5 Cara Menurunkan Detak Jantung | OTC Digest

5 Cara Menurunkan Detak Jantung

Aritmia, kususnya detak jantung yang terlalu cepat (takikardi) berisiko menyebabkan gagal jantung, stroke, bahkan kematian. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan detak jantung.

MENARI (meraba nadi sendiri) sangat disarankan untuk mendeteksi kelainan detak/irama jantung. “Dilakukan minimal sekali sehari, di pagi hari setelah bangun tidur dan sebelum beraktivitas,” papar dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP (K), FIHA, Ketua Indonesian Heart Rhythm Society, beberapa waktu lalu.

“Sambil meraba kita akan lihat apakah nadi kita teratur atau tidak, harus konstan (berdenyut) dalam waktu yang sama.” Normalnya nadi berdetak antara 60-100 kali/menit. Pada mereka yang biasa berolahraga detak jantung bisa lebih rendah. “Di kisaran 52-54 kali/menit,” tambah dr. Hanafy.

Baca juga : Awas Kelelahan Berkepanjangan Tanda-Tanda Aritmia

Aritmia yang berdampak fatal, sebagian besar disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Lantas bagaimana jika Anda mendapati detak jantung (nadi) terlalu cepat. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menormalkannya dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler.

Lakukan pemeriksaan medis

Disarankan buat mereka yang berusia >40 tahun mulai melakukan pemeriksaan medis rutin setahun sekali. Usia < 40 tahun biasanya tergolong risiko rendah, namun tetap disarankan melakukan check up rutin, minimal per 2 tahun, terutama jika ada riwayat keluarga menderita sakit jantung/stroke di usia < 55 tahun. Sangat disarankan memiliki alat pemeriksaan kolesterol, tensi atau gula darah mandiri.

Berhenti merokok

Mengutip dari laman theguardian.com, lebih dari sepertiga jenis penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh kombinasi rokok, hipertensi, alkohol, kolesterol tinggi dan obesitas. Sebab lain adalah malas bergerak, diet rendah buah dan sayur.

Berhenti merokok menjadi langkah besar menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler (serangan jantung & stroke); juga menormalkan detak jantung.

Turunkan tekanan darah

Tensi ideal adalah antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg, dan dianggap tinggi jika >140/90 mmHg. Tekanan darah bisa meningkat pada usia tua, mereka yang gemuk, malas bergerak, minum alkohol berlebih atau menyenangi makanan asin.

Disarankan mengonsumsi makanan tinggi serat, mengurangi garam dan kafein, turunkan berat badan dan kurangi konsumsi alkohol untuk menurunkan tekanan darah.

Olahraga rutin          

Dua setengah jam dalam seminggu melakukan olahraga intensitas sedang (tubuh berkeringat tapi masih bisa berbicara dengan normal) akan memangkas risiko penyakit kardiovaskuler. Jumlah waktu tersebut dapat dibagi menjadi 3-4 kali sesi olahraga dalam seminggu.

Baca juga : Agar Jantung Prima Hingga Akhir Hayat

Turunkan kolesterol jahat, naikkan kolesterol baik

Kolesterol adalah lemak yang berasal dari makanan  - misalnya daging dan produk susu – yang diproduksi hati. Kolesterol jahat (low-density lipoprotein / LDL) akan mengendap di pembuluh darah dan berisiko menumpuk, menyumbat pembuluh darah. Sementara kolesterol baik (high-density lipoprotein / HDL) adalah yang bertugas mengangkut LDL.

Untuk menurunkkan LDL  dan menaikkan HDL, disarankan untuk olahraga rutin, menerapkan diet rendah kolesterol, seperti hindari makanan berlemak dan digoreng, perbanyak makanan berserat tinggi, ikan, konsumsi kacang-kacangan, dll. (jie)