen bukan disebabkan oleh produksi gas yang berlebihan di usus.

Apa yang menyebabkan kembung?

Gas dalam usus bagian atas dapat berasal dari udara yang tertelan, reaksi kimia (dari penetralan asam dan alkali) yang dipicu oleh makanan, dan gas terlarut yang bergerak dari aliran darah ke usus.

Produk makanan yang tidak dapat terserap dengan baik dalam usus kecil dapat berjalan lebih rendah ke usus besar tempat mereka difermentasi oleh bakteri. Proses ini dapat menghasilkan karbon dioksida, hidrogen atau gas metana.

Gas dari usus dapat keluar melalui sendawa atau buang angin, atau dengan diserap ke dalam darah atau dikonsumsi oleh bakteri.

Berapa banyak angin dikatakan normal?

Pada 1991, para peneliti di Inggris melacak kentut yang dihasilkan oleh sepuluh orang relawan sehat. Volume gas yang dikeluarkan dalam sehari bervariasi dari 214 mililiter (pada diet rendah serat) hingga 705 ml (pada diet tinggi serat).

Para peserta melepas angin rata-rata 14 hingga 18 kali per hari, dan sebagian besar terdiri atas karbon dioksida dan hidrogen.

Dalam keadaan puasa, saluran pencernaan yang sehat mengandung sekitar 100 ml gas yang didistribusikan hampir sama di antara enam segmen pencernaan: perut, usus kecil, usus besar, kolon transversa, kolon desendens dan kolon (pelvis) bawah.

Setelah makan, volume gas dalam usus dapat meningkat sekitar 65% dan cenderung terletak di sekitar usus besar panggul.

Saat perut meregang dan usus kecil terstimulasi, aliran gas bertambah cepat dan Anda mungkin merasakan keinginan untuk kentut.

Tapi bagi orang dengan diet tinggi lemak, lemak di dalam usus kecil dapat menunda bagian ini dan membuat Anda mempertahankan gas.

Orang kembung tak hasilkan lebih banyak gas

Sebuah studi pada 1975 membandingkan jumlah gas usus antara orang-orang yang melaporkan mengalami kembung dan mereka yang mengatakan tidak.

Para peneliti memompa gas (inert) melalui tabung langsung ke usus peserta pada aliran yang relatif tinggi 45 ml per menit. Kemudian mereka mengambil gas melalui tabung plastik dari dubur mereka.

Para peneliti tidak menemukan perbedaan dalam tingkat gas yang dikumpulkan antara subjek yang kembung dan sehat.

Penelitian yang lebih baru dengan menggunakan CT scan abdominal menunjukkan bahwa orang yang kembung memiliki volume gas usus yang sama dengan mereka yang tidak merasa kembung.

Demikian juga, meski orang dengan IBS mengalami lebih banyak perut kembung, mereka tidak menghasilkan lebih banyak gas dalam usus daripada orang lain.

Ini membuat kami percaya bahwa volume gas dalam usus itu sendiri bukan mekanisme utama untuk kembung.

Saat gas terperangkap dalam tubuh

Kebanyakan orang menoleransi gas usus dengan sangat baik karena mereka dapat mendorong dan mengevakuasi gas dengan sangat efisien. Akibatnya, hanya sejumlah kecil gas yang tersisa di dalam usus pada waktu tertentu.

Dalam sebuah penelitian, para peneliti memompa lebih dari 1,4 liter gas dalam dua jam ke dalam usus kecil partisipan sehat. Ini hanya menyebabkan perubahan kecil pada lingkar pinggang: tidak lebih dari 4 mm.

Di sisi lain, orang dengan kondisi perut seperti IBS atau dispepsia fungsional (gangguan pencernaan), menunjukkan gangguan transit gas - dengan kata lain, gas tersebut akhirnya terperangkap di berbagai bagian usus dan tidak dapat bergerak dengan mudah.

Studi menunjukkan orang dengan gangguan pencernaan di perut cenderung mempertahankan proporsi yang relatif besar dari gas yang dipompa ke usus kecil. Mereka bahkan mungkin memiliki peningkatan yang signifikan dalam lingkar pinggang tanpa ada gas yang dipompa masuk.

Kerusakan ini dikonfirmasi dalam sebuah penelitian yang membandingkan 20 peserta dengan IBS dengan kelompok terkontrol yang terdiri dari 20 peserta sehat. Semua gas yang diterima dipompa langsung ke usus tengah-kecil.

Sekitar 90% dari peserta yang memiliki IBS mempertahankan gas dalam usus mereka dibandingkan dengan hanya 20% dari subjek terkontrol. Para peneliti menemukan distensi perut secara langsung berkorelasi dengan retensi gas.

Beberapa orang juga memiliki masalah dalam mengevakuasi gas ini atau kentut. Orang-orang dengan IBS dan sembelit kronis, misalnya, mungkin mengalami kesulitan untuk bersantai dan membuka otot sfingter anal mereka untuk melepaskan kentut.

Hal ini dapat menyebabkan retensi gas usus dan gejala kembung, sakit perut dan distensi perut.

Rasa sakit tanpa terlihat buncit

Meski merasa sangat kembung, beberapa orang memiliki sedikit atau bahkan tidak sama sekali mengalami distensi perut mereka.

Penelitian di antara orang-orang dengan IBS menunjukkan rasa sakit dan ketidaknyamanan ini mungkin disebabkan oleh sensitivitas yang meningkat di usus ketika bagian perut meregang.

Bahkan, sebuah penelitian menemukan bahwa mereka yang kembung saja merasakan lebih banyak sakit perut daripada mereka yang memiliki gejala kembung dan distensi perut.

Jika Anda peka terhadap peregangan ini, tidak dapat memindahkan gas ke seluruh usus Anda, dan tidak bisa menghilangkannya, Anda cenderung merasa kembung dan sakit, dengan atau tanpa tanda visual.

Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Ariza Muthia.

The Conversation

Vincent Ho, Senior Lecturer and clinical academic gastroenterologist, Western Sydney University

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

________________________________

Ilustrasi: Woman photo created by freepik - www.freepik.com