Waspadai, Obesitas Sebabkan Sel Lemak Sakit | OTC Digest

Waspadai, Obesitas Sebabkan Sel Lemak Sakit

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, lebih 1 milyar orang di dunia mengalami overweight, dan 300 juta mengalami obesitas; ditandai dengan body mass index ≥30 kg/m2.  Obesitas akan menyebabkan gangguan metabolisme seperti resistensi insulin yang jika tidak dikoreksi menyebabkan diabetes melitus tipe 2.

Hal lain yang bisa terjadi adalah disfungsi endotel. Ini adalah sel pelapis pembuluh darah yang salah satu fungsinya mengatur antipenggumpalan darah. Akibatnya terajadi pembentukan plak di pembuluh darah (aterosklerosis) yang berisiko memicu serangan jantung / stroke.

Menurut Drs. Andi Wijaya Ph.D, MBA, pendiri Klinik Prodia, “Pada penderita obesitas terjadi keadaan sel lemak sakit /meradang (adiposophaty). Kondisi ini menyebabkan pembentukan sel lemak baru tidak terjadi. Akibatnya, seluruh metabolisme terganggu.”

Sel lemak yang sakit, dapat menjadi lebih besar. Padahal sel lemak adalah sumber hormon leptin, yang menstimulasi otak untuk memerintahkan tubuh makan lebih sedikit dan untuk membakar lamak.

Makin banyak lemak di tubuh dan makin banyak leptin yang dilepaskan, otak menjadi error terhadap sinyal leptin (disebut leptin resistance).

Banyaknya sel lemak juga berhubungan dengan pelepasan asam lemak. Terjadi efek bola salju; makin banyak konsentrasi asam lemak dalam darah, membuat sel lemak terganggu /sakit.

Adiposopathy memicu pelepasan faktor penyebab peradangan (inflammatory factor) yang tidak normal. kondisi ini menyebabkan 3 hal. Pertama, abnormalitas metabolisme glukosa. Peradangan sel lemak meningkatkan kadar asam lemak di darah yang tertinggal di otot, lever dan pankreas. Terjadi resistensi insulin dan turunnya pelepasan insulin oleh pankreas. Resistensi insulin berarti insulin tidak mampu mengubah glukosa menjadi energi.

Kedua, terjadi hipertensi. Yakni meningkatnya aktivitas meniralocorticoid (hormon yang mempengaruhi keseimbangan air dan garam di tubuh). Ketiga, mengganggu kolesterol darah dengan menurunkan level kolesterol baik (HDL).

Menurut Andi Wijaya, tatalaksana obesitas tidak cukup dengan penurunan berat badan. Sel lemak yang sakit perlu disembuhkan, sehingga, “Biar obesitas, tapi tetap sehat. Obesitas yang tidak insulin resistence, tidak menyebabkan penyakit sindrom metabolik.”

Leptin dan adiponectin

Penelitian menunjukkan, hormon leptin dan adiponectin dapat membantu penggunaan, penyimpanan lemak dan membuat sel lemak sehat. Untuk meningkatkan sensitivitas leptin pada orang obesitas, para ahli merekomendasikan tidur cukup dan diet tinggi antioksidan. Seperti, makan buah beri, buah, sayuran hijau dan merah.

Adiponectin bermanfaat untuk memecah asam lemak di jaringan otot,  menyebabkan sensitivitas insulin meningkat. Juga bertindak sebagai antiperadangan pada dinding arteri dan jaringan lemak, serta membantu memanfaatkan asam lemak bukan sebatas disimpan.

Racun akan berkurang dan metabolik sindrom bisa dicegah. Penurunan berat badan dapat meningkatkan leptin dan adiponectin. (jie)