Apa Itu Glutamin, Bahan Bakar Usus | OTC Digest

Apa Itu Glutamin, Bahan Bakar Usus

Tubuh yang kurang gizi akan kurus, demikian pula dengan usus. Usus kurang nutrisi akan atropi atau menyusut.

Menurut Prof. Dr. Agus Firmansyah, SpA(K), usus beda dengan organ lain seperti ginjal, jantung atau paru-paru yang cukup makan hanya dari sirkulasi darah. Di usus halus, sirkulasi darah hanya mensuplai nutrisi 55% dan 30% saat sampai ke usus besar.”

Bakteri baik (probiotik) di usus, juga berfungsi untuk mencerna serat pangan yang masuk ke usus besar (kolon) menjadi asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid / SCFA). Sementara di usus halus, terdapat enzim yang mencerna protein menjadi glutamin (salah satu asam amino protein).

Protein hewani lebih bagus dibanding nabati, karena asam amino dalam protein nabati kurang lengkap. Bukan berarti tahu, tempe (sumber protein nabati) tidak bagus. Di Jepang, natto (kacang kedelai yang difermentasi dengan bakteri  Bacillus subtilis var. natto) menjadi menu sarapan harian anak-anak, agar mereka sehat.

“Tanpa asam lemak rantai pendek dan glutamin, usus menjadi kurus,” kata Prof. Agus.

Glutamin

Glutamin selain sebagai “bahan bakar” untuk usus halus, berperan meningkatkan kesehatan saluran cerna dengan cara mengatur pembelahan sel lapisan usus. Juga menyediakan energi untuk sel endotel, yang melapisi pembuluh darah.

Glutamin dikenal sebagai asam amino pembentuk otot. Itu sebabnya suplementasi glutamin pada orang dewasa banyak digunakan oleh mereka yang ingin memperbesar otot.

Sumber alami glutamin yakni daging merah dan unggas, seafood, produk susu, jeroan dan telur. Sayuran bayam, parsley, kol, buah bit  dan kacang-kacangan juga mengandung glutamin, walau tidak sebanyak dari sumber hewani. 

Serat

Serat ada yang larut dan tidak larut air, berguna untuk menambah massa feses, memperlambat pengosongan lambung, dan memperlama perjalanan makanan di usus sehingga penyerapan nutrisi lebih optimal. Serat diolah menjadi asam lemak rantai pendek, yang adalah prebiotik atau makanan untuk bakteri baik.

“Anak kecil yang kurang serat dan terlalu banyak susu bisa sembelit, susah BAB (buang air besar) dan bisa BAB berdarah,” papar Prof. Agus. Kondisi ini bisa menyebabkan anak menahan  BAB, dan dalam jangka panjang bisa mengakibatkan wasir (ambeien).

Zinc

Peranan zinc mutlak bagi usus. Cario et al tahun 2000 menjabarkan manfaat zinc bagi tubuh. Zinc digunakan untuk sintesa DNA dan protein (pertambahan DNA), sekaligus memungkinkan sel berkembang biak. Regenerasi enterosit (sel yang berperan dalam proses penyerapan air dan nutrisi pada usus), mengontrol nafsu makan.

Antara usus sehat, diare dan zinc saling berhubungan. Diare berkepanjangan menyebabkan malnutrisi, sistem imun menurun hingga sel lambat diperbaiki. Hal ini membuat episode diare dalam setahun bertambah, zinc lambat dicerna (terjadi defisiensi zinc), sel dan DNA lambat diproduksi (usus lambat diperbaiki); akhirnya kembali lagi ke malnutrisi.

Sumber alami zinc adalah protein, hewani maupun nabati (seafood, daging merah, ayam, kacang-kacangan, coklat dan jamur). (jie)

Baca juga : Bagaimana Probiotik Cegah Usus Menyusut